Persahabatan adalah suatu jalinan hubungan baik.
Dalam hidup ini kita kadang merasa bahwa sangat
sulit untuk menemukan seorang yang dapat kita jadikan sahabat.
Hal itu dapat dimaklumi karena untuk dapat
menjalin hubungan baik dengan seseorang ataupun pihak lain sebaiknya kita
terlebih dahulu menjalin hubungan baik dengan diri sendiri.
Hubungan baik dengan diri sendiri sangat erat
kaitannya dengan hubungan kita pada Yang Maha Kuasa.
Hal ini hanya dapat terjadi bila kita telah dapat
menerima diri kita apa adanya…. Yaitu dengan cara bersyukur pada Sang Pencipta
atas segala Karunia dan Kemurahan NYA pada kita termasuk atas keberadaan kita sebagai
sosok yang indah dan istimewa ini.
Mengapa kita Indah dan Istimewa?
Karena keberada`an kita sebagai Istri / Ibu atau
Wanita dewasa merupakan cipta`an terindah, adalah sosok yang penuh
kasih dan pengemban tugas yang istimewa dalam kehidupan ini.
Oleh sebab itu kita harus mampu untuk mewujudkan
keistimewa`an dan keindahan itu menjadi satu kenyata`an.
Dengan cara bersyukur, maka kita dapat melihat
kedalam diri kita dengan lebih positif dan baik. Dengan demikian kita juga dapat
menghargai segala kekurangan dan kelebihan kita… hal ini lambat laun menimbulkan
rasa cinta diri dan percaya diri yang tinggi.
Bagaimana orang lain dapat mencintai dan menghargai
diri kita bila kita sendiri tidak dapat mencintai dan menghargai diri kita yang
merupakan sosok cipta`an terindah dari Yang Maha Kuasa bagi kehidupan ini.
Ingatlah bahwa apa yang kita yakini, itu pula yang
akan terpancar dari diri kita.
Hal-Hal Yang Mengganggu Rasa Cinta Diri dan Rasa Percaya
Diri. Antara lain :
- Tidak bersyukur dengan menilai bahwa diri kita tidak menarik/cantik.
- Menghitung kekurangan2 tanpa berusaha untuk memperbaiki diri.
- Mem-banding2kan diri kita dengan orang lain.
- Menilai/merasa bahwa orang lain lebih beruntung dari kita.
- Mencari/menilai kekurang orang lain.
- Menilai/membicarakan orang lain dengan
sudut pandang yang negatif.
Hal-hal tersebut diatas mempunyai efek yang negatif
pada kita yaitu dapat membuat kita takut dan ragu dalam bergerak. Dan tanpa
kita sadari itu juga merupakan suatu kritik terhadap Sang Pencipta yang telah
memberikan hidup ini.
Hal-Hal Yang Memupuk Rasa Cinta Diri dan Rasa Percaya
Diri.
Antara lain :
- Banyak bersyukur atas segala karunia NYA.
- Menerima segala kekurang diri dengan ikhlas dan menyadari bahwa pemberian Sang Pencipta adalah yang terindah, yang terbaik dan pasti sesuai dan serasi bagi kita.
- Melihat kekurangan kita sebagai sesuatu yang terindah dan menyukainya dengan sepenuh hati.
- Mencari cara untuk mengembangkan diri dengan apa yang telah diberikan NYA.
- Melihat keberhasilan orang lain dengan sudut pandang yang positif.
- Memandang
sesama manusia sederajat dengan kita.
Misalnya :
Bila orang lain dapat melakukan sesuatu,
jangan iri, tetapi sadarlah bahwa keberhasilan yang diperoleh merupakan hasil
keras kerasnya dalam menggunakan karunia dan kesempatan yang diberikan oleh
Yang Maka Kuasa. Jadi bila kita mau memanfaatkan kesempatan yang pernah Tuhan
berikan dengan sungguh2 tentu kitapun dapat
mengembangkan diri dengan baik.
Perlu Diketahui :
Segala pikiran yang positif akan memberikan pengaruh yang positif dan menimbulkan
energi untuk membangun diri.
Sedangkan pikiran yang negatif juga akan menimbulkan
pengaruh negatif pada diri yaitu akan merusak dan mengganggu keberada’an diri. Menjadi
canggung, gelisah, kurang menarik dan tidak bebas bergerak dll.
Setelah kita mempelajari diri kita maka kita akan
lebih mengenal serta lebih mencintai diri kita. Hal mana akan membantu kita
untuk lebih mencintai dan lebih mudah dalam menjalin hubungan dengan keluarga
yang kita kasihi dan juga dengan sesama.
Dibawah ini ada beberapa tabel dan
keterangan akan fungsinya :
Tabel 1 : Untuk meningkatkan rasa Percaya Diri.
Caranya adalah dengan menggali lebih dalam
mengenai kelebihan, kekurangan, kelemahan dan kemampuan serta bagaimana mengembang-kan
dan menjadikannya lebih istimewa.
Sisi
|
Kelemahan
kekurangan
|
Kelebihan
kemampuan
|
tindakan
|
Target
waktu
|
Cita2/
harapan
|
Kesimpulan
|
|
|
|
|
|
|
|
Tabel 2 : Mengenang bentuk fisik dan paras
masing-masing dari masa pacaran hingga kini, juga bagaimana sikap, kemesra`an
ataupun perhatian yang masing-masing tunjukan serta komunikasi antara suami dan
istri dari sudut pandang kita sendiri.
Gunanya : Membantu
mengingatkan kita bahwa betapa diri ini telah berubah dan oleh karenanya kita
perlu meningkatkan kemampuan dan kebesaran hati untuk menerima kenyata`an dan mengembalikannya
menjadi suatu yang indah bagi diri kita dan pasangan kita..
Sisi
|
Masa Pacaran
|
Awal Nikah
|
Sekarang
|
|||
Suami
|
Istri
|
Suami
|
Istri
|
Suami
|
Istri
|
|
|
|
|
|
|
|
|
Tabel 3 : Mengetahui
pandangan / pendapat (diharapkan yang jujur) dari pasangan hidup kita sebagai
acuan bagi kita agar kita lebih bersemangat untuk membangun diri.
Sisi
|
Masa
Pacaran
|
Awal Nikah
|
Sekarang
|
Harapan
|
|
|
|
|
|
Tabel 4 :
Untuk melihat apakah selama ini kita telah menggunakan
waktu yang diberikan oleh Sang Pencipta dengan sebaik-baiknya dan apakah kita
telah memberikan waktu yang cukup bagi diri kita dan orang-orang yang sangat
kita kasihi.
Waktu tidur/Istirahat
|
Bekerja & berdoa
|
Suami
|
Anak
|
Diri sendiri
|
Sosial
|
|
|
|
|
|
|
Bila kita telah menikah, maka fokus hidup dengan
sendirinya adalah keluarga, sebab kita adalah poros dari keluarga.
Dengan tetap memberikan perhatian pada diri sendiri,
kita harus mampu juga memberikan perhatian pada keluarga.
Oleh karena itu sebagai wanita kita harus rajin berdoa
agar mempunyai hati yang damai dan juga kita harus cukup beristirahat agar
kesehatan dan kecantikan tetap terjaga.
Karena tanpa kesehatan dan kedamaian hati kita tidak
dapat memberikan kasih dengan sepenuhnya.
Memang sekarang ini sebagian orang beranggapan bahwa
yang terpenting bukan banyaknya waktu yang diberikan tetapi mutu yang diberikan
dalam berkumpul dan berkomunikasi dengan keluarga.
Masalahnya pepatah tak kenal maka tak sayang itu
nampaknya lebih nyata dalam kehidupan ini.
Apalagi bagi anak-anak yang masih membutuhkan belaian
dan tatapan penuh kasih dari seorang ibu. Dan perlu diketahui bahwa tidak ada
waktu yang baku
sampai kapan mereka membutuhkan belaian dan tatapan kasih dari kita, karena
nyatanya, suami kita yang jauh lebih tua saja masih membutuhkan hal tersebut.
Itulah keistimewa`an dari kita kaum Ibu….
Hanya dengan tatapan dan ketenangan yang kita berikan…
kita dapat merubah dunia ini menjadi damai dan bahagia.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar