Masih ingatkah akan
‘passion’ saat memperjuangkan cintamu? Coba terapkan pada personal branding.
Mengapa? Karena cara
membangun dan mempertahankan personal brand seperti mempertahankan relationship
dengan seseorang yang spesial. Sama-sama butuh cinta, gairah, usaha, sesuatu
yang special, kepercayaan, kesetiaan, kesabaran, dan ketelatenan. How?
Sudah paham mengenai
pengertian umum personal branding? Atau belum kenal? Coba baca artikel saya
sebelumnya yang berjudul ‘Kenali Personal Branding, Jadilah CEO Bagi Dirimu!’
(klik di sini). Kalau sudah paham, ayo kita pelajari lebih mendalam mengenai
authentic personal branding. Apa tuh? Berikut ini saya coba gambarkan kriteria
Personal Branding ‘Otentik’ yang efektif :
1.Otentik
Bangunlah personal
brand/merek pribadi berdasarkan kepribadianmu sendiri. Kepribadian pribadi yang
kamu cintai. Kita bisa belajar dari mereka yang telah berhasil, tetapi jangan
meniru brandnya, karena bila meniru, kita hanya akan dianggap sebagai pagliat
atau just another ‘someone’..tidak nyaman, bukan? Brand ini harus mencerminkan
karakter, nilai, dan visimu. Misi pribadi dari personal brand ini harus
diselaraskan dengan ambisimu.
Dalam bukunya,
Authentic Personal Branding-A new blueprint for building and aligning a
powerfull leadership brand, 2008, Hubert K. Rampersad menuturkan bahwa
‘membangun merek pribadi yang otentik merupakan perjalanan dan proses evolusi
yang organic.Prosesnya dimulai dari menentukan siapa jati diri anda yang
otentik. Penentuan ini dilakukan berdasarkan mimpi, visi, misi, falsafah hidup,
nilai, peran utama, identitas, pengetahuan diri, dan kepedulian diri anda’
Jadi bukan membuat
merek pribadi dengan mencontoh merek pribadi lain yang tidak merefleksikan diri
sejati kita.
2.Konsisten
Brand yang baik
adalah brand yang konsisten, baik dari jenis produk yang ditawarkan, target
pasarnya dan juga logonya. Coba kita lihat bagaimana brand-brand besar semacam
Levi’s, Nike, Microsoft mampu menguasai pasar dengan kekonsistenannya. Sampai
kapanpun kita langsung mengingat brand-brand itu melalui product dan logonya.
So, kalau diterapkan
dalam personal branding, maka kita memerlukan konsistensi dalam berperilaku.
Konsisten tidaklah mudah, karena kita butuh keberanian untuk ‘setia’ pada
perilaku, karakter, dan spesialisasi kita.
Betapa banyak dari
kita yang banting setir karena tidak tekun dalam bidang yang kita geluti atau
positioning kita, karena dirasa tidak menguntungkan. Padahal mungkin saja
bidang itu bisa menguntungkan kalau kita pandai dan kreatif dalam
mengemasnya.Tetapi kalau kita bergerak di bidang yang kita cintai, saya yakin
kita semua tidak pernah bosan menekuninya.
Bicara tentang logo,
saat tulisan ini dibuat, I’m still tinking about best logo for my brand that
represents my personal brand. Tidak mudah, karena saya harus konsisten dengan
logo ini. Any suggestion?
3.Spesialisasi
Fokuslah pada satu
bidang yang kamu cintai. Konsentrasilah pada satu bakat khusus atau
keterampilan unik saja. Memiliki pengetahuan dan bergerak di banyak bidang
memang sama sekali tidak buruk, tetapi menjadi generalis tanpa ada
keterampilan, kemampuan, atau bakat khusus, akan membuatmu tidak unik, tidak
special, dan tidak berbeda.
