Shidiq (kompetensi sisi lunak)
Shidiq berarti memiliki kejujuran dan selalu
melandaskan ucapan, keyakinan, serta perbuatan berdasarkan ajaran islam. Shidiq
melahirkan sifat amanat dan tanggung jawab.
“Orang yang bijaksana ialah yang menundukkan nafsunya
dan beramal untuk bekal sesudah mati. Dan orang-orang yang dungu ialah mereka
yang menuruti hawa nafsunya dan berangan-angan kosong terhadap Allah. Beramalah
hai Fathimah karena aku tidak berguna sedikitpun bagimu terhadap Allah.”
Al-Hadits.
Hadits ini menjelaskan bahwa iman itu harus dibuktikan
dengan shidiq ( kebenaran ) pada tiga tempat :
1. Pada hatinya harus tersimpan kebenaran dan
kejujuran, keikhlasan menjadi motivasi seluruh perbuatan yang hanya karena
Allah semata-mata.
2. Lisannya pun mengungkapkan iman dan kebenaran yang ada
dalam hatinya sehingga apa yang diucapkan selalu benar, jujur dan besih dari
segala yang kotor, keji dan dusta.
3. Perbuatan adalah cermin dalam jiwanya. Jika iman
dan kejujuran hatinya itu memang murni dan benar ( shidiq ) maka akan dan harus
nampak benar, kejujuran imannya itu melahirkan kebajikan-kebajikan yang selalu
mengalir secara produktif dari dirinya.
Istiqomah (kompetensi sisi lunak)
Istiqomah artinya konsisten dalam iman dalam
nilai-nilai yang baik meskipun menghadapi berbagai godaan dan tantangan.
Istiqomah dalam kebaikan ditampilkan dengan keteguhan
kesabaran, serta keuletan, sehingga menghasilkan sesuatu yang optimal.
Istiqomah merupakan hasil yang diperoleh dari suatu
proses yang dilakukan secara terus menerus.
Fathonah (sisi keras)
Fathonah berarti mengerti, memahami, dan menghayati
secara mendalam segala hal yang menjadi tugas dan kewajibannya.
Sifat ini akan menumbuhkan kreatifitas dan kemampuan
untuk melakukan inovasi yang bermanfaat.
Kreatif dan inovatif hanya mungking dimiliki ketika
seorang selalu berusaha untuk menambah berbagai ilmu pengetahuan, peraturan,
dan informasi yang berhubungan dengan pekerjaannya.
Rasulullah SAW adalah orang yang fathonah yaitu orang
yang sangat cerdas, bisa berfikir dengan jernih, cepat, efektif, efisien, jitu,
dan kreatif. Paling tidak ada empat hal yang harus dimiliki pemimpin masa depan.
Pertama, pemimpin yang cerdas dia harus bisa berfikir jauh ke depan.
Amanah (kompetensi sisi lunak)
Pada hakikatnya segala yang diperbuat manusia, tidak
ada satupun yang lepas dari pertanggungjawaban, termasuk kerja di perusahaan
atau instansi. Maka dengan meyakini kerja itu suatu amanah yang harus
dipertanggungjawabkan, maka seorang karyawan atau pegawai atau guru, akan mampu
bekerja dengan tuntas (total solution). Karena hakikatnya seseorang tidak hanya
mempertanggungjawabkan kerjanya kepada atasannya saja, tetapi juga
mempertanggungjawabkan kerjanya kepada Allah Yang Maha Mengetahui.
كُلُّكُمْ
رَاعٍ وَكُلُّكُمْ مَسْئُوْلٌ عَنْ رَعِيَّتِهِ
“Kamu semua adalah pemimpin, dan akan dimintai
pertanggungjawaban atas kepemimpinannya.” (Muttfaq alaih).
Dan Muhammad
adalah contoh seorang karyawan/ pebisnis
yang amanah,
yang jujur,
yang transparan,
sekaligus bertanggung jawab, yaitu pada saat beliau
menjadi karyawannya Siti Khodijah, jauh sebelum beliau diangkat menjadi Nabi
dan Rasul.
Sehingga perniagaannya atau bisnisnya sukses luar
biasa karena sifat amanahnya. Dan tidak heran beliau mendapat gelar dari
masyarakat dengan gelar “Al-Amin”.
Tabligh (sisi keras)
Apabila sifat tabligh dapat diaplikasikan ke dalam
kehidupan bermasyarakat dan berorganisasi, maka segala aktivitas yang cenderung
negatif dapat terkontrol. Karena setiap individu akan berusaha untuk saling
mengingatkan dan menyerukan pada kebaikan.
Sebagai seorang karyawan, seyogyanya wajib saling
mengingatkan dan menyerukan kepada rekan sekerja, atasan maupun bawahan agar
selalu berusaha melaksanakan pekerjaan sesuai dengan aturan atau prosedur yang
berlaku.
Karyawan yang baik harus mau dan mampu mengatakan
bahwa yang benar adalah benar dan yang salah adalah salah.
Seorang karyawan harus yang mengedepankan sifat
tabligh, akan selalu berusaha menjaga hubungan manusiawi yang harmonis dalam
lingkup kerjanya maupun di lingkungan sekitarnya. Komunikasi yang baik akan
selalu dibangun dalam rangka menyeru pada kebaikan, keramahtamahan, tidak
memandang rendah orang lain dan selalu berupaya menghargai orang lain harus di
kedepankan, dengan tujuan persuasi, agar orang lain tersebut dapat diajak
kearah kebaikan.
Penguasaan akan keterampilan berkomunikasi sangat
penting, sehingga orang yang diajak atau diseru dapat menerima dan merespons
dengan senang hati.
Ciri-ciri seorang karyawan dengan sifat tablig adalah:
Mampu berkomunikasi efektif.
Lebih banyak mendengar omongan orang-orang yang
dipimpinnya.
Bahasa komunikasinya bisa dimengerti oleh orang-orang
yang dipimpinnya.
Mudah dihubungi dan juga mudah untuk dekat siapapun.
Ramah tamah, selalu respek terhadap orang-orang yang
dipimpinnya, Mempunyai perimbangan yang bijak serta selalu bersahabat kepada
setiap orang.
Sifat
tabligh dalam memimpin juga menuntut untuk selalu berusaha memahami keinginan
orang-orang yang dipimpinnya serta mengetahui kebutuhan orang-orang yang
dipimpinnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar