"You are free to choose, but the choice you make today will determine
what you will have, be and do in the tomorrows of your life" Zig
Ziglar.
Hasil survey Stanford Research Institute, Harvard University & Carnegie
Foundation menyimpulkan: Bahwa lima belas persen (15 %) dari alasan mengapa
seseorang berhasil meraih keberhasilan dalam pekerjaan banyak ditentukan oleh
penguasaan pengetahuan dan keterampilan mengenai profesi. Bagaimana yang 85 %?
Delapan puluh lima persen dari mereka yang meraih sukses, banyak ditentukan
oleh pengetahuan dan keterampilan mengenai manusia! Survey yang lain pada 16
(enam belas) jenis industri di Amerika menunjukkan bahwa ternyata prestasi
seseorang tidak ditentukan oleh faktor pendidikan formal apakah seseorang
tersebut sarjana atau bukan sarjana,bukan oleh faktor jenis kelamin apakah
seseorang itu laki-laki atau perempuan, bukan oleh ras apakah mereka itu kulit
putih atau kulit hitam, dan juga bukan oleh umur apakah diatas 40 tahun atau
dibawah 40 tahun.
Prestasi seseorang ditentukan oleh kepribadiannya. Bahkan disimpulkan juga
bakat yang dibawa sejak lahir hanya berperan sebagai faktor imbuhan saja bagi
prestasi seseorang. Kepribadian dan prestasi ibarat flight-attitude yang
di-install pada cockpit pesawat terbang. Bila flight attitude menunjukkan
kemiringan 45 derajat, maka berarti pesawat miring 45 derajat. Bila kepribadian
seseorang tidak positif, maka prestasi yang bersangkutan tidak akan sukses, walau
faktor pendukung kesuksesan yang lain dimilikinya. Oleh sebab itu apabila
seseorang ingin sukses, tidak ada jalan lain kecuali menimba terus ilmu dan
pengetahuan agar wawasannya luas, bekerja terus menerus agar memperoleh
pengalaman dan mempertajam keterampilan, berpola pikir dan berpola tindak
positif untuk makin menampilkan kepribadian yang positif. Tiga faktor ini yaitu
"knowledge, skill and behaviour" oleh Dale Carnegie disebut sebagai
faktor keberhasilan seseorang (The Triangle of Success).
KNOWLEDGE
Perjalanan jaman senantiasa diikuti dengan perkembangan ilmu pengetahuan.
Bagi manusia yang terlahir pada jamannya dituntut setidak-tidaknya mengetahui
apa yang terjadi dan sedang berkembang, kemudian menyesuaikan diri dengan
perkembangan ilmu pengetahuan tersebut dengan sikap yang adaptatif walau harus
melakukan perubahan yang memerlukan pengorbanan. Dalam konteks bekerja dan
pekerjaan misalnya, penerapan teknologi yang modern sebagai hasil perkembangan
ilmu pengetahuan yang pesat mau tidak mau harus diterima dengan baik, sebab
kalau kita tidak melakukannya, bukan hanya ketinggalan dengan yang lain, tetapi
bahkan mungkin kita akan terlindas dengan perubahan/kemajuan yang sedang
berlangsung. "Make change an ally!" Jadikan perubahan itu sahabat anda.
Sebab alergi dengan perubahan, kita akan mandeg.
Dalam pergerakannya, ada satu hal yang tidak pernah berubah, yaitu bahwa
jaman akan menawarkan kepada kita berbagai kesempatan terus menerus. Tinggal
terserahlah kepada kita akan menyambut kesempatan tersebut dan menangkap atau
membiarkannya berlalu. Yang jelas kesempatan yang sama tidak akan datang lebih
dari satu kali, hilang diambil oleh yang lain atau lenyap tertelan waktu. Siap
atau tidak siap salah satu keberhasilannya tergantung penguasaan kita terhadap
ilmu kita yang kita miliki. Sebab menangkap kesempatan harus berbekal ilmu
pengetahuan. Semakin luas ilmu kita semakin cakap kita mengambil kesempatan.
Hanya orang yang membekali dirinya dengan ilmu pengetahuan yang banyak mampu
menangkap berbagai peluang dan kesempatan.
SKILL
Keterampilan pada akhirnya akan dicapai seseorang apabila mereka
melakukannya dalam praktek. Penguasaan ilmu pengetahuan saja tidaklah cukup
untuk bisa disebut sebagai terampil apalagi ahli. Dengan praktek seseorang akan
menemui berbagai pengalaman yang sangat variatif, berbagai persoalan dan
bagaimana menyelesaikan persoalan tersebut. Ini membuat penguasaan terhadap
fungsi pekerjaan yang menjadi tanggung jawabnya semakin tajam. Berbekal ilmu
pengetahuan ditambah pengalaman, seseorang akan mudah menemukan esensi dari
ilmu pengetahuan tersebut, yang akan berpengaruh kepada keberhasilan dalam
pengeterapannya. Solusi-solusi terhadap masalah bisa dipermudah sebab esensinya
dikuasai. Untuk rakyatnya yang diharapkan bisa mandiri dan tidak tergantung
kepada negara lain / kapitalis, Mahatma Gandhi menghimbau agar rakyatnya
mempraktekkan ilmu pengetahuan yang sudah dimilikinya untuk melakukan produksi
untuk memenuhi kebutuhan rakyatnya.. Beliau mengibaratkan betapa tinggi praktek
itu dengan perumpamaan bahwa satu ons praktik nilainya sama dengan satu ton
ilmu pengetahuan. Maksudnya adalah dengan praktik, seseorang akan mendapatkan
banyak manfaat dan ilmu yang lebih detail dan mendalam, sebab betul-betul
dirasakannya dan dipahaminya.
BEHAVIOUR
Dipengaruhi oleh karakter yang terbawa sejak lahir, serta lingkungan
kehidupan sehari-hari, seseorang akan tampil dengan ciri khusus yang mengemuka
sebagai behavior dalam bentuk pola pikir dan pola tindaknya. Tampilan ini
secara umum disebut sebagai kepribadian atau personality yang dalam awal
tulisan disebut mempengaruhi pencapaian prestasi seseorang dengan dominan. Ada
yang beranggapan kepribadian adalah pembawaan yang merupakan keturunan dari
orang tua, atau yang tak bisa dirobah. Seorang sarjana, James William, menyatakan
bahwa kepribadian seseorang ibarat bawang merah, yang apabila dikupas kulitnya,
akan diketemukan kulit yang lain, begitu berkali-kali. Artinya kepribadian
sebagai potensi sesungguhnya sangat banyak dimiliki oleh seseorang. Namun tidak
nampak. Yang nampak atau ditampilkan sekarang ini adalah sebagian saja dari
kepribadian yang dimilikinya. Hakekat dari pengibaratan ini adalah bahwa
kepribadian itu bisa dikembangkan. "Attitude is learned, not
inherited." Bisa dipelajari, bukan bawaan keturunan.
SELF DEVELOPMENT
Dengan berbekal ilmu pengetahuan (Knowledge), keterampilan (Skill) dan
kepribadian (attitude & behaviour) yang dimilikinya, seseorang akan
berhasil dalam pekerjaannya dan berprestasi tinggi. Namun itu tentunya tidak
cukup. Perjalanan zaman membuat pula "social environment" berkembang.
Oleh sebab itu prestasi pun harus berkembang dari waktu ke waktu sehingga
seseorang senantiasa dalam posisi "kini lebih baik". Ibarat
perjalanan, prestasi berawal dengan pertanyaan untuk diri sendiri ; siapa saya,
dimana saya, hendak kemana saya, bagaimana caranya agar sampai kesana.
SIAPA SAYA?
Alangkah sulitnya seseorang yang ingin berkembang tetapi tidak mengenal
dirinya sendiri. Untuk itu jurnal kehidupan senantiasa harus diikuti, neraca
kehidupan senantiasa harus dibuat. Dengan introspeksi, dengan retrospeksi.
Seberapa luas ilmu pengetahuan kita miliki? Seberapa terampilkah kita bekerja?
Sepositif apakah kepribadian kita? Pengenalan diri sendiri dan kesadaran akan
kekuatan serta kelemahan sendiri merupakan modal utama seseorang untuk bisa
melakukan pengembangan diri. Tidak pula bisa dianggap sepele adalah pengenalan
seseorang dari atau oleh orang lain yang harus dimanfaatkan sebagai 'feed-back'
bagi koreksi akan hal-hal yang tidak baik pada diri kita.
DIMANA SAYA?
Seseorang hidup di tengah-tengah masyarakat, tidak terlepas dari interaksi
antar berbagai aspek kepentingan baik manusia yang memiliki kepribadian
berbeda-beda., dengan teman sekerja, lembaga / perusahaan dimana kita bekerja,
masyarakat, bahkan sistem kerja yang saling interaksi secara global. Seseorang
selalu berada di tengah-tengah berbagai faktor yang mempengaruhi
keberhasilannya. Oleh sebab itu dimana letak posisi seseorang dalam interaksi
organisasi, apa statusnya, harus disadari sebagai awal pijak perjalanan
prestasi yang panjang.
HENDAK KEMANA SAYA?
Tujuan hidup hendaklah jelas. Clear Goal in Life kata sebagian orang.
Bekerja sebagai usaha mewujudkan tujuan hidup haruslah jelas juga.Buat apa kita
bekerja? Puaskah kita dengan kondisi sekarang? Atau kita ingin berkembang?
Kemana kita akan menuju? Menentukan tujuan dengan jelas merupakan motivasi yang
akan menggerakkan kita. Seberapa kuat (strength) kita, apa saja kelemahan
(weakness) kita. Apabila sudah kita ketahui, dinamika interaksi sosial banyak menawarkan
peluang (opportunities). Bahwa kita bisa menggapai kesempatan, adalah
tergantung kesiapan kita. Adakah itu? Di samping itu harus diwaspadai pula
bahwa di dalam berbagai kesempatan, ada juga ancaman -ancaman (threats) yang
bisa membuat tujuan kita gagal.
BAGAIMANA CARANYA?
Dibumbuhi oleh semangat (enthusiasm), seseorang harus mencapai prestasinya.
Untuk itu dalam pelaksanaannya haruslah berbahasa prestasi, bermotif prestasi
(achievement motive orieented). Pada diri seseorang, motif prestasi bisa dikembangkan.
Kebiasaan mengetahui apa yang dilakukan, senantiasa ingin mencapai hal yang
lebih baik dari waktu sebelumnya, membandingkan antara hasil dan resiko-resiko,
akan membawa seseorang kepada peningkatan motif prestasi yang semakin tinggi.
Akhirnya secara naluriah pada diri seseorang akan terbentuk jiwa yang selalu
ingin berprestasi. Seiring perjalanan hidupnya, tampillah suatu sosok jati diri
yang mencerminkan kepribadian yang positif,yang bisa filling-nya mempercepat
pemilihan antara kegiatan yang berguna bagi prestasinya dengan yang tidak. Dan
kata tanya yang tepat untuk ini adalah di dalam kita berkegiatan atau bekerja,
selalu ada pertanyaan kepada diri sendiri kenapa tidak yang terbaik yang aku
lakukan?
PRESTASI, TERMINAL DARI TUJUAN
Individu adalah bagian dari institusi. Apabila individu-individu
berkembang, berkembang pulalah institusi, demikian sebaliknya. Dan apabila
institusi berkembang, celah dan kesempatan semakin banyak, yang bisa kita
tangkap semakin banyak pula kemungkinannya. Secara umum,
"performance" kita akan saling terkait dengan performance institusi
dimana kita bekerja. Oleh sebab itu bagi yang memahami alur pemikiran ini tak
ada pilihan kecuali mengejar prestasi dengan bekerja sebaik-baiknya, sebab
jalan kearah pencapaian tujuan semakin terbuka.
Pada akhirnya seiring perjalanan umur, sampailah kita di terminal tujuan
hidup kita, di puncak karir dan bolehlah kita menghela nafas panjang sambil
berucap: "Alhamdulillah, aku menjadi sebaik-baik diriku. Alhamdulillah
tidak sia-sia hidupku,".
Sumber:
Majalah Human Capital No. 13, Tunggul Tranggono
Tidak ada komentar:
Posting Komentar