Tahapan pengembangan SDM
sebaiknya dimulai dari tahap pertama, yakni identifikasi kebutuhan
pengembangan. Dalam tahapan ini, kita sejatinya hendak menggali proses
pengembangan apa yang paling cocok bagi individu tertentu. Dalam proses ini
kita melakukan asesmen mengenai strenghts dan areas for development dari tiap
individu (karyawan). Asesmen dapat dilakukan dengan melalui pola assessment
center atau juga melalui observasi dan evaluasi dari atasan masing-masing (cara
ini lebih praktis dibanding harus menggunakan assessment center).
Dari hasil asesmen tersebut kita
kemudian bisa merumuskan program pengembangan apa yang cocok bagi karyawan yang
bersangkutan. Sebaiknya perumusan program pengembangan hasil asesmen ini tidak
hanya didasarkan pada kelemahan karyawan, namun justru harus lebih bertumpu
pada kekuatan yang dimiliki oleh karyawan tersebut (pendekatan semacam ini
disebut sebagai strenght-based development). Menurut riset, pendekatan semacam
ini lebih efektif dibanding pendekatan yang bertumpu pada kelemahan individu.
Jenis program atau proses pengembangan yang disusun juga tidak mesti harus berupa training di kelas. Ada banyak alternatif program pengembangan lain seperti:
Jenis program atau proses pengembangan yang disusun juga tidak mesti harus berupa training di kelas. Ada banyak alternatif program pengembangan lain seperti:
1. mentoring (karyawan yang
dianggap senior dan memiliki keahlian khusus menjadi mentor bagi sejumlah
karyawan lainnya)
2. project/special assignment
(penugasan khusus untuk menambah job exposure)
3. job enrichmnet (memperkaya
bobot pekerjaan)
4. On-the-job training.
Tahapan berikutnya adalah
monitoring dan evaluasi pelaksanaan program pengembangan yang telah disusun.
Dalam fase ini, setiap progres pelaksanaan program dimonitor efektivitasnya dan
kemudian pada akhir program dievaluasi dampaknya terhadap peningkatan kinerja
karyawan yang bersangkutan, dan juga pada kinerja bisnis.
Serangkaian tahapan di atas—mulai dari fase identifikasi, fase penyusunan program pengembangan dan fase monitoring/evaluasi—sebaiknya dibakukan dalam mekanisme yang sistematis dan tersandar. Sebaiknya disusun juga semacam buku panduan lengkap untuk melakukan serangkaian proses di atas, disertai tools yang diperlukan. Dengan demikian, setiap manajer atau karyawan paham akan apa yang mesti dilakukan.
Serangkaian tahapan di atas—mulai dari fase identifikasi, fase penyusunan program pengembangan dan fase monitoring/evaluasi—sebaiknya dibakukan dalam mekanisme yang sistematis dan tersandar. Sebaiknya disusun juga semacam buku panduan lengkap untuk melakukan serangkaian proses di atas, disertai tools yang diperlukan. Dengan demikian, setiap manajer atau karyawan paham akan apa yang mesti dilakukan.
Tentu saja, harus ada pengelola
dari departemen SDM yang bertugas khusus untuk memastikan bahwa serangkaian
proses di atas dapat dilakukan dengan benar dan tertib. Pola semacam inilah
yang mesti dilakukan jika perusahaan Anda benar-benar ingin mendayagunakan
potensi setiap SDM-nya secara optimal.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar