Kini di era MEA 2015 war for talent antar organisasi telah menjadi kenyataan di depan mata kita. Kebutuhan unit kerja, organisasi dan kepesatan peningkatan perusahaan tidak diiringi ketersediaan penawaran profesional yang sepadan. Hal ini mengakibatkan perang talenta memanas hingga ke level tertinggi. Persaingan perekrutan dan pembajakan talenta profesional bahkan menghadirkan praktik perang talenta di luar batas logika akal sehat. The demands for talent for exceeds supply. Manajemen talenta, tak pelak merupakan salah satu isu prioritas yang paling membuat pusing para eksekutif puncak dewasa ini

Minggu, 14 Desember 2014

Karir dalam Bahaya Kalau Miliki 5 Kepercayaan Ini


Orang-orang yang memegang teguh kepercayaan atau pemikiran ini, cenderung kehabisan energi untuk meraih kesuksesannya sendiri.

Ada sebuah kata bijak yang mengatakan, “Anda adalah apa yang Anda pikirkan”.  Jika kita betul-betul memahami arti dari pameo tersebut, kita akan mendapatkan sedikit petunjuk untuk membangun kesuksesan kita.
Ada beberapa pemikiran atau keyakinan yang secara tidak langsung berperan dalam mendukung kemajuan karir kita, tetapi ada pula yang bekerja sebaliknya. Beberapa orang memiliki keyakinan tertentu yang justru membuat mereka sulit untuk menjadi sukses.

Agar tidak termasuk ke dalam golongan orang yang tidak sukses, maka hindarilah pemikiran negatif perusak karir seperti yang dilansir dari inc.com berikut:

1. Menghargai diri sendiri berdasarkan penilaian orang lain
Beberapa orang masih mendefinisikan dirinya sendiri seperti apa yang orang lain katakan tentang dirinya. Kata-kata dari bos, kolega atau teman ia telan mentah-mentah dan mengesampingkan pendapat pribadi. Hasilnya, ketika orang lain mengecapnya sebagai orang yang kurang baik dan tidak kompeten, ia juga akan berpikir seperti itu. Kepercayaan dirinya akan menurun begitu juga performanya.


2. Masa lalu mendefinisikan masa depan
Sikap lain yang harus dihindari adalah terlalu larut dalam masa lalu, terutama kegagalan yang telah terjadi di masa lampau. Orang dengan pemikiran semacam itu biasanya takut untuk mencoba karena ia tahu bahwa risikonya adalah kegagalan. Karena takut mencoba lagi, pada akhirnya mereka tidak berhasil meraih apapun.

3. Percaya nasib ditentukan oleh hal-hal supranatural
Percaya bahwa sesuatu yang akan terjadi merupakan nasib, takdir atau keberuntungan semata, juga akan menghambat kita dalam karir. Percaya takdir memang tidak salah, tetapi bukan berarti kita hanya menunggu dan mengikuti arus ke mana saja kehidupan akan membawa. Kepercayaan semacam ini justru membuat seseorang menjadi malas berusaha karena percaya bahwa segala sesuatu sudah digariskan dan tidak mungkin diubah.

4. Mengira emosi merefleksikan kenyataan
Adakalanya kita menunda atau menggagalkan suatu rencana karena menuruti perasaan kita. Misalnya saja tidak jadi ikut seminar karena membayangkan perjalanannya akan melelahkan. Pemikiran-pemikiran negatif semacam itu, pada dasarnya adalah persepsi kita terhadap sesuatu yang bahkan belum terjadi. Kita melakukan pre-konsepsi terhadap suatu hal yang akan terjadi. Orang-orang semacam ini akan kesulitan untuk keluar dari “kepalanya” sendiri dan mempertimbangkan sesuatu dari sudut pandang orang lain.

5. Percaya bahwa tujuan harus sempurna 
Karena  kesempurnaan itu tidak mungkin diraih, maka sesungguhnya orang yang menginginkannya telah merencanakan kekecewaannya sendiri. Orang yang perfeksionis cenderung akan menyalahkan faktor lain, teman atau keadaan, ketimbang berusaha untuk membuat sesuatu yang hebat.

Jika Anda memiliki satu atau lebih di antara kelima pemikiran terebut, segeralah mengubahnya atau jika tidak, Anda harus bersiap untuk gagal.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar