Pengertian umum personal branding Montoya (2005b:17)
1. Otentik. Membangun
personal brand (merek atau cap pribadi) berdasarkan kepribadian
sendiri, kepribadian
pribadi yang dicintai. Kandidat leader dapat mempelajari dari mereka yang telah
berhasil, tetapi tidak meniru brand nya,
karena bila meniru, mereka hanya akan dianggap sebagai plagiat atau just another ‘someone’. Brand harus mencerminkan karakter, nilai
dan visi. Misi pribadi dari pribadi brand
ini harus diselaraskan dengan ambisi. Membangun personal brand yang otentik merupakan perjalanan dan
proses evolusi yang organik. Prosesnya dimulai dari menentukan siapa jati diri karyawan yang otentik.
Penentuan ini dilakukan berdasarkan mimpi, visi, misi, falsafah hidup, nilai,
peran utama, identitas, pengetahuan diri, dan kepedulian dirinya. Jadi bukan
membuat merek pribadi dengan mencontoh merek pribadi lain yang tidak
merefleksikan diri sejati kita.
2. Konsisten. Brand yang baik adalah brand yang konsisten, baik dari jenis
produk yang ditawarkan, target pasarnya dan juga logonya. Bila diterapkan dalam
personal branding, maka kandidat leader memerlukan konsistensi dalam berperilaku. Konsisten
tidaklah mudah, karena mereka butuh
keberanian untuk ‘setia’ pada perilaku, karakter dan spesialisasi mereka. Betapa banyak
dari karyawan yang berpindah karena tidak
tekun dalam bidang yang digeluti
atau positioning mereka, karena dirasa
tidak menguntungkan. Padahal mungkin saja bidang itu bisa menguntungkan kalau mereka pandai dan
kreatif dalam mengemasnya. Tetapi kalau mereka bergerak di bidang yang mereka cintai, maka mereka semua tidak
pernah bosan menekuninya.
3. Spesialisasi.
Fokus pada satu bidang yang dicintai Kandidat leader.
Konsentrasi pada satu bakat khusus atau keterampilan unik saja. Memiliki
pengetahuan dan bergerak di banyak bidang memang sama sekali tidak buruk,
tetapi menjadi generalis tanpa ada keterampilan, kemampuan atau bakat khusus,
akan membuat mereka tidak
unik, tidak spesial, dan tidak berbeda.
4. Relevan. Brand pemimpin harus
memiliki pesan yang terkait dengan sesuatu yang dianggap penting oleh target
audiens. Sudah pasti, target audiens rela membayar untuk hal yang dirasa mereka
penting bagi pengembangan dirinya, atau minimal sangat menarik bagi mereka.
5. Berbeda. Membedakan diri berdasarkan brand nya. Personal brand perlu diekspresikan secara unik dan berbeda dari
pesaing. Personal brand harus
didefinisikan dengan jelas sehingga audience
dapat dengan cepat menangkap pesannya. Dengan personal brand yang otentik maka karakteristik terkuat, atribut dan
nilai-nilai kita dapat memisahkan karyawan dari kebanyakan orang. Tanpa semua
pembeda ini, karyawan hanya akan tampak seperti kebanyakan orang.
6. Goodwill (berkehendak baik). Personal Brand akan tahan lama bila karyawan dipandang secara positif oleh karyawan
lain. Orang hanya ingin berbisnis atau berhubungan dengan yang mereka percaya.
Tanpa visi, tanpa pengetahuan, tanpa pembelajaran, tanpa
pemikiran, tanpa perubahan pola pikir, tanpa integritas, tanpa kebahagiaan,
tanpa gairah, tanpa kepercayaan dan tanpa cinta, maka tidak akan ada merek
pribadi otentik.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar