Kini di era MEA 2015 war for talent antar organisasi telah menjadi kenyataan di depan mata kita. Kebutuhan unit kerja, organisasi dan kepesatan peningkatan perusahaan tidak diiringi ketersediaan penawaran profesional yang sepadan. Hal ini mengakibatkan perang talenta memanas hingga ke level tertinggi. Persaingan perekrutan dan pembajakan talenta profesional bahkan menghadirkan praktik perang talenta di luar batas logika akal sehat. The demands for talent for exceeds supply. Manajemen talenta, tak pelak merupakan salah satu isu prioritas yang paling membuat pusing para eksekutif puncak dewasa ini

Rabu, 28 Januari 2015

Percayakah Anda bahwa Komunikasi dan Kemampuan Kerja Tim Lebih Penting Ketimbang Gelar Akademik

Jangan keburu bangga secara berlebihan jika saat ini Anda adalah lulusan terbaik di bidang studi yang Anda geluti di universitas. Sebab, fakta tersebut belum cukup mampu membuat perusahaan yang akan Anda lamar serta-merta tertarik dengan Anda. Lho, memangnya masih perlu (pembuktian) apalagi?
Sebuah studi yang dilakukan oleh GRADdirect, lembaga di bawah perusahaan konsultan HR Reed Consulting meneliti apa yang dilihat organisasi dari para lulusan baru. Hasilnya, lebih dari 6 dari 10 rekruter menyebut “komunikasi” dan “kemampuan bekerja dalam tim” sebagai atribut personal yang terpenting.
Di samping itu, karakteristik yang berkaitan dengan “kecerdasan emosional”, seperti kemampuan menghargai pandangan orang lain, juga mendapat peringkat tinggi disebutkan oleh lebih dari 4 dari 10 organisasi. Tentu saja, memiliki gelar kesarjanaan yang bergengsi dan nilai kelulusan yang bagus tetap diperlukan untuk mengetahui kemampuan intelektual seseorang.
Namun, yang lebih dicari oleh para rekruter adalah keterampilan yang bisa disalurkan. Misalnya, kemampuan untuk menyerap informasi yang kompleks atau melihat persoalan dari berbagai sudut pandang yang berbeda. Lebih dari seperempat rekruter mengatakan, kemampuan aktual akademik hanya penting untuk pekerjaan yang secara langsung memang relevan dengan bidang gelar tersebut. Sementara, hampir sepertiga mengaku mencari lulusan yang memiliki motivasi yang jelas, dan tujuan yang selaras dengan organisasi yang mereka lamar.

Sisi Lain
Kepala Bagian Layanan Lulusan Baru pada Reed Consulting Nick Griffin mengatakan, “Proses rekrutmen lulusan baru merupakan hajatan dan investasi besar bagi sejumlah organisasi. Para rekruter dihadapkan pada tantangan untuk mendapatkan lulusan-lulusan terbaik yang sekaligus juga berpotensi menjadi pemimpin-pemimpin bisnis masa depan.”
“Dalam iklim kompetitif dewasa ini, ditambah dengan eskalasi war for talent, para rekruter harus bekerja lebih keras dan lebih cerdas untuk menemukan kandidat ideal sesuai harapan mereka,” tambah dia.
Pada sisi lain, dari pihak lulusan baru sendiri, sebuah riset yang dilakukan koran Ingris Guardian memberi petunjuk bahwa generasi baru lulusan universitas dewasa ini lebih menekankan pada pencarian gaji tinggi, job security dan prospek-prospek pengembangan karir. Riset bertajuk Grad Facts tersebut juga menemukan faktor-faktor penting lainnya yang dicari oleh para lulusan baru ketika melamar kerja. Yakni, opsi flexibel working, benefit yang menarik dan program tanggung jawab sosial perusahaan yang bergengsi.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar