Kini di era MEA 2015 war for talent antar organisasi telah menjadi kenyataan di depan mata kita. Kebutuhan unit kerja, organisasi dan kepesatan peningkatan perusahaan tidak diiringi ketersediaan penawaran profesional yang sepadan. Hal ini mengakibatkan perang talenta memanas hingga ke level tertinggi. Persaingan perekrutan dan pembajakan talenta profesional bahkan menghadirkan praktik perang talenta di luar batas logika akal sehat. The demands for talent for exceeds supply. Manajemen talenta, tak pelak merupakan salah satu isu prioritas yang paling membuat pusing para eksekutif puncak dewasa ini

Jumat, 30 Januari 2015

5 Kesalahan Minor ini akan membuat kita Menyesal 10 Tahun ke Depan

Kebanyakan orang menyikapi hidup mereka, termasuk menyikapi karir mereka seperti sedang menyeberangi danau menggunakan sampan. Alias jangka pendek. Padahal sebenarnya, jika ditilik dari perjalanan panjang yang harus kita lalui, menentukan tujuan hidup atau karir lebih mirip dengan menyeberangi lautan.
Apabila kita hanya fokus pada aktivitas yang harus diselesaikan jangka pendek, bukannya tidak mungkin kita melakukan kesalahan-kesalahan minor yang besar sekali dampaknya untuk karir kita. Bisa jadi, kita mendarat di pantai yang salah, atau lebih buruk lagi, terdampar di karang yang terjal.
Nah, berikut adalah beberapa kesalahan berkarir yang kita lakukan sekarang dan akan menimbulkan dampak yang besar untuk masa depan karir kita:

1. Networking hanya terbatas di lingkungan kantor
Tentunya kita semua sepakat bahwa networking adalah satu hal yang krusial dalam berbisnis atau merintis karir. Bukan hanya sekedar datang ke sebuah acara kemudian membagi-bagikan kartu nama, tetapi lebih jauh dari itu. Networking berarti membuka diri untuk memahami perspektif orang lain, terbuka dengan ide-ide baru. Sehingga, terjadi hubungan yang nantinya dapat memudahkan kita melakukan tugas sehari-hari dan membawa kita pada kesuksesan.
Meskipun demikian, masih banyak orang yang membatasi networking mereka pada internal perusahaan saja. Mengingat bahwa budaya kerja dari tiap-tiap perusahaan berbeda, sangat disarankan bagi kita untuk “keluar” dari lingkungan kantor dan belajar memaknai budaya-budaya dan kebiasan lain di luar perusahaan. Hubungan baik yang terjalin dengan orang-orang di luar lingkaran perusahaan kita, akan sangat membantu ketika kita menghadapi masa-masa sulit. Jadi, meskipun networking ini butuh pengorbanan, hasilnya tidak akan mengecewakan.

2. Mengambil keputusan selalu dengan pertimbangan uang
Sebuah statistik mengungkapkan bahwa seberapapun uang yang kita dapatkan, kita masih akan tetap berharap minimal 20% lebih banyak. Tawaran kerja dengan gaji yang tinggi memang selalu menggoda. Bahkan akan sangat sulit bagi kita menolak adanya promosi, jabatan tinggi yang akan memberi tambahan masukan pada rekening bank kita. Padahal, satu hal yang harus kita ingat adalah perusahaan membayar karyawan untuk apa yang mereka kerjakan, bukan apa jabatan mereka. Untuk itulah, ketika memilih pekerjaan pastikan bahwa Anda mempertimbangkan dengan memberi porsi lebih kepada pengalaman berharga dan peningkatan keterampilan jika kita melakukan pekerjaan tersebut. Memprioritaskan pengalaman dibanding uang, ke depannya justru akan membawa kita pada penghasilan yang besar.

3. Menghindari kegagalan
Dalam merintis karir, adakalanya kita dihadapkan pada dua alternatif yang harus kita pilih. Salah satunya adalah pilihan dengan risiko yang besar, penuh ketidakpastian. Orang-orang dengan performa yang bagus (high performer) pun mungkin akan frustasi dengan kondisi yang seperti itu. Bahkan, tidak sedikit yang kemudian menyerah sehingga tak sedikitpun mendekat pada kesuksesan. Di perusahaan, kondisi-kondisi semacam ini memang dihadirkan bukan tanpa alasan oleh para eksekutif. Kondisi yang serba sulit akan memicu pertumbuhan yang sangat besar bagi diri karyawan. Situasi tersebut akan membuat kita tak hanya belajar bisnis dan kepemimpinan, tetapi juga belajar untuk memahami diri sendiri. Kesuksesan di masa depan adalah kombinasi dari pengalaman dan kekuatan unik serta passion yang kita miliki. Jadi untuk mendapatkan pengalaman tersebut, tidak ada salahnya kita mengawali keberhasilan kita dengan kegagalan.

4. Membeli rumah
Membeli rumah, terutama di awal-awal karir bukanlah ide yang bagus. Bagaimana hal itu terjadi? Organisasi membutuhkan mobilitas. Perusahaan-perusahaan menginginkan karyawannya unutk berpengalaman dan pengalaman tersebut dapat diperoleh jika kita tidak merasa enggan untuk berpindah. Artinya, kita tidak keberatan untuk belajar di divisi lain, kota lain, pulau lain dan bahkan keluar negeri. Apabila kita membeli rumah dan tinggal di situ, menambatkan seluruh asset kita di sana, maka pergerakan tersebut akan menjadi cukup sulit bagi kita. Lepas dari tentunya jika rumah tersebut sengaja dibeli untuk investasi dan tidak ditinggali sendiri.

5. Melewatkan kesempatan untuk membantu orang lain
Membantu sesama, meskipun klise mungkin bisa menjadi salah satu nasihat terbaik untuk meraih kesuksesan. Memberi nilai tambah yang nyata bagi organisasi atau orang lain dengan tulus justru akan mendatangkan peluang bagi kita untuk sukses. Semacam good karma, balasan yang baik ketika kita melakukan sesuatu yang baik. Dalam buku The 5 Patterns of Extraordinary Careers, disebutkan bahwa orang-orang yang sangat sukses memiliki kepekaan empat kali lipat untuk membantu sesama dan menghargai kepentingan orang lain dibandingkan diri sendiri. Dengan mengembangkan orang lain, secara tidak langsung orang tersebut juga membanun diri dan bahkan peluang mereka menjadi lebih besar dengan hubungan baik yang mereka jalin dengan orang-orang yang telah dibantu. Oleh karena itu, meskipun untuk membantu orang lain kita harus mengorbankan sesuatu, tetaplah berusaha untuk mewujudkannya.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar