Kini di era MEA 2015 war for talent antar organisasi telah menjadi kenyataan di depan mata kita. Kebutuhan unit kerja, organisasi dan kepesatan peningkatan perusahaan tidak diiringi ketersediaan penawaran profesional yang sepadan. Hal ini mengakibatkan perang talenta memanas hingga ke level tertinggi. Persaingan perekrutan dan pembajakan talenta profesional bahkan menghadirkan praktik perang talenta di luar batas logika akal sehat. The demands for talent for exceeds supply. Manajemen talenta, tak pelak merupakan salah satu isu prioritas yang paling membuat pusing para eksekutif puncak dewasa ini

Selasa, 19 Mei 2015

Mengelola kompleksitas

Penelitian oleh Hodgson dan White(1) menunjukkan bahwa tantangan penting bagi para pemimpin zaman ini adalah kemampuan mengelola ketaksaan dan ketidakpastian yang semakin meningkat. Ketaksaan dalam hal apa yang ada di lingkungan dan ketidakpastian sebagai perasaan yang timbul akibat kemenduaan ini, yaitu kurangnya kepercayaan diri dalam menghadapi ketaksaan tersebut. Mereka menekankan bahwa pengalaman masa lalu sebagai pemimpin atau manajer pada umumnya tidak dapat diandalkan untuk mengatasi masalah. Mereka menekankan bahwa pemimpin harus:
  • Menentukan fokus: pusatkan perhatian pada tugas dan prakarsa strategis yang harus disadari serta dianut oleh setiap orang di dalam organisasi.

  • Mengatasi rasa takut gagal: masa kecil dan latar belakang kebudayaan dapat membuat kita takut menghadapi risiko. Sebagai pemimpin Anda perlu mendorong orang untuk bereksperimen dan mengambil risiko.
  • Menemukan hakikat diri sendiri: ini bukan sekedar intuisi, ini melibatkan naluri dan pengalaman untuk melihat gagasan, tren dan pola di pasar.
  • Pertanyaan sederhana, jawaban sederhana: di zaman yang ditandai serbuan informasi yang menggebu-gebu, para pemimpin harus menguasai seni komunikasi yang sederhana, jelas, dan ringkas mengenai strategi dan sasaran organisasi.
  • Semangat dan kegembiraan: tim yang bersemangat merupakan kekuatan yang kreatif dan efektif. Pemimpin berperan membantu orang lain menemukan kekuatan penggerak itu dalam diri masing-masing.
Dalam penelitian lainnya, Kouzes and Posner(2) menyelidiki apa yang dilakukan para pemimpin ketika mereka mencapai kinerja terbaik. Mereka menemukan praktik yang memungkinkan para pemimpin mencapai hal-hal luar biasa:
  1. Pemimpin mempertanyakan proses: mereka mencari peluang yang menantang untuk berkembang, tumbuh, berinovasi dan mengubah keadaan (status quo); bereksperimen, mengambil risiko, dan belajar dari kegagalan.
  2. Pemimpin mengilhami visi bersama: mereka membayangkan masa depan yang cerah dan membahagiakan; melibatkan orang lain dalam visi bersama dengan mengetuk tata nilai, harapan, dan impian orang-orang itu. Pemimpin yang ampuh membuat orang lain sanggup memandang dunia melalui matanya.
  3. Pemimpin memberi kesempatan orang lain untuk berbuat: mereka membina kerjasama dengan mendukung tujuan bersama dan membangun rasa percaya; memperkuat orang lain dengan menyerahkan kekuasaan, melatih dan mengembangkan keterampilan, memberi tugas yang menantang dan menawarkan dukungan.
  4. Pemimpin mencontohkan cara: mereka memberi contoh melalui perilaku yang selaras dengan tata nilai yang dianut bersama; mencapai kemenangan kecil yang mendorong kemajuan dan membangun komitmen.
  5. Pemimpin menggerakkan hati: mereka mengakui kontribusi pribadi dan merayakan keberhasilan.

Kegiatan pengembangan Melibatkan orang lain

Tidak ada komentar:

Posting Komentar