Ada juga yang berpendapat, talent itu sudah masuk
dalam kompetensi, atau sama saja talent itu dengan kompetensi, ibarat dua sisi
mata uang, tinggal mana yang mau kita pilih dan terapkan secara konsisten.
Sementara menurut buku The Handbook of Best Practices on Talent Management by
Lance A & Dorothy R Berger yang saya baca, ternyata Talent Management itu
sama saja dengan pengelolaan pool talent karyawan di suatu perusahaan dengan
memasukkan mereka ke dalam matrix performance vs kompetensi.
Talent management
merupakan sebuah proses untuk mengidentifikasi para karyawan perusahaan yang
memiliki kapabilitas untuk menjadi future leaders/ senior managers. Proses
identifikasi ini didasarkan pada dua elemen kunci, yakni aspek kompetensi dan
aspek kinerja (performance).
Dalam hal ini, kompetensi dapat diibaratkan sebagai
input yang melekat pada seseorang, dan yang akan membekali dia untuk melakukan
tugasnya dengan baik; sementara aspek performance (kinerja) merupakan hasil
nyata (output) dari suatu pekerjaan. Idealnya, kompetensi dan kinerja (hasil)
menjadi dua hal yang berkorelasi positif. Artinya, jika Anda memiliki
kompetensi tinggi, maka hasil dan target pekerjaan juga dapat dicapai dengan
baik. Namun kadang tidak selalu demikian. Misalnya, orang sales sudah memenuhi
semua kompetensi yang dibutuhkan, namun karena mendadak ada peristiwa bencana
alam (yang di luar kontrol dia), maka target penjualannya tidak bisa tercapai.
Sebaliknya, bisa terjadi orang sales yang kompetensinya jelek (misalnya main
serobot pelanggan teman, atau memakai uang suap kepada calon pelanggan) justru
bisa menjual dengan sangat bagus (dan target pekerjaan bisa tercapai).
Karena itulah untuk menilai kualitas karyawan, Anda
sebaiknya mengacu pada dua elemen di atas sekaligus, yakni aspek kompetensi (input)
dan aspek kinerja (hasil). Nah, dengan matriks kompetensi dan performance
inilah, kita menilai kapasitas karyawan, termasuk untuk keperluan talent
management process. Calon bintang yang dipilih idealnya mereka yang memiliki
kompetensi tinggi dan sekaligus kinerja (memberi hasil) yang baik; atau mereka
yang memiliki kompetensi bagus, namun kinerjanya saat ini belum berkembang
secara optimal (orang seperti ini dapat dipilih karena dia pada dasarnya
memiliki kompetensi yang solid, dan karena itu bisa terus dikembangkan untuk
menjadi future stars).
Dari penjelasan di atas, sebenarnya tidak ada yang
perlu dipertentangkan antara kompetensi dengan talent management. Dalam hal
ini, kompetensi merupakan satu elemen penting –selain aspek kinerja– dalam
mengidentifikasi dan mengembangkan talenta karyawan menuju prestasi yang paling
optimal.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar