Kini di era MEA 2015 war for talent antar organisasi telah menjadi kenyataan di depan mata kita. Kebutuhan unit kerja, organisasi dan kepesatan peningkatan perusahaan tidak diiringi ketersediaan penawaran profesional yang sepadan. Hal ini mengakibatkan perang talenta memanas hingga ke level tertinggi. Persaingan perekrutan dan pembajakan talenta profesional bahkan menghadirkan praktik perang talenta di luar batas logika akal sehat. The demands for talent for exceeds supply. Manajemen talenta, tak pelak merupakan salah satu isu prioritas yang paling membuat pusing para eksekutif puncak dewasa ini

Jumat, 03 April 2015

MEMBERI KESAN POSITIF KEPADA ORANG LAIN

A. GAYA BERBICARA (STYLE OF SPEAKING)
Cara berbicara seseorang sangat berpengaruh dan berperan dalam memberi kesan terhadap penilaian orang lain kepada diri pribadi orang yang berbicara. Untuk mengetahuinya, disini akan dijelaskan dan dikemukakan 4 macam cara atau gaya bicara seseorang yang secara umum dapat kita kenali, yaitu sebagai berikut :

1. Gaya Bicara Berpanjang-panjang (Complicated Talking) Orang dengan gaya bicara seperti ini menandakan bahwa orang tersebut tidak efisien karena tidak dapat langsung kepada inti atau pokok pembicaraan, sehingga tidak dapat memfokuskan pada permasalahan yang sebenarnya. (walaupun mungkin sangat efektif untuk mengelak atau menghindar).
Perlu diketahui :
• Efisien, berarti : berdaya guna yang berarti juga penghematan sumber daya yang ada.
• Efektif, berarti : berhasil guna atau mencapai sasaran dan tujuan. Gaya bicara bertele-tele ini seringkali kita jumpai pada para pejabat pemerintah atau birokrat (terutama: orde baru), sangat diplomatis dan politis serta sering mengulang-ulang kata (repeated words).

2. Gaya Bicara Mengandung Arti Ganda (Multiple Meaning Talking) Gaya bicara seperti ini sering kita jumpai pada para sastrawan, seniman maupun ahli filsafat (filosof). Budayawan dan sosiolog juga acapkali menggunakan gaya bicara ini. Gaya bicara seperti ini menimbulkan beberapa (=lebih dari satu) interpretasi yang berbeda dikarenakan menggunakan kata-kata yang mengandung arti lebih dari satu makna (makna ganda), sehingga pemahaman atas keseluruhan kalimat juga menjadi bermacam-macam pengertian.


3. Gaya Bicara Dengan Kata Yang Tepat (Using Proper Word Talking) Gaya bicara dengan memakai kata-kata yang tepat pemakaiannya biasanya kita jumpai pada para ilmuwan (scientist), cendikiawan serta orang-orang yang tingkat intelektualitasnya tinggi. Orang-orang yang menggunakan gaya bicara ini adalah pribadi- pribadi yang menginginkan efisiensi dalam berbicara serta menginginkan tercapainya efektifitas dalam pencapaian tujuan pembicaraannya. ( Ingat : Walaupun efisien tapi belum tentu efektif ! ) Dengan menggunakan kata-kata yang tepat (fit and proper words) ini bertujuan untuk dihindarkannya 3 (tiga) hal berikut :
• Kesalahtafsiran (mis-interpretation)
• Kesalahfahaman (mis-understanding)
• Kesalahan komunikasi (mis-communication) Berbicara dengan menggunakan kata-kata yang tepat pemakaiannya ini biasanya terkait dengan pembahasan suatu masalah keilmuan tertentu yang mengharuskan penggunaan istilah (terminology) dalam bidang ilmu tertentu, sehingga para pendengar diharapkan memahami dengan sangat jelas arti dan maksud dari pembicaraan tersebut. Istilah-istilah (terminology) tersebut sering digunakan dalam pembahasan disiplin ilmu-ilmu diantaranya : ekonomi, kedokteran, politik, hokum, keuangan, akuntansi, manajemen, social, dsb.

4. Gaya Bicara Efektif dan Efisien (Effective and Efficient Talking) Gaya bicara ini merupakan kombinasi dari ketiga gaya bicara yang telah disebutkan di atas, yakni dengan cara melihat dan mepertimbangkan hal-hal sebagai berikut :
• Siapa yang diajak bicara (who is the communicatee)
• Apa yang dibicarakan (what is the topic)
• Waktu dan saat pembicaraan (time & duration)
• Tempat pembicaraan (place)
• Tujuan pembicaraan (goal) Kelima hal tersebut merupakan acuan (term of references) bagi si pembicara dalam melakukan pembicaraannya untuk menghasilkan komunikasi lisan (oral communication) yang berdaya guna (efisien) dan berhasil guna (efektif) bagi tujuan (goal) yang ingin dicapai oleh si penutur atau si pembicara.

B. EKSPRESI WAJAH (MIMIC EXPRESSION)
Ekspresi wajah adalah raut / roman muka yang terlihat dan muncul pada saat menghadapi / dihadapkan pada situasi-situasi tertentu yang mengakibatkan berubahnya raut wajah seseorang. Misalnya :
• Pada saat seseorang merasa keheranan atau keanehan yang dijumpai / ditemui, maka biasanya ia akan mengangkat alis matanya tinggi-tinggi disertai dengan sorot mata yang berusaha mencari tahu atau mencari jawabannya.
• Ketika seseorang harus berpikir keras untuk mengingat-ingat sesuatu, maka ia akan mengernyitkan dahi dengan pandangan mata tajam tanpa ada yang dipandang (glancing toward nothing).
• Pada saat seseorang merasa senang atau gembira, maka hal ini akan ditampilkan dengan muka berseri seri dan dengan disertai dengan merekahnya bibir yang menandakan sedang tersenyum / tertawa kecil.
• Pada saat orang berada dalam kesulitan, kesusahan, kesedihan maka raut wajah yang tampil adalah ekspresi kesedihan yang ditandai dengan seolah-olah wajah tersebut sedang cemberut yang biasanya disertai dengan emosi yang tinggi pula.
• Bila bibir bawah seseorang kelihatan turun ke bawah, itu tandanya sedang mencibir, mencela, atau menghinakan seseorang. Demikian banyak sekali contoh-contoh ekspresi wajah seseorang dalam berbagai situasi. Untuk itu kita harus pandai-pandai menangkap sinyal / tanda tersebut agar kita tidak salah dalam bersikap dan bertindak yang dapat menimbulkan konflik antar pribadi, baik konflik secara lisan maupun konflik secara fisik yang akibatnya tidak kita inginkan. Begitupun kita harus pandai-pandai mengekspresikan wajah kita agar orang lain tahu bahwa kita sedang dalam situasi tertentu. Tentu saja keadaan-keadaan yang ekstrim yang mungkin dapat terjadi harus mampu kita hindarkan demi menjaga kesan positif orang lain terhadap diri kita.

C. SIKAP TUBUH (POSTURE)
Sikap tubuh adalah gerak tubuh seseorang (bukan bahasa tubuh) ketika orang tersebut sedang melakukan sesuatu. Untuk menimbulkan citra atau kesan yang positif bagi diri kita, sikap tubuh ini hendaknya yang lumrah atau umum digunakan oleh sebagian besar (mayoritas) orang sehingga tidak menimbulkan kesalahtafsiran (mis-interpretation) bagi orang lain yang kebetulan melihat atau memandangnya. Sehingga dengan demikian kita mengambil sikap tubuh yang dapat diterima secara umum (generally accepted).

D. GERAKAN TANGAN (GESTURE)
Gesture adalah gerak gerik tangan ketika seseorang sedang melakukan sesuatu atau ketika ingin mengatakan sesuatu namun tidak dengan bahasa “verbal”, tetapi sebagai gantinya adalah dengan menggunakan gerakan tangan. Di dalam kepramukaan (pandu), hal ini sering dikenal dengan nama “Semapur”.

CONTOH-CONTOH GESTURE, antara lain :
• Mengacungkan jempol (ibu jari) ke atas, dapat berarti : memuji kehebatan seseorang, ingin mengatakan berhasil ataupun sukses.
• Mengacungkan ibu jari namun ke arah bawah, berarti : ~ Kebalikan dari gerakan ibu jari ke atas, ~ mengejek / menghina, ~ menganggap kecil / enteng seseorang, ~ menganggap kecil / enteng sesuatu hal.
• Menyilangkan telunjuk di dahi, berarti : ~ Ingin mengatakan : “gila”, “tidak waras”, dll. ~ Mengisyaratkan sesuatu yang luar biasa buruk atau jelek keadaannya (ekstrim negatif).
• Bila jari telunjuk dan jempol membentuk lingkaran, hal ini berarti : ~ Ingin mengatakan : “setuju!” ~ Sesuatu yang dapat disetujui atau dimengerti ~ Ingin mengatakan : “okey!”, “baiklah!”
• Bila jari telunjuk beserta jari tengah membentuk suatu huruf V (singkatan: Victory), yang mengandung arti : ~ Kemenangan, Perdamaian ~ Tidak ingin suatu kekacauan atau keributan ~ Tenang-tenang ataupun Kalem (calm-down) saja.

E. BAHASA TUBUH (BODY LANGUAGE)
Bahasa tubuh merupakan gerakan gabungan yang terpadu antara ekspresi wajah, sikap tubuh dan gerakan tangan, yang menghasilkan suatu bahasa yang dapat ditangkap dan dimengerti oleh orang lain tanpa melakukan bahasa verbal atau bahasa lisan. Para ahli komunikasi mengatakan bahwa 55-60% komunikasi tatap muka (face to face communication) adalah melalui Non Verbal Language (bukan bahasa tutur/lisan). Dengan kata lain, kita lebih sering berkomunikasi lewat perasaan dan tingkah laku (feelings and attitudes) daripada melalui kata-kata dan tekanan suara (words and tone of voice). Kita mempunyai 7-10 detik untuk membuat kesan pertama yang baik (a good first impression). Ada juga yang mengatakan : “the first 3 minutes impression is more significant than ever…”. Artinya bila kita telah melampauai kesan 3 menit yang pertama maka selanjutnya menjadi mudah dan tidak ada masalah yang 12 berarti. Seperti kata iklan sebuah produk parfum : “Kesan pertama begitu mengesankan…., selanjutnya ..…”. Bahasa tubuh untuk masing-masing bangsa berbeda- beda interpretasinya sesuai dengan tradisi (tradition) dan kebiasaan (habit) dari masing-masing negara. Oleh karena itu dalam melakukan body language, kita harus menyadari jangan sampai menyinggung perasaan apalagi membuat marah orang dari berbeda tradisi dan kebiasaan tersebut.

CONTOH-CONTOH PERBEDAAN ini, misalnya :
• Kalau di Indonesia, bila kita mengatakan “pusing/sakit kepala” dengan cara: menggerakkan telunjuk berputar-putar di samping pelipis kita. Namun, bagi orang Eropah (terutama Inggris), hal ini berarti mengejeknya dengan seolah-olah mengatakan “You are Crazy”.
• Begitu juga, bila kita sedang berbicara dengan orang Jerman dan Austria jangan sekali-kali kita sering- sering mengelus-elus dagu kita dengan 2 atau 3 jari ke arah bawah, hal ini buat mereka menunjukkan suatu penghinaan bagi mereka. Mengenai gerakan tangan dan posisi tubuh ini, ada beberapa tips yang perlu diingat, agar kita tidak terkesan negatif bagi orang yang diajak berkomunikasi. Beberapa pedoman diantaranya :
• Berikan jabat tangan yang mantap. Hindarkan memberikan jabat tangan yang lemah dan tidak bersemangat yang bisa membuat orang lain terkesan bahwa Anda tak bersemangat, acuh dan enggan. Ingatlah : Jangan memberikan jabat tangan yang terlalu kuat yang menunjukkan bahwa Anda sedang pamer kekuatan fisik Anda.
• Pertahankan kontak mata namun jangan berlebihan. Hindarkan kontak mata yang mencuri-curi pandang yakni menghindar ketika orang lain memandang yang dapat mengesankan bahwa Anda Pengecut.
• Jangan menunjukkan tanda-tanda yang meragukan. Misalnya : Jangan menyandarkan diri ke kursi yang menandakan bahwa Anda sedang sangat memperhatikan tetapi bersamaan itu pula pandangan Anda berkeliling ke seluruh ruangan seolah-olah Anda mulai bosan.
• Memandang orang dengan gugup ketika seseorang sedang berbicara kepada Anda. Hindari hal-hal seperti mengetuk-ngetukan jemari tangan karena gerakan- gerakan tersebut mengindikasikan bahwa Anda tidak sedang memperhatikan sehingga dapat “men-cap” bahwa Anda adalah seorang yang “acuh tak acuh”. Ingatlah : Perbedaan antara senyum tulus dengan senyum yang tidak tulus. Senyum yang tulus adalah senyum yang keluarnya berulang-ulang pada saat-saat yang tepat, sementara senyum yang tidak tulus adalah senyuman yang keluarnya secara terpaksa dan cepat sekali hilangnya.
• Hindari melipat tangan di depan dada ketika seseorang tengah berbicara dengan Anda karena orang akan menganggap bahwa Anda adlah orang yang tertutup (terutama untuk dapat menerima saran- saran orang lain).
• Hindari kebiasaan-kebiasan gerakan yang dapat mencerminkan bahwa Anda kurang percaya diri.
• Hati-hati ketika Anda berbicara dengan orang-orang asing (dari negara lain). Cari tahu bagaimana mereka biasanya mengartikan sebuah gerakan-gerakan tangan (gesture). Misalnya : Hindari menggaruk-garuk dagu Anda ketika Anda sedang berbicara dengan orang Jerman atau Austria, karena gerakan-gerakan tangan ini mengartikan penghinaan bahwa Anda sedang membohonginya. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar