Kini di era MEA 2015 war for talent antar organisasi telah menjadi kenyataan di depan mata kita. Kebutuhan unit kerja, organisasi dan kepesatan peningkatan perusahaan tidak diiringi ketersediaan penawaran profesional yang sepadan. Hal ini mengakibatkan perang talenta memanas hingga ke level tertinggi. Persaingan perekrutan dan pembajakan talenta profesional bahkan menghadirkan praktik perang talenta di luar batas logika akal sehat. The demands for talent for exceeds supply. Manajemen talenta, tak pelak merupakan salah satu isu prioritas yang paling membuat pusing para eksekutif puncak dewasa ini

Jumat, 12 Juni 2015

5 Cara Dorong Karyawan Jadi Leader

Setiap organisasi membutuhkan seorang pemimpin untuk membuat keputusan yang krusial. Tidak hanya dibutuhkan dalam tugas–tugas penting, seorang leader juga mestinya hadir pada setiap aktivitas kerja karyawan. Karena itulah maka perusahaan penting mendorong semua karyawan untuk menjadi seorang leader yang baik. Bayangkan jika setiap karyawan mempunyai jiwa pemimpin, maka bisnis Anda akan berjalan lebih cepat, dan banyak waktu, uang bahkan tenaga  yang bisa disimpan. Berikut adalah beberapa saran yang bisa Anda terapkan untuk membuat karyawan Anda berani memimpin versi Peter Economy yang dilansir dari Inc.com:


1. Promosikan Tim ke Lintas Departemen
Hancurkan silo yang kaku dengan membangun tim antar lintas departemen. Dengan begitu, Anda akan memaksimalkan ide-ide dari semua orang yang Anda miliki. Ketika Anda mempercayai tim tersebut, kemudian mendorong mereka untuk mengambil peran kepemimpinan baik formal maupun informal, maka skill kepemimpinan tersebut akan terasah. Praktek tersebut juga akan meningkatkan komunikasi di dalam organisasi Anda, juga menghasilkan kemampuan yang kuat pada tim serta memberikan solusi yang cepat jika ada masalah yang sulit.

2. Jadilah Dermawan dengan Informasi
Pemimpin, terlepas dari posisi apa mereka di perusahaan, membutuhkan kucuran informasi tentang bisnis, customer, dan market untuk membuat suatu keputusan. Sekiranya Anda tidak pelit dan menahan informasi yang mereka butuhkan. Tidak ada salahnya transparan dan terbuka dengan hal itu, sehingga akan membantu mereka untuk lebih percaya diri dalam menjalankan peran kepemimpinannya. Selain itu mereka akan lebih mudah mencapai tujuan dari organisasi karena mengetahui apa saja tanggung jawab mereka.

3. Biarkan Karyawan Anda Mengambil Keputusan
Bukan hanya pemberdayaan karyawan secara formalitas saja, namun Anda benar-benar memberikan otoritas penuh terhadap mereka. Karyawan mendapatkan kepercayaan untuk mengolah manajemen organisasinya, seperti penentuan produk apa yang akan dirancang dan dijual ke pelanggan, membuat jadwal kerja, perekrutan hingga pemecatan. Anda seperti lepas tangan untuk memberikan peluang kepada mereka dalam mengambil keputusan. Memang kita tidak boleh berharap semua karyawan yang diberikan kesempatan ini akan perform, namun Anda mungkin bisa terkejut dengan hasilnya.

4. Ciptakan Passion di Misi Anda
Gairah dalam bekerja dapat menjadi alasan menarik bagi karyawan untuk mengemban kepemimpinannya. Ciptakan perasaan yang kuat terhadap setiap misi Anda. Taruh hal itu menjadi cerminan budaya perusahaan Anda. Lihatlah siapa yang mempunyai frekuensi yang sama dengan passion tersebut, karyawan yangnyambung dengan misi organisasinya akan berpartisipasi untuk mewujudkannya. Hal in juga dapat meningkatkan nuansa kerja menjadi lebih kuat dan atraktif.

5. Buat Peran yang Jelas
Ketika karyawan tidak mengetahui secara jelas apa peran mereka dan apa tujuan perusahaan terhadapnya, maka mereka akan ragu-ragu untuk mengambil resiko melangkah menjadi seorang pemimpin. Menciptakan peran yang jelas merupakan kondisi yang penting bagi karyawan yang ingin memimpin. Jadi pastikan untuk memberi mereka pijakan yang jelas dan merincikan kemauan organisasi terhadapnya.

Kunci yang paling efektif dalam bisnis saat ini adalah mendorong karyawan untuk mengambil peran kepemimpinan. Hal itu tidak hanya mengangkat beberapa beban di bahu Anda, namun juga membuat karyawan Anda lebih bahagia dan lebih terlibat dalam bisnis.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar