Kini di era MEA 2015 war for talent antar organisasi telah menjadi kenyataan di depan mata kita. Kebutuhan unit kerja, organisasi dan kepesatan peningkatan perusahaan tidak diiringi ketersediaan penawaran profesional yang sepadan. Hal ini mengakibatkan perang talenta memanas hingga ke level tertinggi. Persaingan perekrutan dan pembajakan talenta profesional bahkan menghadirkan praktik perang talenta di luar batas logika akal sehat. The demands for talent for exceeds supply. Manajemen talenta, tak pelak merupakan salah satu isu prioritas yang paling membuat pusing para eksekutif puncak dewasa ini

Selasa, 19 Mei 2015

Kepemimpinan dan pengelolaan

Gambar di bawah ini menjelaskan pandangan yang biasa dianut tentang perbedaan antara pemimpin dan pengelola (Bennis 1989).
Secara sederhana, pemimpin merencanakan perjalanan atau arah perusahaan. Orang-orang perlu mengetahui arah yang dituju dan apa yang hendak dicapai. Pengelola mengidentifikasikan caranya. Kotter(6) berujar bahwa pengelolaan berarti mengelola kompleksitas dan kepemimpinan berarti mengelola perubahan. Dapat dikatakan bahwa pengelola mempengaruhi orang pada tataran rasional, sementara pemimpin bekerja paling efektif ketika mereka mempengaruhi orang pada tataran emosional. 

Meskipun banyak pembahasan tentang pemimpin dan pengelola memusatkan perhatian pada perbedaan di antara keduanya, jika kita amati secara lebih cermat, kita dapat melihat bahwa perbedaannya tidaklah hitam-putih. Sesungguhnya terdapat lebih banyak kemiripan yang menyatukan ketimbang memisahkan keduanya. Misalnya saja, pemimpin memiliki sebagian besar keterampilan pengelola. Dapat dikatakan bahwa mempercayai orang – sifat yang dianggap sebagai ciri kepemimpinan – juga menjadi ciri penting dalam pengelolaan.

Pemimpin atau pengelola – di mana posisi Anda?
Jadi kalau kita menerapkan kriteria Bennis, apakah Anda lebih cenderung menjadi pengelola atau pemimpin? 

1 komentar: