Seorang anak muda mengunjungi seorang
ahli permata dan menyatakan maksudnya untuk berguru. Ahli permata itu menolak
pada mulanya, karena dia kuatir anak muda itu tidak memiliki kesabaran yang
cukup untuk belajar. Anak muda itu memohon dan memohon sehingga akhirnya ahli
permata itu menyetujui permintaannya. “Datanglah ke sini besok pagi.” katanya.
Keesokan harinya, ahli permata itu meletakkan
sebuah batu berlian di atas tangan si anak muda dan memerintahkan untuk
menggenggamnya. Ahli permata itu meneruskan pekerjaannya dan meninggalkan anak
muda itu sendirian sampai sore.
Hari berikutnya, ahli permata itu kembali
menyuruh anak muda itu menggenggam batu yang sama dan tidak mengatakan apa pun
yang lain sampai sore harinya. Demikian juga pada hari ketiga, keempat, dan
kelima.
Pada hari keenam, anak muda itu tidak tahan
lagi dan bertanya, “Guru, kapan saya akan diajarkan sesuatu?”
Gurunya berhenti sejenak dan menjawab, “Akan
tiba saatnya nanti,” dan kembali meneruskan pekerjaannya.
Beberapa hari kemudian, anak muda itu mulai
merasa frustrasi. Ahli permata itu memanggilnya dan meletakkan sebuah batu ke
tangan pemuda itu. Anak muda frustrasi itu sebenarnya sudah hendak menumpahkan
semua kekesalannya, tetapi ketika batu itu diletakkan di atas tangannya, anak
muda itu langsung berkata, “Ini bukan batu yang sama!”
Selamat siang pak,
BalasHapusSaya mahasiswi STIMI Banjarbaru ,setelah saya membaca artikel " Belajar pada ahli Permata " banyak sekali pesan yang bisa diambil salah satunya sabar , hal tsb pernah saya alami saat pindah kerja dgn posisi pekerjaan yang berbeda dengan sebelumnya .Dalam hati pernah terbesit apa kah saya bisa melakukan pekerjaan itu dengan baik tapi dengan adanya kesabaran serta motivasi bahwa saya pasti bisa akhirnya justru pekerjaan tsb terasa menyenangkan .Dimana saja siapa saja asal kita mau belajar hal yang kita lakukan akan lebih berharga .Ilmu tanpa terasa telah didapatkan seseorang, jika ia sabar dalam belajar.
Salam
Vera Puspita
Good Job Vera
BalasHapus