Kini di era MEA 2015 war for talent antar organisasi telah menjadi kenyataan di depan mata kita. Kebutuhan unit kerja, organisasi dan kepesatan peningkatan perusahaan tidak diiringi ketersediaan penawaran profesional yang sepadan. Hal ini mengakibatkan perang talenta memanas hingga ke level tertinggi. Persaingan perekrutan dan pembajakan talenta profesional bahkan menghadirkan praktik perang talenta di luar batas logika akal sehat. The demands for talent for exceeds supply. Manajemen talenta, tak pelak merupakan salah satu isu prioritas yang paling membuat pusing para eksekutif puncak dewasa ini

Jumat, 27 Juni 2014

S I F A T

Shidiq (kompetensi sisi lunak)
Shidiq berarti memiliki kejujuran dan selalu melandaskan ucapan, keyakinan, serta perbuatan berdasarkan ajaran islam. Shidiq melahirkan sifat amanat dan tanggung jawab.
“Orang yang bijaksana ialah yang menundukkan nafsunya dan beramal untuk bekal sesudah mati. Dan orang-orang yang dungu ialah mereka yang menuruti hawa nafsunya dan berangan-angan kosong terhadap Allah. Beramalah hai Fathimah karena aku tidak berguna sedikitpun bagimu terhadap Allah.” Al-Hadits.

Hadits ini menjelaskan bahwa iman itu harus dibuktikan dengan shidiq ( kebenaran ) pada tiga tempat :
1. Pada hatinya harus tersimpan kebenaran dan kejujuran, keikhlasan menjadi motivasi seluruh perbuatan yang hanya karena Allah semata-mata.
2.  Lisannya pun mengungkapkan iman dan kebenaran yang ada dalam hatinya sehingga apa yang diucapkan selalu benar, jujur dan besih dari segala yang kotor, keji dan dusta.
3.    Perbuatan adalah cermin dalam jiwanya. Jika iman dan kejujuran hatinya itu memang murni dan benar ( shidiq ) maka akan dan harus nampak benar, kejujuran imannya itu melahirkan kebajikan-kebajikan yang selalu mengalir secara produktif dari dirinya.


Istiqomah (kompetensi sisi lunak)
Istiqomah artinya konsisten dalam iman dalam nilai-nilai yang baik meskipun menghadapi berbagai godaan dan tantangan.
Istiqomah dalam kebaikan ditampilkan dengan keteguhan kesabaran, serta keuletan, sehingga menghasilkan sesuatu yang optimal.
Istiqomah merupakan hasil yang diperoleh dari suatu proses yang dilakukan secara terus menerus.

Fathonah (sisi keras)
Fathonah berarti mengerti, memahami, dan menghayati secara mendalam segala hal yang menjadi tugas dan kewajibannya.
Sifat ini akan menumbuhkan kreatifitas dan kemampuan untuk melakukan inovasi yang bermanfaat.
Kreatif dan inovatif hanya mungking dimiliki ketika seorang selalu berusaha untuk menambah berbagai ilmu pengetahuan, peraturan, dan informasi yang berhubungan dengan pekerjaannya.

Rasulullah SAW adalah orang yang fathonah yaitu orang yang sangat cerdas, bisa berfikir dengan jernih, cepat, efektif, efisien, jitu, dan kreatif. Paling tidak ada empat hal yang harus dimiliki pemimpin masa depan. Pertama, pemimpin yang cerdas dia harus bisa berfikir jauh ke depan.

Amanah (kompetensi sisi lunak)
Pada hakikatnya segala yang diperbuat manusia, tidak ada satupun yang lepas dari pertanggungjawaban, termasuk kerja di perusahaan atau instansi. Maka dengan meyakini kerja itu suatu amanah yang harus dipertanggungjawabkan, maka seorang karyawan atau pegawai atau guru, akan mampu bekerja dengan tuntas (total solution). Karena hakikatnya seseorang tidak hanya mempertanggungjawabkan kerjanya kepada atasannya saja, tetapi juga mempertanggungjawabkan kerjanya kepada Allah Yang Maha Mengetahui.

كُلُّكُمْ رَاعٍ وَكُلُّكُمْ مَسْئُوْلٌ عَنْ رَعِيَّتِهِ

“Kamu semua adalah pemimpin, dan akan dimintai pertanggungjawaban atas kepemimpinannya.” (Muttfaq alaih).
Dan Muhammad  adalah contoh seorang karyawan/ pebisnis
yang amanah,
yang jujur,
yang transparan,
sekaligus bertanggung jawab, yaitu pada saat beliau menjadi karyawannya Siti Khodijah, jauh sebelum beliau diangkat menjadi Nabi dan Rasul.
Sehingga perniagaannya atau bisnisnya sukses luar biasa karena sifat amanahnya. Dan tidak heran beliau mendapat gelar dari masyarakat dengan gelar “Al-Amin”.

Tabligh (sisi keras)
Apabila sifat tabligh dapat diaplikasikan ke dalam kehidupan bermasyarakat dan berorganisasi, maka segala aktivitas yang cenderung negatif dapat terkontrol. Karena setiap individu akan berusaha untuk saling mengingatkan dan menyerukan pada kebaikan.
Sebagai seorang karyawan, seyogyanya wajib saling mengingatkan dan menyerukan kepada rekan sekerja, atasan maupun bawahan agar selalu berusaha melaksanakan pekerjaan sesuai dengan aturan atau prosedur yang berlaku.
Karyawan yang baik harus mau dan mampu mengatakan bahwa yang benar adalah benar dan yang salah adalah salah.
Seorang karyawan harus yang mengedepankan sifat tabligh, akan selalu berusaha menjaga hubungan manusiawi yang harmonis dalam lingkup kerjanya maupun di lingkungan sekitarnya. Komunikasi yang baik akan selalu dibangun dalam rangka menyeru pada kebaikan, keramahtamahan, tidak memandang rendah orang lain dan selalu berupaya menghargai orang lain harus di kedepankan, dengan tujuan persuasi, agar orang lain tersebut dapat diajak kearah kebaikan.
Penguasaan akan keterampilan berkomunikasi sangat penting, sehingga orang yang diajak atau diseru dapat menerima dan merespons dengan senang hati.

Ciri-ciri seorang karyawan dengan sifat tablig adalah:
Mampu berkomunikasi efektif.
Lebih banyak mendengar omongan orang-orang yang dipimpinnya.
Bahasa komunikasinya bisa dimengerti oleh orang-orang yang dipimpinnya.
Mudah dihubungi dan juga mudah untuk dekat siapapun.
Ramah tamah, selalu respek terhadap orang-orang yang dipimpinnya, Mempunyai perimbangan yang bijak serta selalu bersahabat kepada setiap orang.
Sifat tabligh dalam memimpin juga menuntut untuk selalu berusaha memahami keinginan orang-orang yang dipimpinnya serta mengetahui kebutuhan orang-orang yang dipimpinnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar