Pertanyaan simple, berapa lama waktu tidur
Anda semalam? Apakah hanya 2 sampai 5 jam atau mengikuti saran dokter yang
merekomendasikan untuk tidur selama 8 jam? Mungkin banyak dari Anda yang tidur
kurang dari 8 jam dengan alasan yang beragam. Berdasarkan studi yang dilakukan
olehAssociated Professional Sleep Societies pada tahun 2012, warga Asian-Amerika hanya tidur selama 6.9 jam setiap
malamnya. Hal
tersebut ternyata terjadi oleh warga Amerika lainnya, yang hanya tidur selama
6.8 jam dalam semalam. Secara regional, negara di Asia, seperti Jepang hanya tidur selama 7 jam
setiap hari kerja. Hal tersebut menyebabkan Jepang menduduki rangking terbawah dalam
survei yang pesertanya merupakan anggota Organisation for Economic Co-operation and
Development (OECD).
Produktifitas Berkurang Akibat Menunda
Waktu Tidur
Tidur merupakan hal yang simple, namun
efeknya bila kita kurang tidur sangat luar biasa. Kenyataan yang terjadi di
saat ini adalah waktu tidur kita tidak cukup setiap malamnya. Jadi jangan lah
heran bila melihat rekan Anda atau mungkin Anda berjalan gontai dan lemah
menuju kantor.
Ya memang, beberapa orang mengalami
penyakit insomnia yakni sulit untuk tidur. Namun, kurangnya jam tidur Anda
bukan berarti Anda menderita insomnia. Pernahkah Anda mendengar ‘menunda jam
tidur’? Berdasarkan tim peneliti dari Universitas Utrecht yang baru-baru ini
membagikan hasil penelitian mereka melalui jurnal Frontiers in
Psychology, ‘menunda waktu tidur maksudnya adalah
gagal untuk tidur pada waktu yang diinginkan, saat adanya beberapa faktor
eksternal yang mencegah seseorang untuk tidur’.
Ingat saat semalam Anda lebih memilih
untuk menghabiskan waktu menonton Shehrazat – padahal Anda sadar betul bahwa besok pagi harus ke kantor untuk
bekerja? Namun, Anda tidak dapat berhenti menonton televisi karena penasaran
bagaimana selanjutnya kisah antara Shehrazat antara Onur Aksal. Floor Kroese,
yang merupakan Ketua dari penelitian tersebut mengatakan, “Kami beranggapan
bahwa hal tersebut bukannya Anda tidak ingin tidur, tapi tidak ingin
menghentikan aktifitas yang sedang Anda lakukan.”
Saat Piala Dunia 2014 lalu, ada berita
yang melaporkan bahwa seorang fans dari Cina jatuh sakit dan beberapa bahkan
hampir sekarat ketika memaksa untuk menonton Piala Dunia. Brazil dan Cina yang
memiliki selisih waktu 11 jam memaksa para fans bola bundar tersebut untuk
tetap terjaga agar bisa menonton tim kesayangan mereka beraksi di lapangan
hijau, padahal saat pagi datang mereka tetap harus melaksanakan kewajibannya
untuk datang ke kantor.
Fenomena tersebut merupakan fenomena yang
relatif baru dan membingungkan para ilmuwan serta mengkhawatirkan para
pengusaha. Tidur larut malam menyebabkan tubuh cepat lelah sehingga menghambat
produktifitas di kantor. Banyak penelitian telah menunjukan bahwa orang yang
suka menunda kinerja akan berkurang, baik kinerja di kantor ataupun saat ia
belajar. Kurang tidur dapat melemahkan tubuh dan mudah terserang penyakit yang
bisa mengurangi absensi keberadaan di kantor. Pada tingkat lebih jauh, pekerja
yang sering menunda waktu tidur kemungkinan akan berakhir dengan menyerahkan
surat dokter palsu kepada kantor agar bisa izin tidak masuk kerja untuk mengejar
ketinggalan waktu tidur.
Sebagai HRD, apakah kantor Anda mempunyai kebijakan untuk menghindari efek
berbahaya dari para karyawan yang suka menunda waktu tidur sehingga dapat
mengurangi produktifitas?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar