Kita memang tidak dianjurkan untuk melihat orang lain
hanya dari rupa luarnya saja, atau seperti kata sebuah pameo populer, “don’t
judge the book by its cover”. Namun suka atau tidak, masalah pakaian ini
bisa menjadi penting ketika itu berkaitan dengan dunia bisnis.
Salah satu contoh nyata dari konsep tersebut adalah
kisah Dawn Rasmussen yang ia tulis dalam artikelnya di linkedin today
bahwa ia pernah diminta pulang kembali ke rumahnya karena ia hanya menggunakan legging
dan kaus longgar ke kantor. Pada hari pertama kerja tersebut, bos yang
untungnya cukup baik hati memintanya duduk dan lalu memperhatikan karyawan
lainnya. Ia menjadi malu setelah melihat rekan kerjanya berpakaian rapi dan
resmi, busana yang pas untuk bekerja di kantor. Seketika bajunya tak hanya
terlihat kedodoran, tetapi juga tidak professional.
Pengalaman Rasmussen bisa menjadi reminder bagi
kita bahwa penampilan merupakan salah satu hal yang cukup krusial untuk
menunjang karir. Terutama karena manusia adalah makhluk visual yang mudah
mendapatkan kesan pertama dari apa yang dilihat oleh matanya. Bagaimana kita
menampilkan diri kita menjadi dasar bagi orang lain untuk membentuk diri kita
dari kaca mata mereka. Dan first impression biasanya terjadi dalam waktu
beberapa detik pertama.
Intinya, apa yang kita pakai tidak mungkin berakhir
dengan tidak diperhatikan orang lain. Bahkan penampilan yang tepat ditunjang
dengan kinerja yang baik dapat membawa seseorang pada promosi. Sebaliknya, orang
yang berpakaian alakadarnya atau semaunya sendiri, justru memunculkan kesan
bahwa dia tidak siap untuk memainkan perannya sebagai karyawan secara
keseluruhan.
Permasalahan tentang cara berpakaian biasanya terjadi
pada para fresh graduate. Pasalnya, dari gaya berpakaian santai, mereka
harus bertransformasi dan memakai pakaian resmi. Bahkan kadang muncul
pertanyaan, “Jika saya adalah apa yang saya pakai, mengapa mereka tidak
merekrut diri saya yang sebenarnya dengan menerima apa yang saya pakai?”
Hal itu memang tidak sepenuhnya salah, akan tetapi,
perusahaan tidak merekrut kita sebagai individu. Mereka merekrut orang-orang
yang cocok dengan budaya dan nilai perusahaan, jadi lebih mempresentasikan
identitas perusahaan tersebut.
Pada akhirnya, kita memang harus belajar menyesuaikan
diri termasuk cara berpakaian. Untuk mempermudah hal tersebut, kita perlu
mempelajari budaya perusahaan tempat kita bekerja. Namun disarankan pada saat
menghadiri interview kerja, usahakan untuk memakai pakaian yang baik,
layak dalam situasi bisnis. Bukan tidak mungkin bahwa dengan kualifikasi yang
sama, seorang staf rekrutmen memilih salah satu dari kandidat yang berpakaian
paling baik. Jadi, tidak berlebihan bila dikatakan karir kita bermula dari apa
yang kita pakai.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar