Kini di era MEA 2015 war for talent antar organisasi telah menjadi kenyataan di depan mata kita. Kebutuhan unit kerja, organisasi dan kepesatan peningkatan perusahaan tidak diiringi ketersediaan penawaran profesional yang sepadan. Hal ini mengakibatkan perang talenta memanas hingga ke level tertinggi. Persaingan perekrutan dan pembajakan talenta profesional bahkan menghadirkan praktik perang talenta di luar batas logika akal sehat. The demands for talent for exceeds supply. Manajemen talenta, tak pelak merupakan salah satu isu prioritas yang paling membuat pusing para eksekutif puncak dewasa ini

Rabu, 28 Januari 2015

Mau Sukses? Cek Apa yang Dilakukan Orang Sukses Sebelum Sarapan

“Sesuatu yang menjadi keharusan, selesaikanlah itu di awal”, begitu ungkap Vanderkam, penulis dari buku “What the Most Successful People Do Before Breakfast”. Orang sukses atau setidaknya yang mempunyai keinginan kuat untuk sukses, percaya akan hal itu. Mereka memanfaatkan satu atau dua jam sebelum sarapan seoptimal mungkin. Mereka mengerjakan hal penting yang menjadi prioritas, sebelum menyelesaikan prioritas orang lain.
Sains pun mendukung pernyataan tersebut. Roy Baumeister, seorang professor dari Florida State University menyatakan bahwa tekad kita itu ibarat otot, jika ia dipergunakan secara berlebihan, akan mengalami kecapaian. Menukil temuan tersebut, Vanderkam menyarankan agar kita menyegerakan keperluan yang paling penting untuk dilakukan pada pagi hari. Semakin malam atau mendekati waktu istirahat, tekad kita akan menurun dan kita menjadi lemah dalam decision making. Sebaiknya, saat memulai hari, kita memiliki rasa optimisme yang masih bagus.
Nah, apa sebenarnya yang dilakukan oleh entrepreneur maupun sosok yang sukses ketika optimisme mereka masih penuh di saat memulai hari tersebut? Berikut adalah 12 hal yang mereka lakukan seperti ulasan diulas entrepreneur.com:


1. Bangun lebih pagi
Orang sukses memiliki keyakinan bahwa waktu adalah hal yang sangat berharga dalam hidup mereka. Ketika di kantor mereka menyadari bahwa akan ada banyak hal yang menyita waktu mereka, seperti meeting, panggilan telepon, atau keperluan mendadak dari perusahaan. Oleh karena itu, mereka berusaha untuk memperpanjang waktu yang mereka bisa kontrol sendiri, yakni sebelum berangkat kerja.
Vanderkam mengatakan bahwa dari 20 eksekutif yang ia teliti, 90% mengatakan bahwa mereka bangun sebelum jam enam pagi. Misalnya saja CEO dari PepsiCo, ia bangun pada jam 4 pagi, sedangkan CEO Disney, Bob Iger, bangun pada jam 4.30 pagi.

2. Olahraga sebelum menjalankan aktivitas
Olah raga juga menjadi pilihan bagi orang-orang sukses untuk memulai hari mereka. Menurut Vanderkam, CEO Xerox biasa melakukan personal training selama satu jam, dimulai pada pukul enam sebanyak dua kali dalam seminggu. Lalu CEO Christies, Steve Murphy menggunakan pagi harinya untuk melakukan yoga. Kemudian Frits van Paasschen, CEO Starwood Hotel melakukan lari pagi selama satu jam pada pukul 5.30 pagi.
Lepas dari fakta bahwa berolahraga menghabiskan waktu yang seharusnya bisa dipergunakan untuk melakukan berbagai aktivitas, ternyata olah raga memiliki efek yang baik untuk beraktivitas sepanjang hari. Olah raga dapat mengurangi stress, membantu diet lemak dan membuat tidur menjadi lebih nyenyak pada malam harinya.

3. Mereka mengerjakan tugas yang menjadi top priority pada hari itu
Pagi hari memang menjadi waktu yang ideal untuk berkonsentrasi. Pasalnya, pagi buta menghadirkan suasana yang sepi dan minim distraksi, baik itu dari keluarga, anak, bos maupun urusan lain. Waktu yang sepi ini dihabiskan oleh Debbie Moysychyn, seorang business strategist yang pada siang harinya harus bertemu banyak klien dan meeting. Ia mengaku bahwa banyaknya interupsi dari berbagai pihak tersebut membuat pekerjaannya terbengkelai. Untuk itulah ia mempergunakan waktu sebelum sarapan untuk melakukan hal yang menjadi prioritasnya pada hari itu.

4. Mereka mengerjakan hal-hal yang menjadi passion pribadi mereka
Menulis buku, cerpen atau berkarya seni kadang terlewatkan ketika kita disibukkan dengan urusan kantor. Untuk itulah beberapa orang sukses mengisi waktunya sebelum sarapan untuk mengerjakan passion pribadinya. Dalam hal ini, kita bisa belajar dari seorang guru sejarah bernama Charlotte Walker-Said, yang membiasakan dirinya untuk menulis dari pukul 06.00 – 09.00 pagi. Ia membaca jurnal dan menulis bukunya tentang politik agama di Afrika Barat.
Walker mengungkapkan bahwa telah menjadi kebiasaan baginya untuk menulis di pagi hari, dan setiap pagi ia bisa menghasilkan beberapa halaman. Berdasarkan sebuah riset, Vanderkam mengungkapkan bahwa menulis secara berkala lebih baik daripada menulis banyak dalam waktu yang panjang. Dengan menyicil tulisan tersebut, penulis akan lebih mudah mendapatkan mood menulisnya sehingga menghasilkan pemikiran yang bagus.

5. Quality time dengan keluarga
Menghabiskan waktu dengan keluarga tidak harus dilakukan di meja makan ketika makan malam. Bahkan saat pagi pun kita bisa menyisihkan waktu untuk dihabiskan bersama keluarga. Contohnya saja dengan menbacakan dongeng untuk anak atau memasak bersama untuk sarapan. Sarapan juga menjadi waktu yang berharga ketika itu dilakukan bersama-sama dengan keluarga dalam satu meja.

6. Melakukan aktivitas bersama pasangan
Bagi yang sudah memiliki pasangan, menghabiskan waktu di pagi hari dengan pasangan juga menjadi hal yang pas untuk dicoba. Pasalnya, pada saat malam hari setelah kerja, kita terlalu lelah untuk bercengkrama dengan pasangan. Menghabisakan waktu dengan pasangan di pagi hari juga akan memberikan energi positif ketika bekerja sepanjang hari nantinya.

7. Melakukan Networking sambil ngopi
Selama ini, sering kali kita menolak ketika diajak bertemu pada jam-jam yang dianggap terlalu pagi. Pengalaman lain diungkapkan oleh Christopher Colvin, seorang lawyer ternama di New York yang mengatakan bahwa pagi harinya sebelum berangkat kerja, ia menyempatkan untuk bertemu teman-temannya. Situasinya tentu dibuat lebih santai misalnya dengan ngopi atau minum teh bersama atau sekedar berkumpul di taman untuk membaca bersama.

8. Meditasi untuk menjernihkan pikiran
Beberapa orang adalah tipe yang membutuhkan ketenangan diri untuk melakukan kegiatan sehari-hari. Oleh karena itu, mereka melakukan meditasi untuk menjernihkan pikiran di pagi hari. Manisha Thakor, pendiri dari MoneyZen Wealth Management mengaku melakukan meditasi transedental dua kali sehari selama 20 menit, yang dilakukan pada pagi dan sore hari. Menurutnya, itu adalah aktivitas yang sangat menaikkan semangat yang membekalinya untuk menyelesaikan tugas-tugas sepanjang hari.

9. Menuliskan hal-hal yang perlu mereka syukuri
Mengungkapkan rasa syukur bisa menjdi cara yang asyik untuk bisa memusatkan diri dan mendapatkan perspektif yang bagus sebelum meulai aktivitas kerja. Menuliskan orang, tempat atau peluang yang telah didapatkan pada hari sebelumnya selama beberapa menit mampu memberikan perbedaan cara pandang kita untuk menghadapi hari-hari itu.

10. Menyusun perencanaan dan strategi
Merencanakan kegiatan yang akan dilakukan untuk sepanjang hari ke depan adalah sesuatu yang penting. Rencana tersebut bisa menjadi sebuah alat manajemen waktu yang baik. Dan selagi masih pagi dan segar, membuat perencanaan bisa dilakukan dengan lebih mudah karena pikiran masih jernih sehingga kita pun siap menjalani hari-hari.

11. Mengecek email
Sementara banyak orang mengatakan bahwa sebisa mungkin kita menunda membuka email sampai benar-benar diperlukan, beberapa orang sukses justru tidak begitu. Penulis “The Happiness Project”, Gretchen Rubin membuka emailnya justru pada pagi hari setelah bangun tidur. Ia melihat apakah ada email yang harus secepatnya dibalas atau bahkan menulis email tertentu yang memang membutuhkan fokus yang tinggi.

12. Membaca berita
Pagi hari sebelum sarapan adakalanya dimanfaatkan oleh orang sukses utuk meng-update pengetahuan mereka tentang hal-hal yang terjadi di sekitarnya. Mereka membaca headline surat kabar atau situs portal berita. Karena semakin banyak pengetahuan yang ia dapatkan, semakin mudah baginya untuk mengimplementasikannya dalam ide-ide dan gagasan dalam kehidupan sehari-hari, baik professional maupun personal.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar