Kini di era MEA 2015 war for talent antar organisasi telah menjadi kenyataan di depan mata kita. Kebutuhan unit kerja, organisasi dan kepesatan peningkatan perusahaan tidak diiringi ketersediaan penawaran profesional yang sepadan. Hal ini mengakibatkan perang talenta memanas hingga ke level tertinggi. Persaingan perekrutan dan pembajakan talenta profesional bahkan menghadirkan praktik perang talenta di luar batas logika akal sehat. The demands for talent for exceeds supply. Manajemen talenta, tak pelak merupakan salah satu isu prioritas yang paling membuat pusing para eksekutif puncak dewasa ini

Senin, 08 Juni 2015

Nasruddin Dan Si Pelit Orang Turki

Diceritakan suatu hari Nasruddin berdiri di depan pintu rumah seorang kaya raya berkebangsaan Turki. Hartawan tersebut memiliki banyak pembantu. Nasruddin datang ke rumah hartawan itu untuk meminta bantuan. Saat itu sang hartawan kebetulan sedang duduk-duduk di beranda rumahnya yang besar dan mewah. Mendengar permohonan bantuan yang dikemukakan Nasruddin, hartawan tersebut pun berkata kepada salah seorang pembantunya: “Marjan, kemarilah!, katakan kepada si Fairus agar ia menyuruh si Yaqut untuk mengatakan kepada orang yang tak tahu diri ini: ‘Semoga Allah menurunkan rezeki-Nya kepadamu lewat orang lain!’”


Mendengar perkataan sang hartawan tersebut, Nasruddin betapa kesal dan marahnya. Ia pun mengangkat kedua tangannya, lalu berdoa di depan si hartawan Turki itu, “Ya Tuhan!, perintahkanlah kepada Israfil agar ia memerintahkan Mikail untuk mengatakan kepada Izrail, ‘Cabutlah segera nyawa si Turki yang pelit ini!”. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar