A. GAYA BERBICARA (STYLE OF SPEAKING)
Cara berbicara seseorang sangat berpengaruh dan
berperan dalam memberi kesan terhadap penilaian orang lain kepada diri pribadi
orang yang berbicara. Untuk mengetahuinya, disini akan dijelaskan dan
dikemukakan 4 macam cara atau gaya bicara seseorang yang secara umum dapat kita
kenali, yaitu sebagai berikut :
1. Gaya Bicara Berpanjang-panjang (Complicated
Talking) Orang dengan gaya bicara seperti ini menandakan bahwa orang tersebut
tidak efisien karena tidak dapat langsung kepada inti atau pokok pembicaraan,
sehingga tidak dapat memfokuskan pada permasalahan yang sebenarnya. (walaupun
mungkin sangat efektif untuk mengelak atau menghindar).
Perlu diketahui :
• Efisien, berarti : berdaya guna yang berarti juga
penghematan sumber daya yang ada.
• Efektif, berarti : berhasil guna atau mencapai
sasaran dan tujuan. Gaya bicara bertele-tele ini seringkali kita jumpai pada
para pejabat pemerintah atau birokrat (terutama: orde baru), sangat diplomatis
dan politis serta sering mengulang-ulang kata (repeated words).
2. Gaya Bicara Mengandung Arti Ganda (Multiple
Meaning Talking) Gaya bicara seperti ini sering kita jumpai pada para
sastrawan, seniman maupun ahli filsafat (filosof). Budayawan dan sosiolog juga
acapkali menggunakan gaya bicara ini. Gaya bicara seperti ini menimbulkan
beberapa (=lebih dari satu) interpretasi yang berbeda dikarenakan menggunakan
kata-kata yang mengandung arti lebih dari satu makna (makna ganda), sehingga
pemahaman atas keseluruhan kalimat juga menjadi bermacam-macam pengertian.
3. Gaya Bicara Dengan Kata Yang Tepat (Using Proper
Word Talking) Gaya bicara dengan memakai kata-kata yang tepat pemakaiannya
biasanya kita jumpai pada para ilmuwan (scientist), cendikiawan serta
orang-orang yang tingkat intelektualitasnya tinggi. Orang-orang yang menggunakan
gaya bicara ini adalah pribadi- pribadi yang menginginkan efisiensi dalam
berbicara serta menginginkan tercapainya efektifitas dalam pencapaian tujuan
pembicaraannya. ( Ingat : Walaupun efisien tapi belum tentu efektif ! ) Dengan
menggunakan kata-kata yang tepat (fit and proper words) ini bertujuan untuk
dihindarkannya 3 (tiga) hal berikut :
• Kesalahtafsiran (mis-interpretation)
• Kesalahfahaman (mis-understanding)
• Kesalahan komunikasi (mis-communication)
Berbicara dengan menggunakan kata-kata yang tepat pemakaiannya ini biasanya
terkait dengan pembahasan suatu masalah keilmuan tertentu yang mengharuskan
penggunaan istilah (terminology) dalam bidang ilmu tertentu, sehingga para
pendengar diharapkan memahami dengan sangat jelas arti dan maksud dari
pembicaraan tersebut. Istilah-istilah (terminology) tersebut sering digunakan
dalam pembahasan disiplin ilmu-ilmu diantaranya : ekonomi, kedokteran, politik,
hokum, keuangan, akuntansi, manajemen, social, dsb.
4. Gaya Bicara Efektif dan Efisien (Effective and
Efficient Talking) Gaya bicara ini merupakan kombinasi dari ketiga gaya bicara
yang telah disebutkan di atas, yakni dengan cara melihat dan mepertimbangkan
hal-hal sebagai berikut :
• Siapa yang diajak bicara (who is the
communicatee)
• Apa yang dibicarakan (what is the topic)
• Waktu dan saat pembicaraan (time & duration)
• Tempat pembicaraan (place)
• Tujuan pembicaraan (goal) Kelima hal tersebut
merupakan acuan (term of references) bagi si pembicara dalam melakukan
pembicaraannya untuk menghasilkan komunikasi lisan (oral communication) yang
berdaya guna (efisien) dan berhasil guna (efektif) bagi tujuan (goal) yang
ingin dicapai oleh si penutur atau si pembicara.
B. EKSPRESI WAJAH (MIMIC EXPRESSION)
Ekspresi wajah adalah raut / roman muka yang
terlihat dan muncul pada saat menghadapi / dihadapkan pada situasi-situasi
tertentu yang mengakibatkan berubahnya raut wajah seseorang. Misalnya :
• Pada saat seseorang merasa keheranan atau
keanehan yang dijumpai / ditemui, maka biasanya ia akan mengangkat alis matanya
tinggi-tinggi disertai dengan sorot mata yang berusaha mencari tahu atau
mencari jawabannya.
• Ketika seseorang harus berpikir keras untuk
mengingat-ingat sesuatu, maka ia akan mengernyitkan dahi dengan pandangan mata
tajam tanpa ada yang dipandang (glancing toward nothing).
• Pada saat seseorang merasa senang atau gembira,
maka hal ini akan ditampilkan dengan muka berseri seri dan dengan disertai
dengan merekahnya bibir yang menandakan sedang tersenyum / tertawa kecil.
• Pada saat orang berada dalam kesulitan,
kesusahan, kesedihan maka raut wajah yang tampil adalah ekspresi kesedihan yang
ditandai dengan seolah-olah wajah tersebut sedang cemberut yang biasanya
disertai dengan emosi yang tinggi pula.
• Bila bibir bawah seseorang kelihatan turun ke
bawah, itu tandanya sedang mencibir, mencela, atau menghinakan seseorang.
Demikian banyak sekali contoh-contoh ekspresi wajah seseorang dalam berbagai
situasi. Untuk itu kita harus pandai-pandai menangkap sinyal / tanda tersebut
agar kita tidak salah dalam bersikap dan bertindak yang dapat menimbulkan
konflik antar pribadi, baik konflik secara lisan maupun konflik secara fisik
yang akibatnya tidak kita inginkan. Begitupun kita harus pandai-pandai
mengekspresikan wajah kita agar orang lain tahu bahwa kita sedang dalam situasi
tertentu. Tentu saja keadaan-keadaan yang ekstrim yang mungkin dapat terjadi
harus mampu kita hindarkan demi menjaga kesan positif orang lain terhadap diri
kita.
C. SIKAP TUBUH (POSTURE)
Sikap tubuh adalah gerak tubuh seseorang (bukan
bahasa tubuh) ketika orang tersebut sedang melakukan sesuatu. Untuk menimbulkan
citra atau kesan yang positif bagi diri kita, sikap tubuh ini hendaknya yang
lumrah atau umum digunakan oleh sebagian besar (mayoritas) orang sehingga tidak
menimbulkan kesalahtafsiran (mis-interpretation) bagi orang lain yang kebetulan
melihat atau memandangnya. Sehingga dengan demikian kita mengambil sikap tubuh
yang dapat diterima secara umum (generally accepted).
D. GERAKAN TANGAN (GESTURE)
Gesture adalah gerak gerik tangan ketika seseorang
sedang melakukan sesuatu atau ketika ingin mengatakan sesuatu namun tidak
dengan bahasa “verbal”, tetapi sebagai gantinya adalah dengan menggunakan
gerakan tangan. Di dalam kepramukaan (pandu), hal ini sering dikenal dengan
nama “Semapur”.
CONTOH-CONTOH GESTURE, antara lain :
• Mengacungkan jempol (ibu jari) ke atas, dapat
berarti : memuji kehebatan seseorang, ingin mengatakan berhasil ataupun sukses.
• Mengacungkan ibu jari namun ke arah bawah,
berarti : ~ Kebalikan dari gerakan ibu jari ke atas, ~ mengejek / menghina, ~
menganggap kecil / enteng seseorang, ~ menganggap kecil / enteng sesuatu hal.
• Menyilangkan telunjuk di dahi, berarti : ~ Ingin
mengatakan : “gila”, “tidak waras”, dll. ~ Mengisyaratkan sesuatu yang luar
biasa buruk atau jelek keadaannya (ekstrim negatif).
• Bila jari telunjuk dan jempol membentuk
lingkaran, hal ini berarti : ~ Ingin mengatakan : “setuju!” ~ Sesuatu yang
dapat disetujui atau dimengerti ~ Ingin mengatakan : “okey!”, “baiklah!”
• Bila jari telunjuk beserta jari tengah membentuk
suatu huruf V (singkatan: Victory), yang mengandung arti : ~ Kemenangan,
Perdamaian ~ Tidak ingin suatu kekacauan atau keributan ~ Tenang-tenang ataupun
Kalem (calm-down) saja.
E. BAHASA TUBUH (BODY LANGUAGE)
Bahasa tubuh merupakan gerakan gabungan yang
terpadu antara ekspresi wajah, sikap tubuh dan gerakan tangan, yang
menghasilkan suatu bahasa yang dapat ditangkap dan dimengerti oleh orang lain
tanpa melakukan bahasa verbal atau bahasa lisan. Para ahli komunikasi
mengatakan bahwa 55-60% komunikasi tatap muka (face to face communication)
adalah melalui Non Verbal Language (bukan bahasa tutur/lisan). Dengan kata
lain, kita lebih sering berkomunikasi lewat perasaan dan tingkah laku (feelings
and attitudes) daripada melalui kata-kata dan tekanan suara (words and tone of
voice). Kita mempunyai 7-10 detik untuk membuat kesan pertama yang baik (a good
first impression). Ada juga yang mengatakan : “the first 3 minutes impression
is more significant than ever…”. Artinya bila kita telah melampauai kesan 3
menit yang pertama maka selanjutnya menjadi mudah dan tidak ada masalah yang 12
berarti. Seperti kata iklan sebuah produk parfum : “Kesan pertama begitu
mengesankan…., selanjutnya ..…”. Bahasa tubuh untuk masing-masing bangsa
berbeda- beda interpretasinya sesuai dengan tradisi (tradition) dan kebiasaan
(habit) dari masing-masing negara. Oleh karena itu dalam melakukan body
language, kita harus menyadari jangan sampai menyinggung perasaan apalagi
membuat marah orang dari berbeda tradisi dan kebiasaan tersebut.
CONTOH-CONTOH PERBEDAAN ini, misalnya :
• Kalau di Indonesia, bila kita mengatakan
“pusing/sakit kepala” dengan cara: menggerakkan telunjuk berputar-putar di
samping pelipis kita. Namun, bagi orang Eropah (terutama Inggris), hal ini
berarti mengejeknya dengan seolah-olah mengatakan “You are Crazy”.
• Begitu juga, bila kita sedang berbicara dengan
orang Jerman dan Austria jangan sekali-kali kita sering- sering mengelus-elus
dagu kita dengan 2 atau 3 jari ke arah bawah, hal ini buat mereka menunjukkan
suatu penghinaan bagi mereka. Mengenai gerakan tangan dan posisi tubuh ini, ada
beberapa tips yang perlu diingat, agar kita tidak terkesan negatif bagi orang
yang diajak berkomunikasi. Beberapa pedoman diantaranya :
• Berikan jabat tangan yang mantap. Hindarkan
memberikan jabat tangan yang lemah dan tidak bersemangat yang bisa membuat
orang lain terkesan bahwa Anda tak bersemangat, acuh dan enggan. Ingatlah :
Jangan memberikan jabat tangan yang terlalu kuat yang menunjukkan bahwa Anda
sedang pamer kekuatan fisik Anda.
• Pertahankan kontak mata namun jangan berlebihan.
Hindarkan kontak mata yang mencuri-curi pandang yakni menghindar ketika orang
lain memandang yang dapat mengesankan bahwa Anda Pengecut.
• Jangan menunjukkan tanda-tanda yang meragukan.
Misalnya : Jangan menyandarkan diri ke kursi yang menandakan bahwa Anda sedang
sangat memperhatikan tetapi bersamaan itu pula pandangan Anda berkeliling ke
seluruh ruangan seolah-olah Anda mulai bosan.
• Memandang orang dengan gugup ketika seseorang
sedang berbicara kepada Anda. Hindari hal-hal seperti mengetuk-ngetukan jemari
tangan karena gerakan- gerakan tersebut mengindikasikan bahwa Anda tidak sedang
memperhatikan sehingga dapat “men-cap” bahwa Anda adalah seorang yang “acuh tak
acuh”. Ingatlah : Perbedaan antara senyum tulus dengan senyum yang tidak tulus.
Senyum yang tulus adalah senyum yang keluarnya berulang-ulang pada saat-saat
yang tepat, sementara senyum yang tidak tulus adalah senyuman yang keluarnya
secara terpaksa dan cepat sekali hilangnya.
• Hindari melipat tangan di depan dada ketika
seseorang tengah berbicara dengan Anda karena orang akan menganggap bahwa Anda
adlah orang yang tertutup (terutama untuk dapat menerima saran- saran orang
lain).
• Hindari kebiasaan-kebiasan gerakan yang dapat
mencerminkan bahwa Anda kurang percaya diri.
• Hati-hati ketika Anda berbicara dengan orang-orang
asing (dari negara lain). Cari tahu bagaimana mereka biasanya mengartikan
sebuah gerakan-gerakan tangan (gesture). Misalnya : Hindari menggaruk-garuk
dagu Anda ketika Anda sedang berbicara dengan orang Jerman atau Austria, karena
gerakan-gerakan tangan ini mengartikan penghinaan bahwa Anda sedang
membohonginya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar