Kini di era MEA 2015 war for talent antar organisasi telah menjadi kenyataan di depan mata kita. Kebutuhan unit kerja, organisasi dan kepesatan peningkatan perusahaan tidak diiringi ketersediaan penawaran profesional yang sepadan. Hal ini mengakibatkan perang talenta memanas hingga ke level tertinggi. Persaingan perekrutan dan pembajakan talenta profesional bahkan menghadirkan praktik perang talenta di luar batas logika akal sehat. The demands for talent for exceeds supply. Manajemen talenta, tak pelak merupakan salah satu isu prioritas yang paling membuat pusing para eksekutif puncak dewasa ini

Minggu, 17 Agustus 2014

The Guest House

[Rumah Singgah]
This being human is a guest house.
[manusia adalah rumah singgah]
Every morning a new arrival.
[setiap pagi adalah kedatangan baru]
A joy, a depression, a meanness,
[kesenangan, depresi, kekejaman]
some momentary awareness comes
[beberapa ketakutan sesaat datang]
as an unexpected visitor.
[sebagai tamu yang tak diundang]
Welcome and entertain them all!
[sambutlah dan hibur mereka semua]
Even if they are a crowd of sorrows,
[bahkan jika mereka adalah sekumpulan duka cita]
who violently sweep your house
[yang secara kasar menyapu rumahmu]
empty of its furniture,
[mengosongkan perabotannya]
still, treat each guest honorably.
[tetaplah, perlakukan setiap tamu dengan terhormat]
He may be clearing you out
[ mungkin dia sedang memperjelas buat kamu]
for some new delight.
[untuk suatu kegembiraan baru]
The dark thought, the shame, the malice.
[pikiran gelap, memalukan, kedengkian]
meet them at the door laughing and invite them in.
[temui mereka pada pintu tertawa dan undanglah mereka masuk]
Be grateful for whatever comes.
[berterimakasihlah  pada apa yang datang]
because each has been sent
[karena semua telah dikirimkan]
as a guide from beyond.
 [sebagai petunjuk/panduan dari yang diatas]

-- Jelaluddin Rumi,
translation by Coleman Barks


Tidak ada komentar:

Posting Komentar