4.Otoritas
Yang dimaksud
otoritas adalah ‘terlihat’ sebagai seorang ahli yang dikenal dalam bidang
tertentu dan memiliki bakat yang luar biasa. Tentunya ini harus dibarengi
dengan terus-menerus mengasah bakat dan pengetahuan kita pada bidang yang kita
tuju, sehingga akan tampak sangat berpengalaman, dan dipandang sebagai seorang
pemimpin yang efektif.
Pemimpin? Ya, saya
yakin setiap diri kita bisa menjadi pemimpin untuk komunitas kita, at least
dalam bidang tertentu. Memang tidak semua orang memiliki bakat ini, tetapi bisa
dilatih, bukan?
Saya sendiri pernah
menjadi seorang yang sangat tidak pe de dengan kemampuan saya. Tetapi itu dulu,
di saat saya berada di tempat yang salah, menekuni bidang yang salah, tidak
sesuai dengan talenta saya. Itulah kenapa saya melanjutkan pendidikan ke
jenjang yang lebih tinggi dan lebih fokus pada profesi di mana saya memiliki
passion di bidang itu.
5.Berbeda
Bedakan dirimu
berdasarkan brandmu. Personal brand perlu diekspresikan secara unik dan berbeda
dari pesaing. Personal brand harus didefinisikan dengan jelas sehingga audien
dapat dengan cepat menangkap pesannya.
Dengan personal
brand yang otentik maka karakteristik terkuat, atribut dan nilai-nilai kita
dapat memisahkan kita dari kebanyakan orang. Tanpa semua pembeda ini, kita
hanya akan tampak seperti kebanyakan orang.
6.Relevan
Brand kita harus
memiliki pesan yang terkait dengan sesuatu yang dianggap penting oleh target
audiens kita. Sudah pasti, target audiens rela membayar untuk hal yang dirasa
mereka penting bagi pengembangan dirinya, atau minimal sangat menarik bagi
mereka.
7.Ketergantungan
Di sini, saya coba
contohkan merek besar semacam Sturbuck dan Toyota. Mungkin ada atau bahkan
banyak merek yang memiliki produk lebih unggul dari mereka, tetapi karena brand
ini telah menawarkan ‘sesuatu yang pasti’..maka konsumen akan selalu melirik
brand itu. Sesuatu yang pasti maksudnya adalah nyaris tidak ada konsumen yang
mengeluhkan produknya.
Saya sendiri bukan
penggemar produk sturbuck, saya bukan penggemar kopi, apalagi penggemar negara
asalnya. Tetapi entah kenapa kalau harus
memilih café/kedai kopi selalu hanya Sturbuck yang terpikir?
Coba diterapkan pada
personal branding!
8.Visibilitas
Yang dimaksud
visibilitas adalah pengulangan terus-menerus dan pemaparan jangka panjang.
Artinya, pesan brand harus disiarkan berulang-ulang, terus-menerus, konsisten
sampai tertanam di benak audien. Kita sudah merasakan bagaimana kekuatan iklan
produk di televisi yang disiarkan berulang-ulang, bukan?
Nah, begitu juga
dengan personal branding. Bila kita tidak menyampaikan pesan brand kita secara
berulang, audiens akan mudah melupakan dan tidak membuatnya tergantung pada
diri kita.
9.Persistensi
Personal Brand
membutuhkan waktu untuk tumbuh. Setialah kepada brand itu, jangan menyerah,
yakinlah pada diri sendiri, dan bersabarlah.Jangan pelit pada pengorbanan,
keberanian, dan perencanaan.
10.Goodwill
Personal Brand akan tahan lama bila kita dipandang
secara positif oleh orang lain. Orang hanya ingin berbisnis atau berhubungan
dengan yang mereka percaya.
11.Kinerja
Kinerja adalah elemen paling penting setelah brand
dikenal. Kalau kita tidak melakukan sesuatu untuk brand kita dan tidak
memperbaiki diri secara terus-menerus, personal branding hanya menjadi sesuatu
yang memalukan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar