Kini di era MEA 2015 war for talent antar organisasi telah menjadi kenyataan di depan mata kita. Kebutuhan unit kerja, organisasi dan kepesatan peningkatan perusahaan tidak diiringi ketersediaan penawaran profesional yang sepadan. Hal ini mengakibatkan perang talenta memanas hingga ke level tertinggi. Persaingan perekrutan dan pembajakan talenta profesional bahkan menghadirkan praktik perang talenta di luar batas logika akal sehat. The demands for talent for exceeds supply. Manajemen talenta, tak pelak merupakan salah satu isu prioritas yang paling membuat pusing para eksekutif puncak dewasa ini

Selasa, 23 Juni 2015

Saat Melamar Pekerjaan, Sebaiknya Anda Jangan Mengaku Pengangguran

Biasanya orang yang akan terburu-buru mencari pekerjaan mereka orang-orang yang memang telah lama menganggur. Namun ketika Anda melamar pekerjaan dan Anda mengaku sebagai seorang pengangguran, maka akan membuat Anda sangat sulit untuk diterima bekerja. Dikarenakan seseorang yang menganggur akan dinilai oleh pihak perekrut sebagai seseorang yang memang tidak memiliki kemampuan apapun dalam hal bekerja.
Ada salah satu penelitian yang memang telah menyebutkan ada sudut pandang yang bersifat negatif dari pihak perusahaan jika para pelamar kerja mengaku bahwa dirinya seorang pengangguran. Walaupun hal tersebut memiliki kesan diskriminatif, namun itulah kenyataan yang memang telah terjadi.
Seorang peneliti  yang berasal dari UCLA Anderson School of Management, Geoffrey Ho menyebutkan, “Ya, memang kami telah menemukan beberapa pandangan yang bersifat negatif terhadap mereka yang menganggur, diantara para ahli sumber daya manusia serta di mata hampir seluruh masyarakat.”


Memang pada kenyataannya pihak perusahaan tidak akan bisa menyalahkan dengan mutlak kepada para pencari kerja yang pada awalnya mereka seorang pengangguran. Dikarenakan banyak beberapa faktor yang dapat memberikan pengaruh buruk terhadap hal yang memang sangatlah sensitif tersebut. Tetapi tetap saja, ada beberapa indikasi seseorang yang memang dinilai tidak memiliki kemampuan hanya dikarenakan mereka tidak melakukan apa pun pada waktu sebelumnya.
Melalui pembelajaran ini, beberapa peneliti juga telah melakukan survey yang memang telah melibatkan sekitar 50 ahli pihak sumber daya manusia. Setelah itu, para ahli diberikan beberapa surat lamaran pekerjaan. Diantara surat lamaran tersebut ada beberapa yang menuliskan bahwa pelamar tersebut telah menganggur dalam waktu yang tidaklah sebentar, itu artinya mereka telah menganggur cukup lama. Namun jika dilihat secara keseluruhan, para peneliti dari sumber daya manusia menggolongkan beberapa lamaran kerja tersebut yang digolongkan dalam kelompok pelamar yang ‘menganggur’ serta dalam kelompok pelamar kerja yang ‘tidak menganggur.”
Ho kembali menerangkan, “Sebagian besar dari para ahli sumber daya manusia sangat takut jika mereka mempekerjakan para pelamar kerja yang memang telah lama menganggur. Karena hal tersebut bisa saja dapat memberikan pengaruh yang buruk terhadap kinerja karyawan yang lainnya.”
Ketika perusahaan menolak para pelamar kerja yang memang mereka terlalu lama menganggur, jelas akan membuat tingkat pengangguran di negeri ini semakin banyak dan semakin lama. Nah, jika seperti itu, langkah apa yang sebaiknya harus dilakukan untuk mengubah hal tersebut?

Dengan banyaknya para pengangguran yang ditolak bekerja di sebuah perusahaan, maka Ho memberikan saran kepada mereka para pengangguran yang akan melamar pekerjaan, “Untuk Anda yang saat ini masih belum mendapatkan pekerjaan ada baiknya jika Anda mengisi kekosongan Anda dengan berbagai hal kegiatan. Misalkan dengan magang, menjadi sukarelawan, aktivitas sosial, ataupun hal lainnya. Dan Anda bisa menuliskan aktivitas tersebut di surat lamaran yang Anda buat, dan hal tersebut tidak akan membuat Anda terlihat seperti orang pengangguran. Dan pihak perusahaan pun akan mempertimbangkan untuk menerima Anda,” demikian saran yang telah diberikan oleh Ho.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar