Kini di era MEA 2015 war for talent antar organisasi telah menjadi kenyataan di depan mata kita. Kebutuhan unit kerja, organisasi dan kepesatan peningkatan perusahaan tidak diiringi ketersediaan penawaran profesional yang sepadan. Hal ini mengakibatkan perang talenta memanas hingga ke level tertinggi. Persaingan perekrutan dan pembajakan talenta profesional bahkan menghadirkan praktik perang talenta di luar batas logika akal sehat. The demands for talent for exceeds supply. Manajemen talenta, tak pelak merupakan salah satu isu prioritas yang paling membuat pusing para eksekutif puncak dewasa ini

Minggu, 08 Maret 2015

Apakah Kita mengenali bakat-bakat yang Kita miliki ?

Pertanyaan ini menjadi penting untuk direnungkan karena kebanyakan karyawan dan calon karyawan yang pernah di interview tidak bisa menjawab dengan pasti mengenai bakat apa saja yang mereka miliki. Mungkin kondisi ini terjadi karena semenjak lahir mereka senantiasa didominasi oleh para orang tua yang cenderung menekankan keinginan mereka kepada anak-anaknya.

Orang tua di Indonesia sudah banyak yang menyadari bahwa kesuksesan seseorang sangat dipengaruhi oleh bakat alaminya, sehingga mereka mulai mencari kursus-kursus yang bisa mengoptimalkan bakat alami anak-anak mereka. Televisi Indonesia juga sudah banyak menyiarkan acara perlombaan ketrampilan bakat, seperti Akademi Fantasi Indonesia, Indonesian Idol, Star Dut, Idola Cilik, Multitalent Be A Star, Dai Cilik dan lain-lain. Dalam acara-acara tersebut sering terdengar komentar dari para dewan juri yang mengatakan “Optimalkan Bakat Kita”.

Kenali Bakat Alami Kita
Apa sih sebenarnya yang dimaksud dengan bakat ? Bakat yang juga disebut sebagai talenta adalah pola pikir, perasaan, dan prilaku yang secara alami dapat terlihat pada diri seseorang. Kalau Kita bisa melakukan sesuatu maka Kita dikatakan punya kemampuan, namun bakat akan memperlihatkan sebaik dan sesering apa Kita melakukan sesuatu tersebut.



Menurut Howard Garner, yaitu seorang pendidik di Harvard University, Amerika, bakat dibagi dalam delapan kategori Multiple Intelligences, yaitu :
a. Kecerdasan Berbahasa (Linguistic Intelligence).
b. Kecerdasan Logika (Logical Intelligence).
c. Kecerdasan Ruang (Spatial Intelligence).
d. Kecerdasan Musik (Musical Intelligence).
e. Kecerdasan Tubuh-Kinestetik (Bodily-Kinesthetic Intelligence).
f. Kecerdasan Interpersonal (Interpersonal Intelligence).
g. Kecerdasan Intrapersonal (Intrapersonal Intelligence).
h. Kecerdasan Natural  (Natural Intelligence).

Kondisi-kondisi berikut ini akan membantu Kita untuk mengenali bakat yang Kita miliki, yaitu :
1. Memiliki hasrat.
Ketika Kita melihat, mendengar atau menerima ajakan dari seseorang untuk mengerjakan suatu aktivitas, Kita merasa memiliki hasrat yang kuat untuk mengerjakannya. Kita juga begitu asyik pada saat mengerjakannya sehingga Kita masih berusaha mengulur-ulur waktu ketika saatnya untuk istirahat. Apabila Kita merasakan seperti itu, bisa jadi bahwa kegiatan tersebut adalah salah satu dari bakat alami Kita.
2. Kemampuan menguasai.
Apabila ada pekerjaan yang baru diperkenalkan pada Kita, sepertinya Kita tidak susah untuk mempelajarinya, bahkan Kita bisa melewati langkah-langkah yang belum diajarkan. Kita bisa menguasai pekerjaan tersebut dengan cepat dibandingkan dengan pekerjaan yang lain. Kelihatannya Kita berbakat dalam pekerjaan tersebut.
3. Merasa puas.
Ketika mengerjakan pekerjaan tersebut, Kita tidak saja hanya merasa senang tetapi juga merasa puas dengan hasil yang Kita peroleh.
4. Pendapat orang lain.
Menurut orang lain, Kita memiliki bakat dengan kegiatan yang sedang Kita kerjakan. Tentu saja orang lain tersebut adalah orang yang Kita percaya bahwa mereka memberikan penilaian yang jujur.
Kondisi-kondisi tersebut menuntut Kita untuk melakukan sesuatu aktivitas, dengan demikian Kita dapat mengetahui apakah Kita memiliki hasrat, terlihat lebih cepat menguasai, merasa puas dan mengetahui kesan orang lain pada saat Kita melakukannya. Jadi apabila Kita belum juga mengenali bakat alami Kita, kerjakanlah hal-hal yang baru yang selama ini belum pernah Kita kerjakan.

Cari Peluang untuk Mengembangkan Bakat Kita
Setelah Kita benar-benar mengerti bakat yang Kita miliki, cobalah menemukan peluang untuk mengembangkan atau mengoptimalkannya di tempat Kita bekerja saat ini. Peluang bukanlah hanya posisi atau jabatan yang kosong yang diumumkan di kolom iklan atau di papan pengumuman, tetapi juga sesuatu yang Kita lihat bahwa bakat dan keahlian Kita dibutuhkan disana. Mungkin pimpinan Kita tidak mengenal bakat yang Kita miliki sehingga dia tidak bisa menempatkan pekerjaan atau posisi yang tepat bagi Kita, tapi sesungguhnya Kita mengetahuinya. Oleh karena itu carilah atau ciptakanlah peluang agar Kita bisa menempati suatu posisi dimana Kita bisa mengembangkan bakat alami Kita disana.
Mungkin Kita seorang karyawan yang saat ini bekerja di bagian produksi tetapi Kita memiliki bakat di bidang lukis-melukis. Atau Kita bekerja di bagian engineering yang memiliki bakat menyanyi atau berbicara dalam banyak bahasa. Atau Kita karyawan yang bekerja sebagai tenaga penjual namun Kita memiliki bakat di bidang hitung-menghitung atau apa saja bakat Kita. Saya katakan sayang sekali kalau Kita membiarkan bakat tersebut hanya sekedar bakat tanpa ada usaha untuk mengembangkan dan mengoptimalkannya. Sediakanlah waktu Kita sejenak untuk melihat peluang untuk mengembangkan bakat Kita dimanapun Kita bekerja.

Jadikan Bakat menjadi Kekuatan
Segera setelah Kita mengenali bakat alami Kita dan telah menemukan peluang dimana Kita bisa mengembangkannya, maka selanjutnya adalah mengoptimalkannya supaya menjadi suatu kekuatan bagi Kita. Kita membutuhkan pengetahuan tambahan dan latihan-latihan untuk menjadikan bakat yang Kita miliki menjadi suatu kekuatan (strength) Kita yang luar biasa untuk mencapai puncak karier Kita.

Setelah Kita sudah memiliki kekuatan di bidang tertentu, bukan berarti sudah tidak ada lagi bakat tersembunyi lain didalam diri Kita yang menunggu untuk ditemukan. Memang Kita tidak bisa unggul dalam segala hal, tetapi Kita bisa mengoptimalkan bakat-bakat alami Kita.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar