Kini di era MEA 2015 war for talent antar organisasi telah menjadi kenyataan di depan mata kita. Kebutuhan unit kerja, organisasi dan kepesatan peningkatan perusahaan tidak diiringi ketersediaan penawaran profesional yang sepadan. Hal ini mengakibatkan perang talenta memanas hingga ke level tertinggi. Persaingan perekrutan dan pembajakan talenta profesional bahkan menghadirkan praktik perang talenta di luar batas logika akal sehat. The demands for talent for exceeds supply. Manajemen talenta, tak pelak merupakan salah satu isu prioritas yang paling membuat pusing para eksekutif puncak dewasa ini

Selasa, 19 Mei 2015

Memimpin tim yang efektif

Saya melakukan pencarian untuk menjadi pemimpin. Saya mencari di mana-mana. Saya berbicara sebagai pakar, dan orang pun mendengarkan saya. Tetapi kemudian ada yang lebih pandai dibandingkan saya, dan dialah yang diikuti. Saya berusaha untuk menimbulkan keyakinan tetapi orang-orang berkomentar, ‘Mengapa kami harus percaya Anda?’ Saya mencoba menampilkan citra pemimpin dengan wajah yang memancarkan percaya diri dan rasa bangga. Namun orang-orang berlalu lalang tanpa menghiraukan gaya anggun saya. Saya berlari mendahului yang lain sambil menunjukkan cara baru untuk mencapai puncak prestasi. Saya perlihatkan bahwa saya tahu jalan menuju kejayaan. Kemudian saya menengok ke belakang dan ternyata saya seorang diri. 


‘Apa yang harus saya lakukan?’ tanya saya. ‘Saya sudah berusaha keras dan menggunakan segala yang saya ketahui.’ Dan kemudian saya mendengarkan suara-suara di sekeliling saya. Dan saya mendengar apa yang hendak dicapai oleh kelompok ini. Saya menggulung lengan baju dan mulai ikut bekerja. Sambil kami bekerja, saya bertanya. ‘Apakah kita semua seiya dan sekata tentang apa yang ingin kita lakukan, dan bagaimana kita bisa menyelesaikan tugas ini?’ Dan kami berpikir bersama dan berjuang menuju sasaran kami. Saya mendapatkan diri saya menyemangati mereka yang berkecil hati. Saya menggali gagasan dari orang-orang yang terlalu pemalu untuk angkat bicara. Saya mengajari mereka yang tidak tahu banyak. Saya memuji orang-orang yang bekerja keras. Ketika tugas kami selesai, salah seorang anggota kelompok menengok kepada saya dan berkata, ‘Ini tidak akan terjadi kalau bukan karena kepemimpinan Anda.’ Awalnya saya berkata, ‘Saya tidak memimpin, saya sekedar bekerja bersama yang lain.’ Baru kemudian saya mengerti – kepemimpinan bukanlah tujuan. Saya paling berhasil memimpin ketika saya lupa bahwa saya seorang pemimpin, dan memusatkan perhatian pada kelompok saya, pada kebutuhan dan tujuan mereka. Memimpin berarti melayani, memberi, dan mencapai tujuan secara bersama-sama. Penulis tidak dikenal(3)

Pemimpin tidak memimpin dalam kesendirian:‘Pencapaian kebanyakan pemimpin adalah pencapaian orang banyak – tanpa pasukan, Napoleon hanyalah laki-laki bertopi.’ Konsep pemimpin sebagai tokoh utama yang penuh kejayaan telah berganti dengan pandangan pemimpin sebagai bagian dari tim. Teori kepemimpinan orang-besar tidak lagi relevan bagi kebanyakan organisasi saat ini, yang mengandalkan tim untuk mencapai sukses dalam bisnis. Oleh sebab itu, organisasi harus lebih mengutamakan kelompok orang yang memiliki keterampilan beragam dibandingkan pemimpin perorangan. Dewasa ini perhatian dipusatkan pada efektivitas dari kemampuan seorang pemimpin untuk mengilhami dan menggerakkan sebuah tim. Pemimpin masa kini harus pragmatis dan fleksibel untuk bertahan. Semakin sering ini berarti bahwa Anda harus berorientasi orang, bukan berorientasi tugas. Hal ini sering disebut sebagai keterampilan ’lunak’, namun Taylor(4) berpendapat bahwa keterampilan lunak ini sesungguhnya keterampilan terpenting. Termasuk kemampuan untuk menyisihkan ego diri sendiri dan mempercayai orang, untuk membangun hubungan yang efektif. Membangun tim yang efektif penting artinya jika kita percaya bahwa manusia merupakan aset paling bernilai bagi sebuah organisasi. Kalau kita mengamati pemimpin yang memimpin perusahaan yang berhasil, kita dapat melihat betapa terampilnya mereka mengumpulkan orang-orang di sekitar mereka yang mengisi kekurangan mereka. Jack Welch pernah berkata bahwa pencapaiannya yang terbesar adalah menemukan orang-orang hebat.
Biarkan rasa ingin tahu alami Anda menjangkau orang lain untuk meningkatkan pemahaman Anda tentang perilaku mereka. Pengamatan sering merupakan cara yang paling ampuh dalam hal ini. Pemimpin tidak hanya mengandalkan metode komunikasi yang baku – mereka berusaha mengenal dan memahami orang-orang yang mereka pimpin.
Kepemimpinan di masa mendatang akan tersebar di antara berbagai individu dan tim yang berbagi tanggungjawab untuk menciptakan masa depan sebuah organisasi.

Peter Senge

Tidak ada komentar:

Posting Komentar