Kini di era MEA 2015 war for talent antar organisasi telah menjadi kenyataan di depan mata kita. Kebutuhan unit kerja, organisasi dan kepesatan peningkatan perusahaan tidak diiringi ketersediaan penawaran profesional yang sepadan. Hal ini mengakibatkan perang talenta memanas hingga ke level tertinggi. Persaingan perekrutan dan pembajakan talenta profesional bahkan menghadirkan praktik perang talenta di luar batas logika akal sehat. The demands for talent for exceeds supply. Manajemen talenta, tak pelak merupakan salah satu isu prioritas yang paling membuat pusing para eksekutif puncak dewasa ini

Senin, 23 Juni 2014

Bagaimana cara Manajemen Memenangkan Talent War?


Tantangan manajemen saat ini adalah memenangkan perang talenta (talent war). Perang talenta adalah situasi ketika perusahaan-perusahaan saling berlomba-lomba mengalahkan pesaing mereka dalam rangka memperoleh talenta terbaik yang ada di pasar tenaga kerja. Kemampuan memenangkan perang talenta berpengaruh pada kemampuan memenangkan pasar. Ini menimbulkan tuntutan bagi perusahaan agar lebih mumpuni dalam melakukan proses penyeleksian talenta dan lebih terampil mengembangkan talenta. Perusahaan juga dituntut lebih baik lagi dalam memotivasi dan memelihara talenta-talenta terbaik yang ada di perusahaan.
Pemimpin yang ideal berarti seorang pemimpin minimal memiliki komitmen, kemampuan dan motivasi untuk menggerakkan dan menyelesaikan perubahan secara terus menerus.
Individu alpha merupakan individu yang mampu menyeimbangkan kemampuan soft skill dan hard skill yang tinggi. Soft skill tidak hanya pada kemampuan menghadapi tekanan-tekanan, melainkan juga cukup luwes dalam berkomunikasi dan beradaptasi dengan perubahan lingkungan. Hard skill tidak terbatas pada kecerdasan intelektualnya saja, melainkan keinginan untuk membangun kompetensi. Dengan kata lain individu alpha memiliki kadar change (extraversion, agreeableness, conscientiousness, neuroticism dan openness) yang tinggi. Keunggulan merupakan priviledge (hak istimewa) yang hanya dimiliki sedikit orang. Populasi individu alpha rata-rata hanya berjumlah sekitar 20% (Kasali, 2008:271).
Metode pengembangan bagi individu alpha adalah dari resources, integration, culture change dan environment. Resources berarti perekrutan Sumber Daya Manusia (SDM) berbasis individu alpha.




ELEMEN-ELEMEN DNA INDIVIDU ALPHA DAN
KONTRIBUSINYA TERHADAP PERUBAHAN


Unsur DNA
Kontribusi terhadap Perubahan
Berorientasi pada kinerja visi dan misi


Percaya diri




Bertanggung Jawab



Believing is Seeing




Persitensi dan
Determinsasi


Kompetitif dan
Agresif.


Tidak mudah tertekan dalam menghadapi
konflik.

Terbuka dan Tegas.




Bold, Cerdas dan
inovatif
·  Memobilisasi energi untuk perubahan
·  Menginspirasikan orang lain untuk bergerak bersama dalam perubahan.

·  Berani memimpin alam keadaan sulit
·  Menstimulasi budaya bicara terbuka
·  Mendorong orang lain dan organisasi menuju perubahan dan kinerja.

·  Menerima resiko kegagalan sebagai proses belajar
·  Mengarahkan tim dan rekan sekerja untuk berorientasi pada hasil.

·  Optimis meskipun sekelilingnya pesimis
·  Orientasi masa depan
·  Mempercepat internalisasi nilai-nilai baru.

·  Menyukai tantangan-tantangan
·  Mengatasi hambatan
·  Berani tidak populer untuk mencapai hasil.

·  Memiliki keinginan besar untuk berhasil
·  Mendorong tim dan rekan sekerja untuk meraih hasil.

·  Menghargai perbedaan
·  Menyukai perdebatan untuk mencapai konsesus.

·  Berorientasi pada solusi
·  Memiliki orisinalitas
·  Membuka hubungan yang terbuka dengan sekeliling.

·  Memberi variasi keragaman bagi sekeliling
·  Menemukan pintu-pintu setiap kali menghadapi tembok kesulitan
·  Mampu melihat lebih jauh daripada sekelilingnya.
Sumber: Diolah dari Ludeman dan Erlandson dalam Kasali (2008:272)

          Di era  war of talent seperti sekarang, individu alpha tidak lagi dapat diperoleh begitu saja. Setiap persahaan harus berkompetisi dengan perusahaan lain untuk mendapatkan individu alpha sesuai kebutuhannya. Integration berarti mengintegrasikan individu alpha kedalam sebuah sistem, prosedur nilai-nilai dan langkah-langkah perubahan yang sedang terjadi dalam perusahaan. Individu alpha merupakan esensi dari kepemimpinan masa depan dan sesuai dengan sifat pengembangan kepemimpinan, mereka tidak terlahir begitu saja, melainkan harus di cloning dan dibentuk. Culture change berarti menciptakan budaya korporat yang sesuai sehingga perusahaan dapat menjadi tempat yang ideal bagi individu alpha untuk berkarya dan menjadi agen-agen perubahan. Environment berarti menciptakan lingkungan kerja yang ideal bagi individu alpha. Lingkungan kerja sering kali dianggap sebagai sesuatu yang remeh atau hanya dianggap sebagai perbaikan fisik seperti furniture dan cat tembok saja.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar