Kini di era MEA 2015 war for talent antar organisasi telah menjadi kenyataan di depan mata kita. Kebutuhan unit kerja, organisasi dan kepesatan peningkatan perusahaan tidak diiringi ketersediaan penawaran profesional yang sepadan. Hal ini mengakibatkan perang talenta memanas hingga ke level tertinggi. Persaingan perekrutan dan pembajakan talenta profesional bahkan menghadirkan praktik perang talenta di luar batas logika akal sehat. The demands for talent for exceeds supply. Manajemen talenta, tak pelak merupakan salah satu isu prioritas yang paling membuat pusing para eksekutif puncak dewasa ini

Senin, 16 Juni 2014

Bagaimana Mengembangkan SDM dengan Pola yang Baik


   

      Pengembangan SDM dimulai dari tahap pertama, identifikasi kebutuhan pengembangan. Bagian HR sejatinya hendak menggali proses pengembangan apa yang paling cocok bagi individu tertentu. Dalam proses ini kita melakukan asesmen mengenai strenghts dan areas for development dari tiap individu (karyawan). Asesmen dapat dilakukan dengan melalui pola assessment center atau juga melalui observasi dan evaluasi dari atasan masing-masing (cara ini lebih praktis dibanding harus menggunakan assessment center).


Dari hasil asesmen tersebut kita kemudian bisa merumuskan program pengembangan apa yang cocok bagi karyawan yang bersangkutan. Sebaiknya perumusan program pengembangan hasil asesmen ini tidak hanya didasarkan pada kelemahan karyawan, namun justru harus lebih bertumpu pada kekuatan yang dimiliki oleh karyawan tersebut (pendekatan semacam ini disebut sebagai strenght-based development). Menurut riset, pendekatan semacam ini lebih efektif dibanding pendekatan yang bertumpu pada kelemahan individu.
Jenis program atau proses pengembangan yang disusun juga tidak harus berupa pelatihan di kelas. Ada banyak alternatif program pengembangan lain seperti:
  1. mentoring (karyawan yang dianggap senior dan memiliki keahlian khusus menjadi mentor bagi sejumlah karyawan lainnya)
  2. project/special assignment (penugasan khusus untuk menambah job exposure)
  3. job enrichmnet (memperkaya bobot pekerjaan)
  4. On-the-job training

Tahap berikutnya adalah monitoring dan evaluasi pelaksanaan program pengembangan yang telah disusun. Dalam fase ini, setiap progres pelaksanaan program dimonitor efektivitasnya dan kemudian pada akhir program dievaluasi dampaknya terhadap peningkatan kinerja karyawan yang bersangkutan dan juga pada kinerja bisnis.
          Serangkaian tahapan di atas—mulai dari fase identifikasi, fase penyusunan program pengembangan dan fase monitoring/evaluasi—sebaiknya dibakukan dalam mekanisme yang sistematis dan terstandar. Sebaiknya disusun juga buku panduan lengkap untuk melakukan serangkaian proses di atas, disertai tools yang diperlukan. Dengan demikian, setiap manajer atau karyawan paham akan apa yang wajib dilakukan. Pengelola dari departemen SDM yang bertugas khusus untuk memastikan bahwa serangkaian proses di atas dapat dilakukan dengan benar dan tertib. Pola inilah yang wajib dilakukan jika perusahaan di tempat Anda bekerja benar-benar ingin mendayagunakan potensi setiap SDM-nya secara optimal.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar