Tidak jarang kita mendengar seorang lulusan Sarjana (S1) dengan nilai IPK
tertinggi merasa mentok karirnya ditempat kerja, akan tetapi diantara kita
justru malah memmandang hal tersebut sebagai tolok ukur akibatnya malah
berkecil hati dan melemahkan diri kita semisal munculnya pikiran ” ah, dia aja
yang pinter karirnya gak bagus, apalagi kita yang kulianya pas-pasan lulus
dengan IPK dua koma..”
Talent War in MEA Era
Kini di era MEA 2015 war for talent antar organisasi telah menjadi kenyataan di depan mata kita. Kebutuhan unit kerja, organisasi dan kepesatan peningkatan perusahaan tidak diiringi ketersediaan penawaran profesional yang sepadan. Hal ini mengakibatkan perang talenta memanas hingga ke level tertinggi. Persaingan perekrutan dan pembajakan talenta profesional bahkan menghadirkan praktik perang talenta di luar batas logika akal sehat. The demands for talent for exceeds supply. Manajemen talenta, tak pelak merupakan salah satu isu prioritas yang paling membuat pusing para eksekutif puncak dewasa ini
Rabu, 10 Februari 2016
Kuasai 5 Menit Awal hadapi Grogi Berbicara Didepan Banyak Orang
Uraian kali ini mungkin saja kita tengah mengalami hal yang sama terlebih
bila saat ini menduduki posisi atau jabatan yang menuntut anda harus mampu
berbicara dihadapan orang banyak. Goodnews nya, tidak hanya anda yang mempunyai
sikap grogi berbicara, bahkan yang berpengalaman pun masih saja dihinggapi
persaan seperti itu tapi hanya saja bagi mereka terjadi sesaat dan diwaktu
permulaan selanjutnya mampu mengatasinya dengan baik. Badnews nya, jika anda
tidak segera mengatasinya maka tingkat kwalitas yang seharusnya anda miliki
bisa hancur begitu saja karena ditimpa rasa malu yang menghujam dan meruntuhkan
mental anda.
Ironisnya, peristiwa ini mungkin bisa saja terjadi ketika anda yang awalnya
grogi saat berbicara namun ketika sudah mengusai karena saking enjoy nya justru
malah kekurangan waktu. So far, titik
kritisnya disaat presentasi ialah pada 5 menit pertama bila menguasainya maka
akan terasa mudah. Terkait penguasaan 5 menit pertama, kali ini Tipskarir ingin
berbagi dalam mengatasi rasa grogi tersebut :
Menunda Waktu Tidur = Produktifitas Berkurang
Pertanyaan simple, berapa lama waktu tidur
Anda semalam? Apakah hanya 2 sampai 5 jam atau mengikuti saran dokter yang
merekomendasikan untuk tidur selama 8 jam? Mungkin banyak dari Anda yang tidur
kurang dari 8 jam dengan alasan yang beragam. Berdasarkan studi yang dilakukan
olehAssociated Professional Sleep Societies pada tahun 2012, warga Asian-Amerika hanya tidur selama 6.9 jam setiap
malamnya. Hal
tersebut ternyata terjadi oleh warga Amerika lainnya, yang hanya tidur selama
6.8 jam dalam semalam. Secara regional, negara di Asia, seperti Jepang hanya tidur selama 7 jam
setiap hari kerja. Hal tersebut menyebabkan Jepang menduduki rangking terbawah dalam
survei yang pesertanya merupakan anggota Organisation for Economic Co-operation and
Development (OECD).
Produktifitas Berkurang Akibat Menunda
Waktu Tidur
Tidur merupakan hal yang simple, namun
efeknya bila kita kurang tidur sangat luar biasa. Kenyataan yang terjadi di
saat ini adalah waktu tidur kita tidak cukup setiap malamnya. Jadi jangan lah
heran bila melihat rekan Anda atau mungkin Anda berjalan gontai dan lemah
menuju kantor.
Langganan:
Postingan (Atom)