Kini di era MEA 2015 war for talent antar organisasi telah menjadi kenyataan di depan mata kita. Kebutuhan unit kerja, organisasi dan kepesatan peningkatan perusahaan tidak diiringi ketersediaan penawaran profesional yang sepadan. Hal ini mengakibatkan perang talenta memanas hingga ke level tertinggi. Persaingan perekrutan dan pembajakan talenta profesional bahkan menghadirkan praktik perang talenta di luar batas logika akal sehat. The demands for talent for exceeds supply. Manajemen talenta, tak pelak merupakan salah satu isu prioritas yang paling membuat pusing para eksekutif puncak dewasa ini

Rabu, 28 Januari 2015

5 Alasan untuk Mengejar Passion

Oprah Winfrey pernah mengatakan, “passion adalah energi. Maka, rasakanlah kekuatan/energi yang timbul karena Anda berfokus pada sesuatu yang Anda sukai”.
Banyak orang yang berpikir bahwa mereka tidak bisa mencari uang dari apa yang mereka sukai, sehingga mereka enggan memulai. Biasanya, ada pemisahan antara passion dengan pekerjaan utama yang mendatangkan pemasukan secara rutin. Dengan begitu, ketika harus memulai proyek yang berhubungan dengan passion, mereka merasa kewalahan. Kecuali jika saat ini full-time job Anda sudah sesuai  passion Anda, maka ada baiknya untuk merancang ulang prioritas Anda. Jika memang memungkinkan, berikan prioritas lebih kepada apa yang menjadi kesenangan Anda dan kerjakan dengan bersungguh-sungguh.
Dalam kehidupan sehari-hari, jika kita cukup jeli untuk mengamati, banyak sekali professional yang mengorbankan passion mereka untuk “bermain aman”. Dari waktu ke waktu, mereka mengerjakan pekerjaan yang sebenarnya tidak mereka sukai dengan alasan agar dapur tetap mengebul atau bisa menikmati hidup yang layak dengan terpenuhinya kebutuhan hidup. Apapun dilakukan, termasuk mengesampingkan selera pribadi jika mengejarnya adalah sesuatu yang penuh risiko. Padahal, menuruti pasar dan menjadi karyawan tetap di bidang yang tak kita minati pun kita masih tetap bisa gagal. Jadi, mengapa kita tidak sekalian menggiati apa yang kita sukai dengan risiko yang sama?
Susie Moore, seorang Life Coach di New York City menulis di huffingtonpost.com, 5 mengapa kita perlu mengejar passion dalam menjalani hidup ini:


1. Menyenangkan untuk dilakukan
Melakukan apa yang kita sukai tentunya sangat menyegarkan dan membuat kita merasa lebih hidup. Bekerja seolah tak bekerja untuk orang-orang yang benar-benar menyukai pekerjaannya. Sebaliknya, ia justru akan mendapatkan kebahagiaan sepanjang hidup mereka. Tentunya kita berhak untuk bahagia. Jadi jangan pernah berpikir bahwa kita tidak pernah mendapatkan keuntungan dari kegiatan bersenang-senang.

2. Semesta Mendukung
Mengikuti rasa bahagia akan membawa kita pada pemahaman tentang diri sendiri yang lebih hebat dari apa yang kita pikirkan selama ini. Bahkan, dunia akan mendukung keputusan kita untuk mengoptimalkan bakat unik kita sehingga akan banyak peluang bermunculan untuk kita. Semangat yang muncul dari dalam diri ketika melakukan apa yang kita senangi akan membuat kita pro-aktif. Bisa saja ketika kita di bandara kita bertemu orang baru dan mengobrol  lalu tanpa kita tahu, ia merupakan peluang bagi kita. Atau bisa juga tiba-tiba kita mendapat panggilan telepon yang memberitakan sebuah peluang karena orang lain merekomendasikan kita. Kesempatan bisa datang dari mana saja ketika kita benar-benar serius mengusahakan apa yang kita mau.
Sebagian orang mungkin cukup berhasil melakukan sesuatu yang bukan menjadi passion mereka dan cukup puas dengan keuntungan finansial dan reputasi bagus yang disematkan orang-orang kepadanya. Akan tetapi, coba bayangkan orang-orang yang bisa mendapatkan itu semua dari apa yang mereka suka, pasti akan sangat mengasikkan sekali. Jadi jangan menutup kemungkinan bagi diri sendiri untuk mulai memprioritaskan passion kita.

3. Kreativitas, ide dan energi terus mengalir
Perasaan senang dan gembira adalah bahan baku mutakir untuk ide dan kreativitas. Bayangkan kita bermain game atau membaca novel kesukaan, kita hampir tidak pernah merasa bosan. Bahkan, kita akan mengorbankan beberapa hal untuk dapat melakukan aktivitas-aktivitas tersebut. Rasa senang membebaskan pikiran dari tekanan sehingga energi, semangat dan daya kreativitas yang kita miliki mengalir dengan lancar. Satu hal yang bisa kita cermati misalnya adalah ketika ketika kita membuat tulisan. Sama-sama menulis, tetapi jika topiknya berbeda, mood kita juga berbeda. Bahkan, untuk siapa kita menulis juga mempengaruhi besarnya intensitas yang kita berikan untuk tulisan tersebut.

4. Lebih jujur pada diri sendiri
Tidak ada yang lebih penting daripada menjadi diri sendiri, itulah satu-satunya kewajibankepada diri kita dan dunia. Jika kita melakukan itu dengan komitmen dan hati yang terbuka, maka imbalan yang baik tentu kita dapatkan.
Dalam sebuah buku yang berjudul Regrets of The Dying, Bronnie Ware, seorang suster di sebuah rumah perawatan memaparkan bahwa salah satu hal yang paling disesali orang-orang sebelum mereka meninggal adalah bahwa semasa hidupnya, mereka menjalani hidup dengan mewujudkan mimpi orang-orang di sekitarnya, bukan dirinya sendiri.

5. Tidak ada yang sia-sia
Kita tentunya tidak harus buru-buru resign dari pekerjaan kita sekarang demi mengejar passion tersebut. Kita bisa memulainya sembari mengerjakan pekerjaan utama kita. Misalnya dengan mengobrol dengan orang-orang yang sudah bekerja di bidang sesuai passion kita. Temukan orang yang sudah lebih dulu sukses dan belajarlah dari mereka. Pelajari apapun yang berhubungan dengan passion kita dan jalan akan terbuka pada saat yang tepat dan jika kita membuka diri.
Bayangkan seandainya olahragawan, chef, artis, musisi tidak mengikuti passion mereka. Tentu hidup ini akan membosankan. Ketika kita berpikir bahwa mementingkan diri sendiri adalah tindakan yang egois, maka akan lebih egois lagi jika kita menyembunyikan keahlian kita. Hal itu sama saja dengan kita tidak berbagi kepada dunia dan orang-orang di sekitar kita, seperti yang telah dilakukan oleh para artis, atlit atau penyanyi tersebut.
Jim Carrey, actor dan comedian Canada-Amerika, mengatakan bahwa sebagian orang mengambil keputusan berdasarkan rasa takut dan tidak menghiraukan apa yang mereka suka. Kemudian mereka menyamarkannya sebagai sebuah kepraktisan. Jadi, ada baiknya kita berpikir sebaliknya. Mencari passion adalah kegiatan yang praktis. Tergantung bagaimana kita memulainya.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar