Orang-orang
proaktif memfokuskan dirinya untuk memperluas Lingkaran Proaktif mereka. Mereka
mengerjakan hal-hal yang mereka dapat maksimal kerjakan. Energi mereka positif,
dan semakin lama semakin luas dan besar.
Sebaliknya
orang-orang reaktif memfokuskan dirinya pada Lingkaran Reaktif. Mereka berfokus
pada kelemahan, kekurangan dan keadaan yang tidak dapat mereka kendalikan.
Selalu menyalahkan dan menuduh orang lain dan keadaan, serta memposisikan
dirinya menjadi korban. Sebenarnya, Lingkaran Reaktif ini dapat mereka
transformasikan juga menjadi Lingkaran Proaktif dengan mengubah metode pengaruh
dan komunikasi mereka terhadap impuls-impuls yang berasal dari Lingkaran
Reaktif.
Akan
tetapi, tentu saja tetap ada Lingkaran Realitas, yaitu hal-hal tertentu yang
tidak dapat kita kendalikan. Untuk Lingkaran Realitas ini tetap ada tanggung
jawab penting yang harus kita lakukan, yaitu tersenyum, menerimanya secara
ikhlas dan belajar hidup bersamanya, walau kita tidak menyukainya. Dengan cara
ini, kita tidak memberi kekuasaan kepada hal-hal yang tidak dapat kita
kendalikan ini untuk melebur ke dalam Lingkaran Reaktif dan mengendalikan kita.
Lingkaran Realitas mengajarkan kita untuk dapat memahami makna sejati dari arti
kata “bersyukur”.
“Sesungguhnya
jika kamu bersyukur, pasti kami akan menambah (nikmat) kepadamu dan jika kamu
mengingkari (nikmat-Ku), maka sesungguhnya adzabku sangat pedih.”
( QS.
Ibrahim : 7 )
KESIMPULAN
“Belajarlah
memahami hal-hal yang dapat diubah, ubahlah hal-hal yang dapat diubah,
bersyukurlah atas hal-hal yang tak dapat diubah.”
Tidak ada komentar:
Posting Komentar