Kini di era MEA 2015 war for talent antar organisasi telah menjadi kenyataan di depan mata kita. Kebutuhan unit kerja, organisasi dan kepesatan peningkatan perusahaan tidak diiringi ketersediaan penawaran profesional yang sepadan. Hal ini mengakibatkan perang talenta memanas hingga ke level tertinggi. Persaingan perekrutan dan pembajakan talenta profesional bahkan menghadirkan praktik perang talenta di luar batas logika akal sehat. The demands for talent for exceeds supply. Manajemen talenta, tak pelak merupakan salah satu isu prioritas yang paling membuat pusing para eksekutif puncak dewasa ini

Selasa, 24 Juni 2014

Prinsip-Prinsip Leader’s Self Mastery

Prinsip-prinsip dibelakang seorang leader’s self mastery sebenarnya adalah konsep fundamental yang esensial ketika membangun profesionalisme, sosial, interpersonal dan hubungan spiritual. Prinsip pertama ditekankan pada kesadaran dari bagaimana kita mendefinisikan kesuksesan. Dalam personal mastery, bersamaan dengan komponen pusat dari emotional mastery, perubahan internal saat ini sebenarnya adalah lebih penting dari pada apa yang sudah terjadi di masa lampau. Self mastery juga didasari pada bagaimana kita mendefinisikan dan mengerti realitas kita sendiri. Apa yang kita percaya mengenai hidup kita saat ini, mengenai diri kita dan orang lain.  Self mastery adalah pusat bagaimana pemimpin berpikir dan apa yang pemimpin percaya dan pada tingkat kesadaan dari pemikiran dan dampak pada bagaimana perasaan pemimpin dan bahkan lebih penting lagi bagaimana pemikiran pemimpin dan perasaan pemimpin bersama orang lain (Mahari;2010).
Prinsip-prinsip dari Self Mastery:
  1. Buat sasaran untuk kita dan mulai bertindak untuk mendapatkannya.
  2. Terbuka untuk belajar bagaimana membuat kesepakatan yang efektif dalam keadaan situasi sulit dan menantang.
  3. Identifikasi perilaku positif dan perasaan serta validasi sendiri
  4. Tantang pikiran kita dengan melihat bukti obyektif untuk melawan dengan apa yang kita percaya.
  5. Biarkan pergi pikiran negatif yang dapat membuat kita merasa marah atau benci dengan orang lain.
  6. Kembangkan dan pelihara pikiran ingin tahu, perilaku berterima kasih dan bersyukur.
  7. Belajar bertanya pertanyaan-pertanyaan kemahiran diri kita yang akan membantu kita untuk mengerti kita lebih baik.

Hal yang penting lainnya adalah perlunya meluangkan waktu dan tenaga untuk hal-hal yang dapat pemimpin awasi (control). Kita perlu fokus pada hal  yang ingin kita rubah dan jangan mencoba untuk merubah atau membenarkan orang lain. Prinsip  lain dari self mastery adalah mengerti dengan apa yang terjadi pada hidup pemimpin yang berdasarkan pada pilihan pemimpin. Menerima tanggung jawab diri adalah jalan membuat perubahan kedepan dalam hidup pemimpin. Keputusan mengenai hidup pemimpin perlu dibuat oleh pemimpin sendiri dalam kesadaran. Pada jalan yang proaktif bukan pada jalan yang reaktif.
Secara keseluruhan, seseorang yang aktif menggunakan proses self mastery akan dapat menjadi kesadaran diri lebih meningkat, rasa menerima diri dan tangung jawab diri. Pusat dari proses penggunaan self mastery adalah pribadi akan menyadari bahwa mereka adalah bagian dari gambaran yang lebih besar dalam kehidupan yang terhubung dengan kemanusiaan.

Elemen-elemen Dalam Leader’s Self Mastery
Menurut Drucker dalam Matondang, (2008;19) para pemimpin bangsa abad 21 haruslah memiliki minimal 3 bidang kemampuan atau kompetensi yaitu:
1.   Kompetensi pribadi (personal mastery) yang terdiri dari;
Memiliki integritas tinggi (jujur, loyal, beriman)
Memiliki visi yang jelas
Intelegensia tinggi (minimal pendidikan S1)
Kreatif dan inovatif
Tidak mudah merasa puas
Fleksibel dan memiliki kematangan jiwa
Sehat jasmani dan rohani
Memiliki wibawa dan kharismatik
Mempunyai idealisme dan cinta tanah air
2.   Kompetensi kepemimpinan (leadership mastery) yang terdiri dari;
Memiliki keterampilan berkomunikasi
Memiliki kemampuan memotivasi orang lain
Memiliki kemampuan membuat keputusan yang cepat dan tepat
Memiliki kemampuan untuk mempengaruhi orang lain
Memiliki kemampuan untuk mengelola konflik
Memiliki kemampuan berorganisasi
Memiliki kemampuan memimpin tim kerja
Memiliki kemampuan untuk mengendalikan stress
3.   Kompetensi (organizational mastery) yang terdiri dari;
Mampu mengembangkan organisasi
Memiliki keterampilan operasional
Memiliki kesadaran biaya yang tinggi (costconsciouseness)
Memiliki kemampuan manajemen stratejik
Memahami aspek makro dan mikro ekonomi
Mampu meraih peluang (entrepreneur thinking)
Mampu mengadakan pengkaderan generasi penerus

Seorang pemimpin yang baik dan bermutu haruslah memiliki kredibilias yang tinggi. Ciri-ciri kredibilitas yang tinggi dan baik ini dapat digolongkan ke dalam 5C yaitu:
C1 Conviction (Dicerminkan dalam bentuk keyakinan dan komitmen)
C2 Character (Dicerminkan dalam bentuk kejujuran, integritas, kepercayaan dan konsistensi)
C3 Courage (Diwujudkan dalam keberanian, kemauan dan semangat)
C4 Composure (Dicerminkan dalam ketenangan batin, reaksi yang tepat dan konsiste dalam situasi kritis)
C5 Competence (Wujud dari keahlian dan profesionalitas tinggi)
Kelima ciri-ciri tersebut secara bersama-sana akan mewujudkan kredibilitas seorang pemimpin, Drucker.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar