Kini di era MEA 2015 war for talent antar organisasi telah menjadi kenyataan di depan mata kita. Kebutuhan unit kerja, organisasi dan kepesatan peningkatan perusahaan tidak diiringi ketersediaan penawaran profesional yang sepadan. Hal ini mengakibatkan perang talenta memanas hingga ke level tertinggi. Persaingan perekrutan dan pembajakan talenta profesional bahkan menghadirkan praktik perang talenta di luar batas logika akal sehat. The demands for talent for exceeds supply. Manajemen talenta, tak pelak merupakan salah satu isu prioritas yang paling membuat pusing para eksekutif puncak dewasa ini

Jumat, 06 Februari 2015

PERBESAR LINGKARAN PROAKTIF

Orang-orang proaktif memfokuskan dirinya untuk memperluas Lingkaran Proaktif mereka. Mereka mengerjakan hal-hal yang mereka dapat maksimal kerjakan. Energi mereka positif, dan semakin lama semakin luas dan besar.

Sebaliknya orang-orang reaktif memfokuskan dirinya pada Lingkaran Reaktif. Mereka berfokus pada kelemahan, kekurangan dan keadaan yang tidak dapat mereka kendalikan. Selalu menyalahkan dan menuduh orang lain dan keadaan, serta memposisikan dirinya menjadi korban. Sebenarnya, Lingkaran Reaktif ini dapat mereka transformasikan juga menjadi Lingkaran Proaktif dengan mengubah metode pengaruh dan komunikasi mereka terhadap impuls-impuls yang berasal dari Lingkaran Reaktif.


Akan tetapi, tentu saja tetap ada Lingkaran Realitas, yaitu hal-hal tertentu yang tidak dapat kita kendalikan. Untuk Lingkaran Realitas ini tetap ada tanggung jawab penting yang harus kita lakukan, yaitu tersenyum, menerimanya secara ikhlas dan belajar hidup bersamanya, walau kita tidak menyukainya. Dengan cara ini, kita tidak memberi kekuasaan kepada hal-hal yang tidak dapat kita kendalikan ini untuk melebur ke dalam Lingkaran Reaktif dan mengendalikan kita. Lingkaran Realitas mengajarkan kita untuk dapat memahami makna sejati dari arti kata “bersyukur”.

“Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti kami akan menambah (nikmat) kepadamu dan jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka sesungguhnya adzabku sangat pedih.”

( QS. Ibrahim : 7 )
KESIMPULAN

“Belajarlah memahami hal-hal yang dapat diubah, ubahlah hal-hal yang dapat diubah, bersyukurlah atas hal-hal yang tak dapat diubah.”

Tidak ada komentar:

Posting Komentar