Kini di era MEA 2015 war for talent antar organisasi telah menjadi kenyataan di depan mata kita. Kebutuhan unit kerja, organisasi dan kepesatan peningkatan perusahaan tidak diiringi ketersediaan penawaran profesional yang sepadan. Hal ini mengakibatkan perang talenta memanas hingga ke level tertinggi. Persaingan perekrutan dan pembajakan talenta profesional bahkan menghadirkan praktik perang talenta di luar batas logika akal sehat. The demands for talent for exceeds supply. Manajemen talenta, tak pelak merupakan salah satu isu prioritas yang paling membuat pusing para eksekutif puncak dewasa ini

Selasa, 09 Desember 2014

Membangun Kepercayaan Sebagai Jantung Engagement


Mempertahankan karyawan terbaik bukan perkara mudah. Sejak berkembangnya social media, arus informasi semakin terbuka lebar. Perusahaan mesti pintar-pintar mencari jurus engagement yang tepat jika tak mau ditinggal top talent-nya.
Salah satu cara melakukan engagement adalah dengan membangun emosi karyawan. “Kata kunci engagement lebih mengacu pada hal yang berkaitan dengan emosional. Kevin Kruse mengartikan employee engagement sebagai komitmen emosional yang dimiliki oleh karyawan terhadap organisasi dan tujuan yang hendak dicapainya,” ujar Satyo Fatwan, Managing Partner Dunamis Organization Service saat membuka diskusi Dunamis Executive Breakfast.
Diskusi yang bertema “Creating High Trust Culture to Improve Employee Engagement” ini mengungkapkan bahwa kepercayaan adalah faktor penting untuk membangun keterikatan dengan karyawan. Sebelum membahas kepercayaan lebih jauh, Satyo menyampaikan 6 Level Engagement versi Franklin Covey yaitu:


1. Rebel or Quit
Level di mana para karyawan yang berhenti dari organisasi juga melakukan tindakan-tindakan kurang menyenangkan bahkan merusak di organisasi tersebut.
2. Malicious Obedience
Level di mana karyawan menjalankan tugasnya namun di satu sisi juga melakukan berbagai tindakan kurang menyenangkan bahkan merusak di organisasi tersebut.
3. Willing Compliance
Level di mana karyawan bersedia mengerjakan tugas selama ada aturan yang tertulis dari organisasi.
4. Cheerful Cooperation
Level di mana karyawan mengerjakan tugasnya dengan perasaaan senang dan kooperatif.
5. Heartfelt Commitment
Level di mana karyawan bekerja sepenuh hati dan berkomitmen penuh untuk menyelesaikan tugasnya.
6. Creative Excitement
Level di mana kehadiran karyawan tersebut membawa kebahagiaan dan kehadirannya memberi warna lain bagi organisasi melalui berbagai ide yang dimiliki.
Dari survey kecil yang dilakukan Satyo terhadap eksekutif yang hadir mengenai level engagement di organisasi mereka, hasilnya menyebutkan 8% mengaku berada di level Rebel or quit, 38% di level Willing compliance dan 54% berada di level Cheerful cooperation.
Tommy Sudjarwady, partner sekaligus trust expert Dunamis menambahkan, “Yang lebih menarik lagi, Gallup menyebutkan bahwa rasio karyawan yang engaged dan actively disengaged di sebuah organisasi kelas dunia adalah 9:1, sementara di organisasi yang biasa-biasa saja, rasionya adalah 1:2,” Ujar Tommy. Karena itu menurutnya terdapat banyak ruang untuk perbaikan bagi organisasi di Indonesia terkait level engagement karyawan.
”Saat organisasi melakukan employee engagement survey secara jangka panjang harus dilihat pengaruhnya terhadap bottom line organisasi, mengingat engaged employees mempercayai organisasi. Kesimpulannya, trust atau kepercayaan merupakan jantung dari engagement,” tutur Tommy.
Trust di dalam sebuah organisasi terbukti membantu karyawan untuk memahami kondisi perusahaan. Studi yang dilakukan Helliwell Huang menyebutkan bahwa kenaikan 10% dalam trust memiliki efek kepuasan yang sama dengan 30% kenaikan gaji karyawan. Kepercayaan itu sendiri bisa dilihat dari berbagai sisi mulai dari diri sendiri, relationship, organisasi, pasar dan lingkungan sosial.
Untuk meningkatkan kepercayaan, setiap pemimpin harus memiliki kredibilitas dari sisi karakter maupun kompetensi. Menutup diskusi, Tommy menyebutkan, ”Tingkat return organisasi yang memiliki tingkat kepercayaan tinggi adalah 3 kali lebih tinggi dari organisasi yang memiliki tingkat kepercayaan rendah.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar