Kini di era MEA 2015 war for talent antar organisasi telah menjadi kenyataan di depan mata kita. Kebutuhan unit kerja, organisasi dan kepesatan peningkatan perusahaan tidak diiringi ketersediaan penawaran profesional yang sepadan. Hal ini mengakibatkan perang talenta memanas hingga ke level tertinggi. Persaingan perekrutan dan pembajakan talenta profesional bahkan menghadirkan praktik perang talenta di luar batas logika akal sehat. The demands for talent for exceeds supply. Manajemen talenta, tak pelak merupakan salah satu isu prioritas yang paling membuat pusing para eksekutif puncak dewasa ini

Selasa, 02 September 2014

KARYAWAN BERKARAKTER TEORI Z


Teori motivasi karyawan antara lain adalah teori X,Y dan Z. Douglas McGregor di dalam bukunya The Human Side Enterprise Ia menjelaskan bahwa para manajer/pemimpin organisasi perusahaan memiliki dua jenis pandangan terhadap para pegawai/karyawan yaitu teori X dan teori Y. Teori motivasi lainnya adalah teori Z ang dicetuskan oleh William Ouchi.
       Pada dasarnya sebagian dari sifat karyawan itu adalah malas, kurang suka bekerja keras, cenderung menghindari pekerjaan dan enggan menerima tanggung jawabnya. Namun di sisi lain mereka sangat menuntut imbalan yang lebih ketimbang kontribusinya pada perusahaan. Itulah teori X yang menggambarkan tipe karyawan yang malas bekerja. Para karyawan tipe ini ketika sedang bekerja harus terus diawasi, bahkan diancam serta diarahkan agar dapat bekerja sesuai dengan yang diinginkan perusahaan.
       Sedangkan teori Y adalah jenis karyawan yang termasuk karakteristik sangat rajin, bekerja dipandang sudah sebagai kebutuhannya. Mereka selalu menganggap bekerja itu sama saja dengan kenikmatan ketika sedang berolahraga. Para karyawan tidak perlu diawasi dengan ketat karena sudah bisa bekerja mandiri. Hal ini terjadi karena mereka memiliki sifat inisiatif, kreatif, imajinasi, pandai dan penuh tanggung jawab.

       Teori Z lebih unik ketimbang kedua teori di atas. Para karyawan bertipe ini merasa menjadi bagian penting dalam perusahaan, ingin mengabdi sampai masa pensiun tiba. Ini merupakan buah dari proses yang diterapkan perusahaan yang lebih menekankan pada peran yang diberikan, sehingga karyawan menjadi nyaman, betah dan senang. Teori Z ini banyak diaplikasikan pada perusahaan-perusahaan di Amerika Serikat dan Jepang bahkan di Indonesia.
        Para karyawan bertipe teori Z ini dikelola dengan menggunakan beberapa prinsip diantaranya adalah tanggung jawab perorangan sangat dihargai. Mereka diizinkan untuk melakukan pekerjaannya dengan bebas sesuai dengan keterampilannya. Sedangkan pengambilan keputusan diambil secara konsensus dan terbuka. Walau butuh waktu relatif lama namun perusahaan puas karena melibatkan mayoritas karyawan. Satu hal yang membuat teori Z ini unik adalah para karyawan tidak akan dipecat sekalipun perusahaan sedang mengalami krisis, mereka bekerja di perusahaan terseubt untuk seumur hidup. Promosi dilakukan secara adil dan dilakukan sangat hati-hati agar tidak menimbulkan kegelisahan di kalangan karyawan lainnya.
        Bagaimana kemungkinannya teori Z ini diterapkan di perusahaan-perusahaan di Indonesia? Dari beberapa tahun hasil survey yang diselenggarakan oleh majalah SWA bahwa perusahaan yang dinilai baik adalah yang menggunakan teori Z ini, terutama untuk perusahaan yang berskala besar. Untuk perusahaan UMKM cenderung sebagian besar manajemen karyawan masih menerapkan model konvensional. Yakni kental dengan garis hirarki yang bersifat ketat. Perushaan menengah keatas sudah memulai menerapkan model manajemen kemitraan (manajemen dan karyawan). Proses rekrutmen sudah memulai berdasarkan pada kompetensi calon karyawan. Untuk menseleksi karyawan bertipe teori Z ini dibutuhkan proses yang ekstra ketat. Terutama ditinjau dari kecerdasan emosional, spiritual, kegigihan dan sosial.

Teori Z dicetuskan/diciptakan oleh William Ouchi. Teori ini sudah banyak diimplementasikan / dijalankan pada banyak perusahaan di Amerika Serikat dan Jepang. Teori Z adalah lebih menekankan pada peran dan posisi pegawai atau karyawan dalam perusahaan yang dapat membuat para pekerja menjadi nyaman, betah, senang dan merasa menjadi bagian penting dalam perusahaan. Dengan demikian maka karyawan akan bekerja dengan lebih efektif dan efisien dalam melakukan pekerjaannya.

Lima syarat dan ciri perusahaan yang menerapkan Teori Z
1. Tanggung jawab diberikan secara perorangan atau individual.
2. Karyaban bebas bekerja menggunakan keterampilan yang dimilikinya.
3. Karyawan dipekerjakan seumur hidup dan jika perusahaan mengalami krisis, maka para pegawai tidak akan dipecat atau phk.
4. Pengambilan keputusan dilakukan dengan cara konsensus atau secara terbuka. Walaupun akan memakan waktu yang lebih lama namun tingat keberhasilan pengimplementasian hasil keputusan yang didapat akan lebih tinggi karena mendapat dukungan dari mayoritas pekerja.
5. Promosi dilakukan perlahan-lahan dari bawah, dan proses evaluasi prestasi dan promosi dilakukan dengan hari-hati agar tidak menimbulkan masalah dengan para karyawan.

2 komentar:

  1. Teori Z lebih menekankan pada peran dan posisi pegawai atau karyawan dalam perusahaan yang dapat membuat para pekerja menjadi nyaman, betah, senang dan merasa menjadi bagian penting dalam perusahaan meskipun disisi lain para karyawan juga menuntut imbalan yang sesuai dengan pekerjaannya dan timbal balik juga untuk perusahaannya. udah semestinya Perusahaan memandang para karyawan agar lebih layak dalam pekerjaan

    BalasHapus
  2. Apakah ke tiga teori tersebut dapat di bedakan ketika interview?? Apakah kita bisa menggolongkan teori tersebut dengan melihat kepribadian pada masing masing diri seseorang??

    BalasHapus