Kini di era MEA 2015 war for talent antar organisasi telah menjadi kenyataan di depan mata kita. Kebutuhan unit kerja, organisasi dan kepesatan peningkatan perusahaan tidak diiringi ketersediaan penawaran profesional yang sepadan. Hal ini mengakibatkan perang talenta memanas hingga ke level tertinggi. Persaingan perekrutan dan pembajakan talenta profesional bahkan menghadirkan praktik perang talenta di luar batas logika akal sehat. The demands for talent for exceeds supply. Manajemen talenta, tak pelak merupakan salah satu isu prioritas yang paling membuat pusing para eksekutif puncak dewasa ini

Selasa, 16 Desember 2014

Environment Readines – Lingkungan Keluarga

Aspek lingkungan kedua yang sangat penting untuk mendukung lahirnya talent menjadi Star adalah lingkungan keluarga. Kenapa? Keluarga adalah tempat interaksi setidaknya sepertiga dari waktu pengembangan Calling, Character, Competencies di talent dalam menghadapi berbagai macam konflik dengan satu paradigma “bersatu sampai maut memisahkan mereka.”

Ada tiga bagian lingkungan keluarga yang sangat mempengaruhi jadinya talent menjadi Star.

Pertama, keluarga utama yakni ayah, ibu dan saudara kandung. Ini sangat gamblang terlihat di banyak perusahaan dan banyak negara. Terjadi dinasti yang kadang meresahkan banyak orang yang tidak termasuk di dalamnya. Tapi kalau mau jujur dan terbuka, kemungkinan terjadinya dinasti adalah hal yang wajar. Ayah dan Ibu yang menjadi senator/gubernur/presiden sudah mengikut sertakan putra-putri mereka sejak dini bergaul di antara para elite politik bawahan ayah/ibunya. Sejak kecil mereka diberi wawasan yang jauh lebih luas dari rekan sebayanya. Sejak awal mereka berada di lingkungan yang sangat mendukung pengembangan 3C mereka dengan cepat. Mereka berinteraksi dengan ‘the best and the brightest’ di organisasi ataupun pemerintahan. Karena mendapat banyak ‘guru’ / ‘mentor’ dan ‘coach’ karena posisi ayah/ibu/saudara kandungnya maka si anak akan dengan mudah terakselerasi kemampuannya.

Jadi bagi saya, adalah hal yang wajar, anak seorang CEO/direktur akan memiliki kesempatan lebih besar menjadi CEO/direktur dibandingkan anak seorang bawahan misalnya. Anak seorang presiden akan lebih berpotensi menjadi presiden. Anak seorang pengusaha akan berpotensi menjadi pengusaha. Lingkungan utama mereka yang membuat mereka mudah memperoleh akses jaringan, informasi dan pengetahuan yang jauh lebih cepat, ‘up to date’ dibandingkan dengan rekan lain yang harus berjuang dengan kekuatannya sendiri memperoleh itu semua.

Yang jadi masalah dan tidak pantas dalam etika dan moral adalah menggunakan kekuasaan ayah/ibu/saudara kandungnya untuk mendapatkan jatah sebagai pemimpin/talent. Atau hanya karena ‘the right last name,’ dia masuk dalam kategori talent walaupun secara 3C sama sekali bukanlah talent yang memadai. Ini termasuk korupsi kekuasaan yang jauh lebih berbahaya dibandingkan dengan korupsi finansial karena melanggengkan kekuasaan kepada anggota keluarga yang tidak pantas menjadi pemimpin. Ini akan merusak masa depan organisasi/perusahaan bahkan negara.

Kedua, keluarga inti yakni suami/istri dan anak anak kandung. Ini adalah ‘circle of influence’ yang paling dekat dengan si talent. Ini adalah ‘pelayanan’ dan ‘karya’ yang sebenarnya bagi si talent sebelum menembus karya lain di dunia kerja. Lingkungan keluarga inti yang sangat mendukung dengan karirnya akan mempercepat perkembangan posisinya.

Misalnya istri yang mendukung suaminya berkarir di kantor dengan memperbolehkan suami menjadi pimpinan cabang di luar daerah dan ia bersedia mengikuti suaminya kemana pun akan ditempatkan, akan sangat mempengaruhi perkembangan si talent. Sebaliknya, bila istri mendukung secara setengah hati, dengan menyilakan suaminya menjadi pimpinan cabang di daerah tapi ia tetap tinggal di Jakarta atau daerah kelahirannya sendiri membuat suami tidak bisa all out dalam menggapai prestasi karena kehilangan ‘sigaraning nyowo’ berbagi kesulitan dan kehidupan di daerah terpencil misalnya. Dukungan dan keintiman keluarga sangat mempengaruhi perkembangan kejiwaan talent secara keseluruhan. Apalagi kalau ada istri yang tidak mendukung suaminya kemana mana dan hanya mau suaminya berada di kotanya sendiri karena tidak mau berpisah dengan keluarga utamanya, maka perkembangan si talent akan sangat terbatas. Ia masuk ke talent regional dan bukan talent nasional.

Ketiga, keluarga luas mencakup kerabat dekat dalam hubungan darah dalam arti luas. Ini lingkungan keluarga yang paling kurang berpengaruh terhadap perkembangan talent. Kalaupun ada sangat terbatas, tapi tetap bisa memberikan nilai positif kalau kekerabatan ini sangat dekat dan memiliki hubungan komunikasi intens seperti saudara sekandung.

Lingkungan keluarga ini kalau dimanajemeni dengan baik akan menjadi faktor pendukung yang positif terhadap perkembangan talent. Ini menjadi tugas talent dengan mentor/coach-nya agar hal ini menjadi aktivitas yang terencana dengan baik.

Untuk direnungkan :

1. Apa pandangan anda soal terjadinya dinasti dalam organisasi swasta? Apa yang seharusnya didukung dan yang seharusnya dihindari?

2. Apakah pola rekrutmen anda mendukung pola ini atau sebaliknya kebijakan rekrutmen tidak memperbolehkan anak dan ayah berada dalam satu perusahaan?

3. Bagaimana menarik calon dari anak ayah yang talent agar masuk ke organisasi anda mengingat pepatah ‘orang yang hebat akan melahirkan anak yang hebat juga’ ?


Tidak ada komentar:

Posting Komentar