Kini di era MEA 2015 war for talent antar organisasi telah menjadi kenyataan di depan mata kita. Kebutuhan unit kerja, organisasi dan kepesatan peningkatan perusahaan tidak diiringi ketersediaan penawaran profesional yang sepadan. Hal ini mengakibatkan perang talenta memanas hingga ke level tertinggi. Persaingan perekrutan dan pembajakan talenta profesional bahkan menghadirkan praktik perang talenta di luar batas logika akal sehat. The demands for talent for exceeds supply. Manajemen talenta, tak pelak merupakan salah satu isu prioritas yang paling membuat pusing para eksekutif puncak dewasa ini

Jumat, 13 Maret 2015

KEPEMIMPINAN MENATAP MASA DEPAN

Menatap masa depan, kita akan selalu dikejutkan oleh gelombang perubahan, siapkah kita menghadapi tantangan abad baru ini yang sudah kita masuki dalam milenium ketiga, oleh karena itu terimalah perubahan itu yang sedang bergerak dari masyarakat informasi menuju ke masyarakat pengetahuan.

Sebagai jawabannya, tulisan ini kami susun sejalan dari hasil renungan untuk mengendalikan dorongan hati dalam memikirkan hal-hal yang sedang kita hadapi, untuk menempatkan hal-hal tersebut dalam persfektif yang diyakini kedalam pemahaman atas paradigma abad baru, manusia seutuh, dan kebiasaan yang produktif.

Melalui tulisan ini, kami mencoba untuk dapat mendengarkan intuisi kami dan mengutarakannya dari huruf menjadi kata-kata yang bermakna menjadi untaian kata paradigma abad baru, manusia seutuh dan kebiasaan produktif sebagai berikut, maka bila kata kita uraikan dari untaian huruf, maka yang dimaksud dengan :

PARADIGMA adalah gambaran (P)enomena yang terjadi secara (A)lamiah yang perlu dipikirkan kedalam (R)rformasi untuk menghindari dampak kepada (A)ngkatan kerja yang menyesuaikan dengan (D)imensi yang menunjukkan (I)ndikasi terhadap (G)ejala yang akan mempengaruhi (A)ktivitas masa depan.

ABAD adalah suatu (A)nalisis yang merumuskan (B)atasan-batasan sebagai (A)turan yang harus berubah untuk (D)ilaksanakan sesuai dengan tuntutan zaman.

BARU adalah tindakan yang harus (B)erorientasi kepada (A)manat dalam bersikap RESPONSIP karena akan berlaku secara (U)niversal

MANUSIA adalah (M)ahkluk dalam perjalanan hidupnya akan selalalu memiliki (A)ktivitas yang digerakkan oleh (N)aluri dalam (U)saha mencari (K)eseimbangan antara (I)ntelektual dan (A)gama yang dianutnya

SEUTUH adalah gambaran (S)ikap dari suatu (E)mberio sebagai (U)mmat yang mengakui keberadaan (T)uhan dalam (U)sahanya untuk melaksanakan (H)ijrah dalam menuju kesempurnaan yang diridhoi oleh yang maha kuasa.

KEBIASAAN adalah (K)epribadian berlandaskan (E)tika yang menjadi kekuatan (B)erpikiir secara (I)intuisi (hasil kerja hati) yang diputuskan oleh (A)kal sebagai suatu S)arana dalam mewujudkan A)malan dari kemampuan (N)alar yang dipikirkan secara mendalam.

PRODUKTIF adalah Berpikir secara P)rofesional kedalam proses yang (R)asional dengan memanfaatkan (O)tak yang memiliki (D)imensi (sisi otak kiri atas, sisi otak kanan atas, sisi otak bawah sadar) untuk merumuskan (U)kuran (efisien, efektif, berkualitas) dalam mencapai (K)eberhasilan dari (T)indakan yang dilakukan secara (I)ndividual sebagai (F)alsafah dalam menjalankan hidup ini.

Bertitik tolak dari pemikiran kami diatas, kami sampai pada suatu kesimpulan dalam perjalan hidup ini bahwa hari ini kami melepaskan pengelaman yang berdampak menyakitkan diri ini dan memahami arti apa yang dibawa oleh pengalaman itu dalam proses perubahan.

Dengan mengungkapkan pengalaman masa lalu, dan kita menjalani masa kini dengan penuh harapan, menatap ke masa depan sebagai kerangka berpikir dengan memahami dan menghayati makna hurup menjadi kata bermakna kedalam untaian kalimat menjadi rumusan sebagai suatu pendekatan dalam menghadapi tantangan abad 21 menjadi gambaran persfektif manajemen dalam kesiapan memasuki masyarakat pengetahuan.

Kerangka tersebut kami tuangkan kedalam suatu konsep berpikir yang akan menuntun kita sebagai sesuatu yang terlihat dalam ketakutan dan hidup dalam pengharapan yang mengarah kepada kehidupan untuk berpikir, bekerja dan belajar, menghadapi tantangan abad 21

Berdasarkan pemikiran diatas, kita dapat memanfaatkan penguasaan wawasaan dan imajinasi yang dijabarkan kedalam pemikiran intuisi yang mengarah kepada persfektif ; menuangkannya kedalam pemikiran rencana jangka panjang yang mengarah kepada posisi ; melaksanakan pemikiran kedalam rencana jangka pendek yang mengarah kepada performa dalam merumuskan faktor produksi dan faktor intelektual kedalam pemahaman konsep, tantangan, strategi dalam menghadapi tantangan abad 21 melalui pemanfaatan otak dalam berpikir, kepemimpinan dalam organisasi, daur hidup perusahaan, mengelola berdasarkan budaya, mengelola perubahan.

Mengelola faktor produksi dan intelektual melalui penguasaan pengetahuan dan keterampilan kedalam organisasi berbasiskan pengetahuan, membangun organisasi pembelajaran, mengelola sumber daya manusia, dan mengelola pengetahuan,

Apa yang hendak kita arahkan dalam kerangka berpikir diatas adalah mengelola hasil yang hendak dicapai dengan tingkat produktivitas yang tinggi dalam efesiensi, efektif dan berkualitas, yang berdampak dalam peningkatan nilai tambah sebagai kunci kemakmuran dalam berbangsa dan bernegara.

Kesimpulan dari tulisan ini hendak menekankan bahwa kunci keberhasilan kepemimpinan abad baru ini sangat ditopang oleh adanya konsep menata dan mengembangkan kebiasaan yang produktif dalam bersikap dan berperilaku agar setiap peran, fungsi, tugas, kerja dapat dimaksimumkan sejalan dengan tuntutan perubahan, sehingga setiap orang merasa dilibatkan dalam perubahan itu sendiri.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar