Tidak
diragukan lagi, tantangan kepemimpinan saat ini berbeda jauh dengan yang
dihadapi 20 tahun lalu, atau bahkan 10 tahun lalu. Meskipun tuntutan dunia
usaha tetap sama, aturan permainan telah berubah. Pencarian tentang apa
sebenarnya yang ‘dikerjakan’ oleh para pemimpin dan apa kunci sukses
mereka membuat para akademisi dan manajer sama-sama sibuk. Semua organisasi
harus menghadapi lingkungan bisnis yang semakin tak terduga. Perubahan ekonomi,
sosial dan teknik berdampak pada organisasi dan perorangan. Persaingan global
yang semakin ketat, keadaan ekonomi yang turun-naik dengan cepat, deregulasi
pasar, teknologi yang melebar dan keadaan politik yang tidak terduga telah
menciptakan lingkungan usaha yang tidak pasti. Akibatnya, hakikat kepemimpinan
yang efektif serta tuntutan yang dibebankan kepada para pemimpin pun berubah.
Pengelolaan kompleksitas, inovasi dan pengelolaan perubahan merupakan tuntutan
masa kini. Sejalan dengan hal ini, struktur organisasi turut berubah. Ketika
hirarki dan susunan kekuasaan formal tergeser oleh struktur organisasi yang
lebih mendatar dan tim yang mengarahkan diri sendiri, kepemimpinan lama bergaya
‘perintah dan kendali’ menjadi tidak relevan lagi. Gaya berlandaskan pemberian
kesempatan dan pemberdayaan, yang lebih bersifat saling mendukung ketimbang
memerintah, kini semakin diminati. Pandangan bahwa pemimpin yang efektif
memimpin dengan menggabungkan rasa takut dan rasa hormat, telah digantikan
pandangan lain, yaitu gaya memimpin yang menggabungkan rasa hormat dan kerjasama.
Kini di era MEA 2015 war for talent antar organisasi telah menjadi kenyataan di depan mata kita. Kebutuhan unit kerja, organisasi dan kepesatan peningkatan perusahaan tidak diiringi ketersediaan penawaran profesional yang sepadan. Hal ini mengakibatkan perang talenta memanas hingga ke level tertinggi. Persaingan perekrutan dan pembajakan talenta profesional bahkan menghadirkan praktik perang talenta di luar batas logika akal sehat. The demands for talent for exceeds supply. Manajemen talenta, tak pelak merupakan salah satu isu prioritas yang paling membuat pusing para eksekutif puncak dewasa ini
Tidak ada komentar:
Posting Komentar