Kini di era MEA 2015 war for talent antar organisasi telah menjadi kenyataan di depan mata kita. Kebutuhan unit kerja, organisasi dan kepesatan peningkatan perusahaan tidak diiringi ketersediaan penawaran profesional yang sepadan. Hal ini mengakibatkan perang talenta memanas hingga ke level tertinggi. Persaingan perekrutan dan pembajakan talenta profesional bahkan menghadirkan praktik perang talenta di luar batas logika akal sehat. The demands for talent for exceeds supply. Manajemen talenta, tak pelak merupakan salah satu isu prioritas yang paling membuat pusing para eksekutif puncak dewasa ini

Selasa, 05 Agustus 2014

Hindari 6 Pembunuh Karir Kita

Apapun yang Kita harapkan dari karir Kita, yang pasti merujuk pada perkembangan, kemajuan dan peningkatan ke arah yang lebih baik dan menjanjikan. Sambil terus melakukan upaya-upaya yang mendukung terpenuhinya harapan-harapan tersebut, Kita juga perlu mengenali faktor-faktor penghambatnya. Dengan mengenalinya sejak dini, akan akan terhindar dari kemungkinan kegagalan yang tidak Kita perhitungkan. Setidaknya ada 6 "dosa" yang harus kita hindari di tempat kerja. Kalau tidak, 6 hal itu tidak hanya akan menjadi perintang melainkan bahkan juga akan membunuh karir kita.

1. Bangga
Keberhasilan demi keberhasilan di tempat kerja membuat Kita merasa luar biasa sehingga cenderung mengecilkan fakta bahwa itu semua tak lepas dari dukungan atau pun asistensi orang-orang di sekitar Kita dan khususnya mereka yang berada di bawah Kita. Kita pun menjadi seorang yang egosentris, dam lambat-laun --mungkin tanpa Kita sadari- mulai meremehkan dukungan orang lain. Kebanggaan pada diri yang berlebihan akan mematikan semangat tim yang hakikatnya dibangun dari bawah dan bisa mempercepat laju karir seseorang. Merasa diri adalah bagian dari kesatuan sebuah tim, akan memberi sukses yang berjangka panjang.

2. Iri Hati
Penghargaan kepada individu diberikan oleh perusahaan berdasarkan prestasi yang dicapai oleh yang bersangkutan. Tapi, Kita selalu mempertanyakan, "Apa dia pantas mendapatkannya?" dan lalu merasa, "Saya lebih pantas." Perasaan seperti itu bisa merusak dan menjauhkan Kita dari kemampuan untuk fokus pada tugas dan tanggung jawab yang ada di tangan Kita sendiri. Menjadi orang yang selalu mencemburui orang lain di tempat kerja bisa menyabotase harga diri Kita. Dan, harga diri adalah karakteristik penting dari setiap pekerja atau pun eksekutif yang sukses. Daripada iri hati, lebih baik saling bergandeng tangan bahu-membahu, dan itu bisa memotivasi kerja menuju sukses.

3. Marah
Kemarahan perlu dikontrol. Marah tidak memberi keuntungan apapun di tempat kerja. Tak seorang pun akan terbantu kalau Kita marah. Sebaliknya, marah hanya akan merusak reputasi dan citra Kita di mata teman, atasan maupun bawahan. Boleh saja Kita tidak setuju dengan orang lain, dan berusaha untuk melindungi kepentingan Kita akan sebuah pekerjaan atau proyek yang sedang Kita tangani. Dan bagus kalau Kita merasa passionate pada tugas Kita. Namun pelajarilah bagaimana menyalurkan emosi-emosi itu dalam aksi-aksi yang akan menguntungkan Kita di mata orang lain, khususnya tentu di mata atasan. Seorang yang mudah marah jarang sekali mendapatkan promosi kenaikan jabatan karena dinilai akan sulit menginspirasi atau memotivasi orang lain.

4. Berpikir pendek
Selalu ingin "lebih" dan "segera" adalah hasrat yang mendasari setiap usaha untuk mencapai tujuan-tujuan karir. Namun, menyalurkan hasrat itu secara ekstrim, misalnya dengan "menghalalkan segala cara" akan merugikan diri sendiri. Kita jadi kehilangan arah dan kehidupan Kita menjadi tidak seimbang. Jalan menuju sukses menghendaki pendekatan jangka panjang dalam semua aspek pekerjaan. Fokus pada kecepatan dan capaian-capaian jangka pendek hanya baik untuk sesaat, dan ketika dihadapkan pada hal-hal di tahap berikutnya, Kita tidak siap.

5. Mudah puas
Pada sisi lain, mudah puas dan kemalasan tidak memiliki tempat di dunia kerja. Setelah berhasil mencapai satu tahap lalu berhenti dan berharap capaian itu bisa mengantarkan ke sukses berikutnya dalam perjalanan karir adalah mustahil. Lebih-lebih dalam iklim kompetitif dewasa ini, hanya mereka yang terus berproses dan menindaklanjuti pertumbuhannya, dan senantiasai memperbarui kontribusinya yang akan sukses.

6. Ketidakseimbangan

Sejumlah orang bergerak naik terlalu cepat dalam jenjang jabatan perusahaan tapi kemudian berakhir dengan kegagalan. Segala yang berlebihan dan tidak wajar tidaklah bagus --khususnya jika Kita tidak siap dengan tantangannya. Penting untuk memastikan bahwa Kita tidak hanya siap secara profesional untuk mengambil tantangan yang lebih besar, tapi juga kehidupan personal juga mesti disiapkan untuk tuntutan-tuntutan baru tersebut. Mencapai sukses karir sebaiknya tidak mengesampingkan keseimbangan hidup, dan hasrat profesional yang "salah tempat" bisa menciptakan masalah di kemudian hari.

3 komentar:

  1. salah satu dari "6 dosa yang harus kita hindari di tempat kerja", yaitu poin ke tiga, pernah terjadi pada saya. di tempat saya bekerja, saya harus menghadapi berbagai customer dengan sifat yang berbeda-beda. ada kalanya saya menemui customer yang bersikap kasar. walaupun saya dapat menahan rasa marah saya, namun hal itu justru membuat semangat saya down dan mood menjadi jelek. apa yang harus saya lakukan agar hal itu tidak terjadi lagi ke depannya?

    BalasHapus
  2. Jeany, menanggapi point ke tiga, kita perlu berpikir positif dan berterima kasih / bersyukur bahwa kita ada kesempatan untuk bertemu dengan berbagai macam tingkah laku customer, justru disitulah kita belajar dan berlatif mengantisipasi situasi yang tidak kita kehendaki. semakin lama jam terbang anda mengalami hal itu, nanti anda tahu bagaimana cara yang paling efektif untuk menghadapi mereka. kedua, anda perlu baca buku mengenai Emotional Quotient (EQ) dan biasanya ppada lampiran dari buku ada cara latihan untuk meningkatkan EQ kita. ketiga, jangan pernah membalas perilaku kasar dengan kekasaran lagi. saya yakin suatu saat nanti anda akan lulus dari proses pembelajaran ini.

    BalasHapus
    Balasan
    1. terima kasih atas saran dan solusi yang bapak berikan,saya akan berusaha melatih diri untuk bisa mengendalikan emosi saya menjadi hal yang lebih positif dan bisa menghadapi emosi customer.

      Hapus