a. Penanaman Talent Mindset:
Langkah awal
ini harus dilakukan oleh setiap organisasi sebelum implementasi Talent
Management. Talent mindset ini harus disosialisasikan secara gencar di setiap
level organisasi dari atas sampai bawah untuk menyiapkan organisasi. Di
perusahaan seperti Astra International mindset dan komitment terhadap talent
ini benar-benar dinyatakan dalam visi perusahaan seperti “To be one of the best
managed corporations in Asia Pacific with emphasis on sustainable growth by
building competence through people development, solid financial structure,
customer satisfaction and efficiency” (www.astra.co.id) . Demikian juga dengan
Toyota, yang menyatakan komitmen dan concern terhadap talent didalam budaya
perusahaan yang sering dikenal dengan Toyota Way dan Toyota Talent.
b. Menyusun Talent Management Strategy:
Langkah
berikutnya menyusun Talent Management Strategy untuk menentukan target dan
langkah implementasi Talent Management. Yang ditentukan dalam Talent strategy
antara lain Key position, core competency dan kebutuhan talent yang dibutuhkan organisasi,
dan membandingkan dengan kondisi saat ini. Termasuk didalamnya adalah keputusan
untuk melakukan make or buy. Pengalaman saya ketika di Inti Ganda Perdana,
Astra Otopart, oganisasi saat itu sekitar th 2003 menetapkan bahwa salah satu
key position dan core competency yang harus dikembangkan organisasi adalah
Product Design Engineer spesifik pada komponen propeller shaft. Hal itu
dilakukan seiring dengan strategi bisnis untuk memenangkan project Toyota
Avansa-Innova.
Contoh lain
adalah Trans Corp (Trans Tv & Trans7) yang pada tahun 2008 memutuskan untuk
melakukan pengembangan In House Production-nya. Dari strategi bisnis tersebut
kemudian diturunkan menjadi kebutuhan posisi-posisi kunci antara lain produser,
tim kreatif, lightingman & audioman untuk dapat meningkatkan produktifitas
produksi program-program yang menarik.
Dengan
Talent Management Strategy yang tepat, proses pengelolaan talenta yang
dilakukan dapat berpengaruh secara signifikan pada performance organisasi.
c. Melakukan Rekrutmen Talent secara kontinyu:
Salah satu
tindak lanjut dari proses Talent Management Strategy adalah proses akuisisi
talenta. Hal ini menjadi sangat krusial karena Kondisi yang berkembang satu
decade belakangan ini adalah iklim persaingan dari banyak perusahaan untuk
memperebutkan talenta yang unggul. Untuk mensikapi kondisi tersebut akhirnya
perusahaan melakukan program-program akuisisi talent yang menarik.
Praktek yang
sering dilakukan oleh banyak perusahaan adalah mengemas program akuisisi ini
dalam bentuk Management Trainee atau Management Development. Program ini
biasanya dikemas dalam bentuk pelatihan sebelum penempatan dan pemberian paket
C&B serta peluang future career. Program Management Trainee ini digunakan
untuk menjaring talent yang masih first graduate dari universitas.
Saat ini
hampir seluruh perusahaan besar seperti Astra International, Citibank, PT.
Smart Tbk dan banyak perusahaan lain membuka program Management Trainee untuk
menjaring talent. Coca cola maju dengan Graduate Trainee Programnya, sementara
Unilever mem-brand program ini dengan Unilever Future Leader Program. Untuk
mendukung proses ini masing-masing perusahaan melakukan company branding,
melalui berbagai media, iklan, job fair maupun road show langsung ke
universitas untuk membangun citra dan image perusahaan.
Sementara
itu untuk menjaring Talent yang sudah jadi atau berpengalaman, praktek yang
banyak dilakukan adalah menggunakan milist-milist profesi, iklan di media atau
menggunakan jasa executive search (head hunter). Strategi ini dilakukan
terutama jika terjadi kekosongan talent dari internal atau ada gap kompetensi
yang terlalu tinggi.
d. Mengembangkan Talent:
Program
pengembangan Talent merupakan salah satu aktifitas inti dalam implementasi
Talent Management. Program pengembangan talent dibanyak organisasi, diawali
dengan aktifitas Identifikasi Talent Pool untuk posisi-posisi kunci. Talent
Pool secara sederhana bisa didefinisikan sebagai list of talent atau kumpulan
karyawan unggul/potensial
Proses
identifikasi Talent Pool ini dilaksanakan dengan melakukan penilaian/assessment
competency terhadap karyawan berdasarkan posisi dan levelnya. Proses assessment
ini merupakan gap analysis antara kompetensi karyawan dibandingkan dengan
standar kompetensi untuk tiap posisi.
Talent Pool
secara umum didapatkan dengan mengkombinasikan penilaian kompetensi dan
penilaian performance. Dari kombinasi tersebut bisa kita identifikasi, siapa
karyawan yang memiliki kompetensi tinggi dan performance yang tinggi atau
sering disebut High Potential (HiPo) dan juga sebaliknya karyawan yang memiliki
kompetensi rendah dan performance yang rendah. Karena identifikasi talenta yang
unggul ini melibatkan aspek performance, maka ketajaman proses identifikasi
juga didukung oleh system performance management yang diterapkan organisasi.
Di banyak
perusahaan seperti di Astra identifikasi Talent Pool ini dikenal dengan istilah
Human Asset Value Mapping, dari identifikasi ini dapat diketahui peta kekuatan
organisasi. Berapa banyak Star Employee, Future Star, Potential Candidate dan
Career Person yang dimiliki organisasi. Pemetaan ini akan menjadi dasar dan
penentuan peringkat seorang karyawan dalam proses promosi atau pengambangan
karir ke depan. Praktek yang sama juga dilakukan oleh Unilever dan Trans Corp.
Setelah
proses assessment dan identifikasi talent pool ini , aktifitas selanjutnya
adalah proses Talent Review. Pada tahapan ini, jajaran pimpinan dilibatkan
untuk melihat dan mereview hasil identifikasi Talent Pool secara keseluruhan
organisasi dan selanjutnya merencanakan program pengembangan berdasarkan
strength & weakness dari karyawan. Mekanisme yang saat ini banyak digunakan
oleh perusahaan untuk proses pengembangan talent ini adalah program Individual
Development Program (IDP). Melalui IDP masing-masing talent mendapatkan
sentuhan program pengembangan secara personal.
Dalam
melaksanakan pengembangan talent ini banyak organisasi yang secara khusus
merancang program pengembangan secara terstruktur untuk mempersiapkan
Leadership Pipeline-nya. Astra contohnya membuat program pengembangan leader
secara berjenjang dari Astra Basic Management Program, Astra First-line
Management Program, Astra Midle Management Program, Astra General Management
Program sampai Astra Executive. Sedangkan Unilever meluncurkan dua program: Talent
101 untuk pengembangan manager muda dan GOLD (Goal Oriented Leadership
Development) untuk manager senior. Program pengembangan talent secara
terstruktur ini juga sering dikombinasikan dengan program lain seperti job
assignment, rotasi dan juga mentoring.
e. Program Talent Retention & Engagement:
Aktifitas Talent Management yang harus dilakukan
setelah proses identifikasi dan pengembangan talent adalah menjaga agar mereka
tidak keluar dari perusahaan. Umumnya program Retention dilakukan dengan
menciptakan compensation & benefit serta system performance reward yang
memotivasi dan terutama dapat membedakan siapa perform dan yang tidak perform.
Program-program lain juga dapat dilakukan untuk
menjaga talenta ini. Tidak semata-mata program yang terkait dengan aspek
financial saja, tapi juga dapat diciptakan program-program yang memberikan
kesempatan para talenta ini untuk berkembang, seperti fasilitas belajar atau
bahkan kesempatan untuk melanjutkan study atau beasiswa untuk kursus atau
belajar di luar negeri.
Aspek lain yang juga mendukung proses Talent
Retention adalah worklife balance (keseimbangan hidup) dari karyawan. Hal yang
bisa dilakukan oleh perusahaan dengan menciptakan lingkungan dan iklim kerja
yang nyaman tapi mendukung produktifitas. Setting ruang kerja dan kelengkapan
fasilitas pendukung kerja dan fasilitas refreshing di tempat kerja juga turut
berperan dalam proses talent retention. Worklife balance juga dapat dicapai
melalui program-program kekaryawan yang melibatkan keluarga karyawan seperti
employee gathering, family day, beasiswa pendidikan anak berprestasi dll.
Hal yang
tidak bisa dilepaskan dalam proses Talent Retention adalah keterlibatan para
manager untuk menjalankan perannya sebagai pemimpin, panutan, mentor yang dapat
memberikan mengayomi dan mendorong timnya untuk dapat perform secara optimal.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar