Tidak jarang manajemen puncak merasa kecewa ketika
beberapa manajer yang diangkatnya ternyata baru diketahui termasuk kurang
memiliki kemampuan yang diharapkan. Kinerja mereka tidak jarang di bawah
standar yang ditetapkan perusahaan. Kalau begitu manajer itu bukanlah orang
tepat, dengan jabatan dan waktu yang tidak tepat yang ditempatkan manajemen
puncak. Dengan kata lain manajer tersebut kurang memiliki talenta (bakat;
kualitas yang diinginkan dan bernilai) dalam mengemban tugas dan tanggung
jawabnya. Berarti pula ada hal yang keliru dalam penerapan sistem manajemen
talenta. Yakni suatu sistem strategis yang terstruktur dan terencana dengan
terpadu dimulai dari proses rekrutmen, memelihara sampai mengembangkan karyawan
yang bertalenta. Atau proses perekrutan, pengembangan dan retensi pada karyawan
secara terpadu dalam jangka panjang.
Apa manfaat dari sistem manajemen talenta (SMT)?
Yang jelas bahwa dari berbagai penelitian terbukti dari 80% keberhasilan bisnis
sebanyak 20% disumbangkan oleh karyawannya. Karyawan adalah aset dan unsur
investasi efektif perusahaan. Dengan demikian talenta mereka seharusnya
dikelola dan dikembangkan. Lewat sistem manajemen talenta, perusahaan akan
mampu mengurangi biaya kesalahan-kesalahan karena rekrutmen dan pengembangan
sumberdaya manusia yang tidak tepat, menghemat waktu, dan mengurangi deviasi
kinerja. Dengan kata lain diperolehnya karyawan yang memiliki kemampuan melaksanakan
tugasnya dengan baik. Selain itu SMT berarti adanya perbaikan proses pekerjaan
yang dicerminkan dengan perbaikan sistem informasi manajemen dan penerapan
pengembangan SDM yang efektif. Dalam hal ini karyawan akan siap dengan menerima
tanggung jawab yang lebih besar. Dan manfaat berikutnya yakni adanya terobosan
talenta dan bisnis berupa pemberdayaan tugas-tugas baru yang lebih menantang.
Karyawan akan siap untuk menerima wewenang baru tersebut.
Dalam prakteknya, keberhasilan suatu perusahaan
tidak selalu datang dari sistem sumberdaya manusia. Perusahaan harus secara
lebih spesifik menerapkan SMT agar berpengaruh terhdap performa bisnis yang
maksimum. Karena itu dalam sistem ini perusahaan perlu melakukan pealtihan,
manajemen kinerja berbasis pengembangan, prekrutan karyawan berbasis kompetensi
stratejik, perencanaan ketenagaakerjaan berbasis kompetensi dan ketrampilan,
pengembangan kepemimpinan, dan menciptakan tujuan perusahaan dan karyawan
sesuai dengan tujuan bisnis stratejik.
Dalam keadaan pasar yang sangat kental dengan
ciri-ciri persaingan maka SMT tak bisa ditawar-tawar lagi. Dengan SMT manajemen
puncak harus tetap fokus pada pengembangan produktifitas manajer dan karyawan.
Sistem ini seharusnya mampu mengidentifikasi dan mengembangkan SDM manajer dan
karyawan, mengenali dan memelihara pemimpin masa depan, dan mengidentifikasi
mengapa ada manajer dan karyawan yang keluar dari perusahaan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar