Pendapat lain mengenai membangun personal branding adalah dari Kesshoen (2008:37) yang menyatakan
bahwa diperlukan 5Ps untuk membangun personal
branding, yaitu: (1) Proposotion,
(2) Purpose, (3) Preverance, (4) Packaging,
(5) People. 5Ps dimaksud
sebagai berikut; Proposition adalah brand essence intisari dari brand. Personal branding adalah kompetensi inti. Purpose adalah tujuan yang harus dinyatakan dengan jelas dan
sesuatu yang menarik serta spesialisasi atau keahliannya. Perseverance adalah ketekunan adalah hal yang diperlukan bagi personal branding termasuk menjaga 3Cs (clarity, consistency dan constancy). Packaging adalah bagaimana personal
branding dikemas sehingga menarik bagi rekan kerja, atasan, klien,
pelanggan dan pengikut pada blog area.
Packaging juga dimaksudkan sebagai
tampilan yang menarik pada blog website.
People adalah bagaimana personal branding menjaga hubungan
dengan orang-orang pada lingkungannya seperti rekan kerja, atasan, klien,
pelanggan dan pengikut pada blog area.
Pendapat Covey
(2005:225), mengenai membangun personal branding adalah dengan
menjalankan tujuh kebiasaan prinsip-prinsip yang menyangkut karakter yang
membentuk siapa dan apa diri karyawan. Kebiasaan-kebiasaan ini memberikan basis
bagi kedibilitas, wewenang moral dan keterampilan yang membuat karyawan
memiliki pengaruh besar dalam sebuah organisasi, termasuk keluarga, komunits
dan masyarakat. Tujuh Kebiasaan Manusia yang Sangat Efektif merupakan esensi
pewujudan dari upaya manusia untuk menjadi seseorang yang seimbang, utuh dan
kuat serta menciptakan sebuah tim yang saling melengkapi berdasarkan rasa
saling menghormati. Itu adalah prinsip-prinsip dari karakter pribadi. Tujuh
Kebiasaan Manusia yang Sangat Efektif tersebut adalah (1) jadilah proaktif, (2)
Mulai dengan Tujuan Terakhir, (3) Dahulukan yang Utama, (4) Berpikir
Menang-menang, (5) Berusaha Memahami Dulu, Baru Kemudian Berusaha dipahami, (6)
Bersinergi, (7) Mangasah Gergaji. Tiga kebiasan yang pertama bisa diringkas
dalam sebuah pernyataan empat kata yang sederhana. Membuat dan memenuhi janji.
Kemampuan untuk membuat janji adalah proaktivitas (Kebiasaan 1). Apa yang
dijanjikan adalah Kebiasaan 2, dan memenuhi janji adalah Kebiasaan 3. Tiga
kebiasaan selanjutnya bisa diringkas dalam sebuah kalimat pendek: Libatkan
orang dalam permasalahan dan carilah penyelesaiaannya bersama-sama. Hal ini
memerlukan rasa saling menghormati (Kebiasaan 4), saling memahami (Kebiasaan 5)
dan kerja sama kreatif (Kebiasaan 6). Kebiasan 7, Mengasah Gergaji adalah
meningkatkan kompetensi di empat bidang kehidupan: tubuh, pikiran, hati dan
jiwa. Kebiasaan ini memperbaharui rasa aman seseorang yang berasal dari
kedalaman dirinya sendiri (Kebiasaan 1, 2, dan 3) dan memperbaharui semangat
maupun karakter untuk membentuk tim yang saling melengkapi.
Tiga
hal yang dapat dilihat dari prinsip adalah: Pertama, prinsip-prinsip itu
bersifat universal. Artinya,
prinsip-prinsip itu mangatasi batas-bata budaya dan terkandung dalam semua
agama utama dunia maupun falsafah hidup yang tidak lekang oleh waktu. Kedua,
prinsip-prinsip ini abadi, tak pernah berubah. Ketiga, prinsip-prinsip ini
terbukti dengan sendirinya. Dalam hal prinsip-prinsip yang mendasari 7
Kebiasaan, karyawan tidak bisa membantah pentingnya tanggung jawab atau
inisiatif, memiliki tujuan, integritas, saling menghormati, saling memahami,
kerja sama, kreatif atau pentingnya untuk terus-menerus memperbarui diri. Masing-masing
kebiasaan dalam 7 Kebiasaan tidak hanya mewakili sebuah prinsip, tetapi juga
sebuah paradigma, sebuah cara berpikir. Kebiasaan 1, Menjadi Proaktif adalah
sebuah paradigma determinasi diri atau penetapan diri dan bukan sekedar
determinasi generik, sosial, fisik atau lingkunngan. Inilah kekuatan dari
pilihan. Kebiasaan 2, Memulai Dengan Tujuan Akhir, adalah sebuah paradigma yang
menyatakan bahwa semua hal diciptakan dua kali, pertama secara mental dan baru
kemudian secara fisik. Kebiasaan 3 adalah paradigma prioritas, tindakan dan
pelaksnaan. Kebiasaan 4, 5 dan 6 Berpikir Menang-menang, berusaha Memahami Dulu
Lalu Berusaha Dipahami dan Bersinergi adalah paradigma-paradima pemikiran
berkelimpahan saat berhubungan dengan pihak lain, melimpahkan rasa hormat, rasa
saling memahami dan menghargai perbedaan. Kebiasaan 7 adalah paradigma
perbaikan terus-menerus dari sebuah pribadi utuh. Ini adalah kebiasaan untuk
pendidikan, pembelajaran dan pembuatan komitmen ulang.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar