Manajemen adalah salah satu isu yang paling sentral
sepanjang suatu organisasi atau perusahaan eksis. Banyak perusahaan yang
menganggap manajemen adalah mesin penggerak tegaknya bisnis. Berbagai
perusahaan menerapkan gaya manajemen yang berbeda. Kebijakan manajerial di
berbagai negara pun cukup beragam. Sebagian besar faktor yang mempengaruhinya
tak lain latar belakang kondisi sosial politik masa lalu negara yang
bersangkutan. Di samping itu, tentu saja, karakteristik warganya yang spesifik
juga mempengaruhi. Ada baiknya Anda menyimak sekelumit tipe-tipe manajemen yang
berlaku di negara-negara besar. Selain sebagai perbandingan, mungkin juga dapat
dijadikan landasan tipe manajemen mana yang paling cocok diterapkan di
perusahaan Anda.
Rusia
Spanyol
Meskipun gaya manajemen di negara ini hampir sama
dengan Rusia, namun sudah ada peningkatan menuju ke manajemen demokratik.
Pergeseran ini diakibatkan oleh gelombang protes yang gencar dilakukan oleh para
pekerja blue-collar. Ada baiknya memang perusahaan yang memiliki pekerja
dengan tipe seperti ini menggunakan manajemen demokratik, dengan memberikan
akses lebih cepat ke top management, bisa melalui perwakilan pekerja
secara individual maupun serikat.
Polandia
Sejarah Polandia sangat mirip dengan Indonesia. Adanya
kenaikan harga yang menyebabkan ketidakpuasan di kalangan pekerja, yang
berujung pada kerusuhan, menyebabkan pemerintahan goyah. Hal ini
melatarbelakangi timbulnya perubahan yang signifikan pada gaya manajemen
perusahaan di negara ini, yang mulanya otoritatif menjadi manajemen
partisipatif. Manajemen ini lebih menekankan partisipasi pekerja untuk ikut
memberikan saran bagi kebijakan perusahaan, utamanya, tentu saja, masalah
kesejahteraan.
Amerika Serikat
Dikenal sebagai negara paling demokratis di dunia,
sebagian besar perusahaan memberikan jalan bagi manajemen dan pekerja untuk
bernegosiasi sebelum dilakukan perjanjian. Kebijakan untuk langsung berhubungan
dengan top management tersedia dan terbuka, namun terbatas. Kendati
demikian, dapat dikatakan bahwa Amerika sudah menerapkan manajemen
partisipatif.
Australia
Secara keseluruhan, ada kemiripan gaya manajemen
Australia dengan Amerika Serikat. Akan tetapi, gaya manajemen yang lebih kuat
muncul di negara ini ternyata adalah gaya autoritarian, karena memang ada hak
pekerja untuk berbicara, namun proses arbitrasi tetap diwajibkan sebelum hal
tersebut dilakukan.
Yugoslavia
Berbeda dengan banyak negara lain, Yugoslavia
menerapkan self-management di perusahaan. Oleh karenanya, seluruh
kebijakan dikontrol dan ditetapkan oleh manajemen di perusahaan yang
bersangkutan. Positifnya, perusahaan bisa memberikan kesejahteraan yang lebih
bagi pekerja ataupun memperluas usahanya tanpa campur tangan berlebihan dari
pemerintah.
China
Pekerja China memiliki kepribadian yang sangat unik.
Seperti yang ditulis Davidmann dalam Style of Management and Leadership:
The Chinese worker has apparently to live where he is told to live, has to work
where he is told to work, has to do what he is told to do. One has to ask for
permission to leave one's work and for permission to travel. Inilah yang
terjadi di China pada masa lalu, sehingga manajemen lebih berlandaskan
otoritas. Namun demikian, China-lah negara yang paling dinamis dalam menerapkan
sistem manajemen, dari otoritas, self management, hingga saat ini,
partisipatif.
Jepang
Pekerja Jepang adalah penduduk yang memiliki kinerja team
work yang baik, karena mereka memiliki karakteristik konformitas yang
tinggi. Seseorang mengerjakan satu pekerjaan apabila yang lain mengerjakannya.
Karenanya, kerjasama antara perusahaan-pemerintah-pekerja berjalan sangat baik
dalam menjadikan negara ini menjadi salah satu kekuatan industri terbesar di
dunia. Profit hanyalah prioritas kedua setelahnya. Kerjasama tersebut disebut
"ringi". Proses ringi ini memakan waktu dan sangat
formal, namun keterlibatan pekerja junior dalam pengambilan keputusan sangat
dihargai. Dengan demikian, keputusan tidak terletak di tangan top management
sehingga manajemen di bawahnya juga ikut berkembang.
Jerman
Jerman adalah negara yang memiliki tingkat kompensasi
yang tinggi dan pemberian jaminan sosial yang relatif baik. Pengambilan
keputusan ada di tangan top management atau para kepala perusahaan,
namun, pekerja tidak merasa terlalu dianaktirikan karena pengangkatan manajer
atau kepala perusahaan haruslah disetujui oleh dua pertiga shareholder
dan sepertiga sisanya ditentukan oleh pekerja.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar