Kini di era MEA 2015 war for talent antar organisasi telah menjadi kenyataan di depan mata kita. Kebutuhan unit kerja, organisasi dan kepesatan peningkatan perusahaan tidak diiringi ketersediaan penawaran profesional yang sepadan. Hal ini mengakibatkan perang talenta memanas hingga ke level tertinggi. Persaingan perekrutan dan pembajakan talenta profesional bahkan menghadirkan praktik perang talenta di luar batas logika akal sehat. The demands for talent for exceeds supply. Manajemen talenta, tak pelak merupakan salah satu isu prioritas yang paling membuat pusing para eksekutif puncak dewasa ini

Senin, 14 Juli 2014

Apakah Anda jenis seorang Pemimpin yang Sederhana dan Berkemauan Keras?



















Collins (2001:40) membagi lima jenjang kapabilitas yang menggambarkan kualitas individual dalam oganisasi/perusahaan di mana jenjang tertinggi adalah Eksekutif Jenjang Kelima (Level 5 Executive). Seseorang yang berada pada jenjang kelima ini adalah orang yang memiliki kapabilitas tertinggi. Kapabilitas ini adalah kapabilitas untuk membangun perusahaan/organisasinya tidak sekedar baik tetapi hebat untuk jangka waktu yang panjang melalui perpaduan yang bertentangan yaitu pribadi yang tidak merasa bangga atas apa yang telah dicapainya dan tekadnya sebagai profesional. Pada jenjang ini semua kapabilitas pada jenjang-kenjang di bawahnya telah dimiliki dan menyatu serta menjadi perilakunya (mastery). Dengan demikian seorang pemimpin yang berada pada jenjang kelima ini adalah orang yang sederhana dengan kemauan yang kuat (modest and Willful), rendah hati dan berani dalam arti memiliki determinasi yang kuat dalam menentukan sikap atau keputusan dan tampil agresif dalam menyelesaikan persoalan bila memang dibutuhkan demi dan untuk kepentingan organisasi yang dipimpinnya (humble and Fearless).
Istilah tingkat 5 merujuk pada tingkat paling tinggi dalam hierarki kemampuan eksekutif. Pemimpin tingkat 5 adalah studi dalam dualitas: sederhana dan kemauan keras, rendah hati dan tidak mengenal takut. Semua perusahaan baik –menjadi hebat mempunyai kepemimpinan tingkat 5 pada saat transisi.

Hal ini hanya dapat dilakukan oleh orang-orang yang memiliki modal spiritual yang tinggi atau berada dalam jenjang kedelapan dari kelompok motivasi tingkat tinggi yaitu motivasi pencerahan (Skala Motivasi Marshall 2005:78). Karenanya dia akan menjadi orang yang memiliki dorongan diri yang sangat kuat dan tidak bisa dicegah untuk melakukan berbagai langkah yang diperlukan untuk mencapai berbagai tujuan organisasi.
Tuntutan kapabilitas seorang pemimpin untuk dapat membuat organisasi yang dipimpinnya menjadi organisasi yang hebat sebagaimana dijelaskan sebagai eksekutif jenjang kelima adalah sesuai dengan tuntutan yang dihadapi perusahaan saat ini dari aspek hubungan kerja dengan karyawan dan lingkungannya.
Skala Motivasi Ian Marshall diambil dari piramida kebutuhan Maslow, tetapi dengan memperluas enam motivasi asli dari Maslow menjadi enam belas, yakni delapan positif dan delapan negatif. Motivasi-motivasi ini disusun dalam suatu hieraarki dari -8 ke +8 dan punya sifat unik yang membuat deret negatif dan deret positif saling mencerminkan.
Dalam penelitian Melissa Koehle, RN, BN, MEd, Drew Bird, MA, Christine Bonney, BEd, MA. (2008) dengan Judul The Role of Personal Mastery in Clinical Practice: How Personal Leadership Can Transform the Workplace disimpulkan bahwa dampak yang sangat besar dari perubahan budaya adalah melalui pengembangan personal mastery dan personal leadership untuk setiap karyawan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar