Kini di era MEA 2015 war for talent antar organisasi telah menjadi kenyataan di depan mata kita. Kebutuhan unit kerja, organisasi dan kepesatan peningkatan perusahaan tidak diiringi ketersediaan penawaran profesional yang sepadan. Hal ini mengakibatkan perang talenta memanas hingga ke level tertinggi. Persaingan perekrutan dan pembajakan talenta profesional bahkan menghadirkan praktik perang talenta di luar batas logika akal sehat. The demands for talent for exceeds supply. Manajemen talenta, tak pelak merupakan salah satu isu prioritas yang paling membuat pusing para eksekutif puncak dewasa ini

Minggu, 08 Maret 2015

Perlukah kita me Re-Code Individu dan me Re-Code Organisasi?

Organisasi yang adaptif didukung oleh SDM dengan kadar change DNA yang tinggi. Change DNA pertama-tama harus diukur kadarnya (cek kadar OCEAN). Sifat dan perilaku manusia tersimpan dalam bentuk kode-kode (Change DNA) yang disingkat OCEAN (Openess to Experience, Consciousness, Extroverts, Agreeableness, Neuroticism). Untuk menghidupkan kadar Change DNA, perlu dilakukan re orientas OCEAN. Ada dua bagian yang perlu di Re-Code, yaitu manusia sebagai individu (Re-Code Individu) dan organisasi yang menjadi rumahnya (Re-Code Organisasi). Manusia bergerak karena pemimpinnya, maka change DNA pemimpin perlu di kode ulang (Re-Code The Leader).organisasi tidak hanya perlu di Re-Code desinnya saja (struktur, nuansa, linkages, boundary), melainkan juga kelompok-kelompok besarnya. Kelompok besar itu dibentuk melalui jaringa-jaringan yang disebut “The Critical Mass” (Re-code The Critical Mass). Merekut Change agents secara konvensional kurang efektif. Pusat pengkodean ulang perilaku-perilaku itu adalah cara berpikir yang menentukan cara bekerja. Ini adalah saatnya melakukan Re-Code Pikiran, dari hubungan yang berfokus pada kesalahan (problem based) dan pasif (you tell them), menjadi lebih produktif dan berorientasi pemecahan masalah (solution based) dan aktif (we ask them, they tell us). Jalankan berulang-ulang, maka terbentuklah keindahan manusia pada organisasi baru yang cerdas.


Banyak masalah yang kita hadapi di abad 21 ini. Dunia sudah berubah, tunutan-tuntutan baru bermunculan, organisasi dan penmpilan sudah kita ubah. Tapi manusianay belum. Ketika pikiran para pemenang di abad ini seudah jauh didepan, pikiran-pikiran sebagian besar orang kita masih dimasa lalu. Banyak orang menyatakan “dari dulu kita sudah begini, mau diapakan lagi?” seakan-akan ada faktor keturunan, semacam genetika yang terkode dalam DNA perilaku  orang perorang yang terkunci disana. Ketika kita membawa generasi baru atau orang-orang baru sebagai change agent, yang tujuannya mengubah, ternyata mereka malah larut menjadi sama dengan orang-orang lama. Salah satu cara memperbaiki DNA Organisasi adalah dengan memasukkan darah-drah segar baru. Darah-darah segar itu dapat berupa manajer-manajer baru atau anak-anak muda yang masih segar. Kita harapkan agar mereka mampu menjadi katalis untuk memberi warna baru. Kita seleksi mereka dengan ketat dan kita berikan mereka career track yang cepat. Waktupun berlalu dan semua berjalan seperti yang kita harapkan. Tetapi lewat setahun, masa bulan madu berakhir sudah. Orang-orang baru sudah tidak menjadi baru lagi. Kemungkinannya pun tinggal dua, yaitu mereka mulai punya banyak musuh, atau telah larut menjadi sama dengan DNA mayoritas organisasi. Mengapa demikian? Alam mengajarkan bahwa persaingan mengakibatkan terjadinya evolusi. Kompetisi bisa membuat kita berubah, tetapi mengapa kompetisi disini lebih banyak mematikan daripada menghidupkan? Kompetisi dalam bidang bisnis juga terbukti telah melahirkan spesies baru yang sama sekali tidak dikenal orang-orang lam. Spesies baru itu diciptakan justru oleh mereka yang tidak berpengalaman. Dalam tiap transisi evolutif itu kita punya kecenderungan menyangkal. Ada semacam grief cycle (siklus kesedihan), mulai dari menyangkal, marah, frustasi, negosiasi, dampai pada pasrah dan menerima. Mampu atau tidaknya organisasi berubah tentu disebabkan oleh banyak faktor seperti yang sudah dijelskan dibagian depan bab ini. Tetapi untuk mampu memiliki visi atau menafsirkan Visi sehingga seseorang mampu melakukan perubahan: atau terlibat pada sebuah proses perubahan; atau terlibat pada sebuah proses perubahan yang digagas orang lain (pemimpin) ditentukan oleh kepribadian yang bersangkutan. Kerpibadian ini adakalanya baru terbentuk bila ia bertemu dengan kondisi alam yang memungkinkan. Seperti namanya, re-code berarti menyusun kembali kode-kode sandi informasi yang berada pada molekul-molekul pembentuk sebuah organisasi.

Tokoh-tokoh besar yang menciptakan pembaharuan ternyata memiliki karakter-karakter tertentu, yang kita sebut Change DNA. Mereka memiliki kadar OCEAN yang tinggi dan memiliki pola pikir yang berbeda dengan rata-rata manajer biasa, yang hanya menjaga sistem dan aturan-aturan yang ada. Mereka bahkan dengan berani melanggar aturan-aturan yang ada dan belakangan terbukti aturan-aturannyalah yang benar dan menjadi standard baru. Orang-orang lama menjegal mrereka daengan mengatakan tak bermoral karena melanggar aturan. Menurut catatan DNA, setiap tets darah manusia menyimpan catatan sejarah dan perilaku manusia. Change DNA mencerminkan apakah kita siap berubah atau tidak. DNA memang tidak bisa berubah, tetapi manusia dengan Change DNA yang tinggi sekalipun bisa menjadi kerdil, kalau terbelenggu oleh pikiran-pikiran yang tidak sehat, aturan-aturan bodoh dan organisasi yang desainnya tidak sempurna.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar