Kini di era MEA 2015 war for talent antar organisasi telah menjadi kenyataan di depan mata kita. Kebutuhan unit kerja, organisasi dan kepesatan peningkatan perusahaan tidak diiringi ketersediaan penawaran profesional yang sepadan. Hal ini mengakibatkan perang talenta memanas hingga ke level tertinggi. Persaingan perekrutan dan pembajakan talenta profesional bahkan menghadirkan praktik perang talenta di luar batas logika akal sehat. The demands for talent for exceeds supply. Manajemen talenta, tak pelak merupakan salah satu isu prioritas yang paling membuat pusing para eksekutif puncak dewasa ini

Rabu, 25 Juni 2014

Once again about S I F A T

Bahaudin menjelaskan, Ciri-ciri perilaku yang harus dimiliki setiap leader agar memenuhi syarat untuk dapat memiliki Brainware Leadership Mastery yaitu kemampuan membangun Rasa Percaya dan Rasa Hormat Timbal Balik adalah dia harus tampil dalam perilaku yang merupakan bagian dari perilakunya sehari-hari (embodied) yang sudah menjadi sifat atau ciri-ciri/karakter pribadinya yaitu:
(1) Sidiq (wise, honest and fair) bijaksana, sabar, jujur dan mampu berlaku adil.
(2) Amanah (trustworthy) dapat diandalkan untuk memegang janjinya dan tidak menyalahgunakan kepercayaan yang diperolehnya apalagi berkhianat terhadap orang  yang memberikan kepercayaan padanya.
(3) Istiqomah (consistence and persistence) berpegang teguh pada cita-cita dan tujuan sesuai dengan prinsip dan nilai-nilai yang diyakini yang menggambarkan kuatnya konsistensi dan persistensi.
(4) Fathomah (competent/ knowledable, skillful and profesional) memiliki wawasan yang luas dan ilmu yang cukup baik explicit maupun tacit knowledge sesuai dengan amanat, peran, tugas tanggung jawab dan tantangan yang dihadapinya.
(5) Tabliq (smart communication and influencing) mampu berkomunikasi dengan baik dan meyakinkan.


Individual self Mastery yang membuat karyawan memiliki karakter seperti ini hanya dapat dimiliki oleh orang yang memiliki kecerdasan spiritual, kecerdasan emosional dan kecerdasan intelektual yang tinggi. Proses membangun lima sifat unggul atau karakter unggul ini terbagi dua yaitu tiga sifat yang merupakan kompetensi dari sisi lunak dan dua sifat merupakan kompetensi dari sisi keras berupa explicit dan tacit knowledge (managerial skills) yang semuanya tampil dalam perilaku secara konsisten. Tiga sifat yang menyangkut kompetensi sisi lunak adalah berupa tampilan perilaku yang menunjukkan dirinya sebagai orang yang Sidiq (wise and fair), Amanah (trustworthy) dan Istiqomah (consistence and Persistence). Sedangkan dua sifat yang merupakan produk dari aspek keras yaitu fathonah (competent, knowledgeable, skillful and profesional) dan Tablig (effective and convincing brain to brain communication). Bila dikaji lebih dalam Tablig menjadi efektif karena diwarnai oleh tiga kompetensi dari sisi lunak tersebut. Dengan meningkatkan kualitas pada hard skill dan soft skill maka kesenjangan yang ada diantara das sein (exciting condition dari otak 1 dan watak 2) dengan das Sollen (expecting condition dari otak 1 dan watak 2) menjadi hilang.
Yang dimaksud dengan authentic atau otentik adalah suatu kondisi atau kualitas dari otentisitas yaitu sesuatu yang dapat dipercaya atau gambaran asli dari sesuatu yaitu suatu gambaran apa adanya. Bila menyangkut orang maka orang ini tampil apa adanya sebagaimana dirinya. Dia tampil sebagaimana dirinya yang sesungguhnya tanpa harus direkayasa dengan kepura-puraan agar dia disukai, dipuji atau bentuk penghargaan lainnya oleh lingkungannya.

Prinsip-Prinsip Penguasaan Diri Sendiri
Prinsip-Prinsip penguasaan diri sendiri adalah: mampu membangun Rasa Percaya dan Rasa Hormat Timbal Balik, hal ini harus tampil dalam perilaku yang merupakan bagian dari perilakunya sehari-hari (embodied) yang sudah menjadi sifat atau ciri-ciri/karakter pribadinya yaitu:
(1) Sidiq
(2) Amanah
(3) Istiqomah
(4) Fathomah
(5) Tablig
Individual Self Mastery yang membuat karyawan memiliki karakter ini hanya dapat dimiliki oleh orang yang memiliki kecerdasan spiritual (SQ), kecerdasan emosional (EQ) dan kecerdasan intelektual (IQ) yang tinggi.

Elemen-elemen Dalam Penguasaan Diri Sendiri
      Martani Huseini dalam Bahaudin (2007:328) mengatakan bahwa pada dasarnya ada dua kemampuan yang dapat dibangun oleh manusia. Pertama membangun watak yaitu membangun manusia yang memiliki jati diri (berwatak) yang merupakan proses membangun sisi lunaknya sebagai manusia (the soft side). Kedua adalah membangun otak yaitu membangun kompetensi manajerialnya sebagai leader, yaitu sisi kerasnya (the hard side). Hasil akhir yang akan dicapai dari tahap ini adalah dimilikinya pola pikir dan perilaku yang menyatu dalam dirinya (embodied) berupa lima perilaku yang menggambarkan jati dirinya sebagai manusia unggul melalui lima sifatnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar