Pengertian Motivasi “MOTIV” asal katanya adalah
“Motion” (=B.Inggris, yang berarti GERAK). Jadi MOTIV berarti : Gerak atau
Dorongan bagi terciptanya Tindakan. Dengan demikian, MOTIVASI berarti : Suatu
dorongan ataupun rangsangan dari dalam diri seseorang untuk melakukan suatu
tindakan , tingkah laku ataupun sikap tertentu yang timbul karena adanya
KEBUTUHAN atau RASA KEKURANGAN dalam dirinya. Motivasi menunjukkan seluruh
Proses Gerakan atau Dorongan yang didalamnya termasuk : • Situasi yang
mendorong • Dorongan yang timbul dari dalam diri individu • Tindakan / tingkah
laku yang dimunculkan • Tujuan yang ingin dicapai dari tindakan / tingkah laku
tersebut Menurut Sigmund Freud, salah seorang pakar teori motivasi, berpendapat
bahwa MOTIF merupakan ENERGI DASAR yang terdapat dalam diri seseorang yang
disebut sebagai INSTINK. Pendapat dari para pakar yang lain mengatakan bahwa
Motivasi berfungsi sebagai PERANTARA bagi makhluk hidup (termasuk manusia)
untuk menyesuaikan diri dengan lingkungannya (Means of Adaptation).
Beberapa Teori Motivasi Populer
a. Teori Motivasi Abraham Maslow Abraham Maslow
berpendapat bahwa seseorang bertindak atau bekerja karena didasari dorongan
untuk memenuhi kebutuhan yang berbagai macam. Berbagai kebutuhan tersebut
bertingkat- tingkat dan berjenjang yang dimulai dari : Kebutuhan Fisik,
Kebutuhan Rasa Aman, Kebutuhan Sosial, Kebutuhan Penghargaan, serta Kebutuhan
Pengakuan Diri. Kebutuhan-kebutuhan tersebut berjenjang, artinya jika kebutuhan
tingkat I sudah terpenuhi maka kebutuhan tingkat II akan diprioritaskan untuk
dicapai, begitu seterusnya sampai kepada tingkat kebutuhan yang paling tinggi
(yaitu : Pengakuan Prestasi Diri). Untuk lebih jelasnya, Jenjang Kebutuhan
menurut Prof. DR. Abraham Maslow ini dapat digambarkan sebagai PIRAMIDA
KEBUTUHAN, sebagaimana pada gambar berikut ini :
Jasmaniah: makan, minum, pakaian (sandangpangan).
Rasa Aman: tempat tinggal, pekerjaan, penghasilan.
Berosialisasi: diterima, dicintai, disayangi, serta
diakui eksistensinya di masyarakat.
Pengakuan: status sosial, prestise, perasaan
berguna.
Aktualisasi Diri: prestasi, peluang untuk
peningkatan diri di masa-masa yang akan datang.
b. Teori Motivasi McGregor Teori Motivasi dari
McGregor ini dikenal dengan Teori Motivasi X & Y, dimana McGregor
mengasumsikan bahwa manusia dapat dibedakan secara tegas berdasarkan perilaku
BAIK dan perilaku BURUKnya. Dalam Teori X nya dikatakan bahwa : Manusia perlu
dimotivasi dengan jalan pengawasan yang ketat, dipaksa dan diberi hukuman,
karena menganggap bahwa manusia mempunyai sifat- sifat negatif. Sedangkan dalam
Teori Y nya (kebalikan dari Teori X) dikatakan bahwa : Manusia dapat dimotivasi
dengan jalan memberikan keleluasaan untuk bertindak, partisipasi, kerjasama,
dan penghargaan (reward), karena dianggap manusia mempunyai sifat-sifat
positif.
c. Teori Motivasi McClelland Menurut Teori Motivasi
ini, dikatakan bahwa manusia mempunyai cadangan energi yang potensial.
Penggunaan energi cadangan ini akan tergantung dari dorongan atau MOTIVASI
orang tersebut, SITUASI serta PELUANG yang ada dan dimilikinya. Menurut
McClelland ada 3 (tiga) hal yang dapat memotivasi seseorang, yakni: • Kebutuhan
akan Prestasi (Need for Achievement = N-Ach) • Kebutuhan akan Affiliasi (Need
for Affiliation = N-Aff) • Kebutuhan akan Kekuasaan (Need for Power = N-Pow).
d. INOVASI DIRI (SELF-INNOVATION) Kebanyakan orang
mempunyai kemampuan dan kemauan untuk berinovasi pada taraf yang tidak berarti
(insignificant). Begitu juga taraf keinginan untuk melakukan perubahan
(willingness to change). ada satu pertanyaan “menggelitik” yang sangat krusial
untuk dijawab sebagai dasar pemahaman lebih jauh. Pertanyaannya : Apakah
manusia dapat berubah ? (Is it possible for someone to change ?). Jawabnya :
Tentu dapat ! (Absolutely Yes!). Tentunya Kunci Jawaban itu HARUS disertai pula
dengan adanya : Kebutuhan (needs) untuk berubah dan Keinginan (willingness)
untuk berubah. Pertanyaan selanjutnya adalah bagaimana prosesnya ? Prosesnya
adalah harus dilakukan setahap demi setahap (step by step), kemudian dengan
melakukan pengulangan (repetition), baru pada akhirnya akan menjadi suatu
kebiasaan (habit). Otak manusia terdiri dari 2 (dua) bagian, yaitu otak kanan
dan otak kiri. Otak kiri menjalankan atau mengolah kemampuan berfikir logis,
berhitung, daya nalar dan kemampuan verbal (berbicara) seseorang. Sedangkan
otak kanan mengolah kemampuan motorik, sensorik, intuisi dan imajinasi.
Dalam kaitannya dengan inovasi diri, kita dituntut
tidak hanya mengembangkan otak kiri saja, namun dibutuhkan keseimbangan antara
pengembangan otak kiri dan otak kanan (keduanya) agar tercipta keharmonisan
kerja dari kedua bagian otak tersebut sehingga akan menghasilkan perubahan yang
mengagumkan.
Dalam melakukan inovasi diri ini ada 7 Pedoman yang
perlu dilaksanakan dengan sebaik-baiknya:
1. Kembangkan Pengetahuan Yang Memadai Pendidikan
formal jelas merupakan sumber informasi untuk basis pengetahuan. Namun yang
lebih penting lagi, terus meneruslah melakukan penyerapan informasi yang
berkaitan dengan pekerjaan, baik secara langsung maupun tidak langsung. Tujuan
utama pendidikan adalah memberikan kerangka berpikir (frame of reference) yang
benar. Namun dalam mengembangkan basis pengetahuan yang memadai ini,
berhati-hatilah agar anda tak dikatakan sebagai orang yang ‘Sok Pintar” bila anda
membombardir orang-orang lain dengan pertanyaan- pertanyaan yang sulit untuk
dijawab. 3
2. Perlihatkan Kemampuan Baru Salah satu taktik
penting untuk dapat terus bertahan di lingkungan kerja dewasa ini adalah dengan
terus menerus memperlihatkan kemampuan baru yang berkaitan dengan pekerjaan.
Dengan memperlihatkan kemampuan baru kepada banyak orang maka akan mendatangkan
keuntungan bagi diri sendiri karena orang akan sangat menghargai kemampuan
tersebut dan menyadari bahwa untuk memperoleh kemampuan yang baru itu
dibutuhkan kemauan yang kuat dan usaha yang keras.
3. Raihlah Kinerja Puncak Untuk meraih kinerja
puncak (top performance), kita harus sungguh-sungguh memfokuskan diri pada apa
yang sedang kita lakukan. Dibutuhkan konsentrasi yang “intens” untuk mencapai
kondisi ini. Kita harus berkonsentrasi penuh tanpa memberi kesempatan
sedikitpun untuk diganggu oleh kejadian ataupun pemikiran di luar konteks
pekerjaan. Dengan focus dan konsentrasi memungkinkan seseorang untuk merasakan
dan merespons informasi yang relevan, baik yang berasal dari dalam pikiran
maupun dari stimuli luar. Jika kita berada dalam kondisi kinerja puncak kita
membuat orang lain terkesan karena kita dapat merespons masukan (input) mereka
dengan semestinya.
4. Berani Mengambil Resiko Berani mengambil resiko
mencerminkan percaya diri yang tinggi. Namun demikian, seseorang tidak harus
seberani “Pemain Sirkus” yang melompat dari ketinggian tanpa lebih dulu
melakukan latihan. Ambillah resiko yang sepantasnya, seperti misalnya 34
menawarkan sebuah solusi jitu untuk suatu persoalan. Menawarkan suatu pemecahan
masalah mengandung resiko karena ada 2 (dua) kemungkinan yang akan terjadi :
Saran pemecahan tersebut diterima, tetapi gagal mencapai hasil yang diharapkan.
Solusi tersebut ditolak, walaupun sebenarnya sangat efektif bagi pencapaian
hasil yang diharapkan - karena tidak diberi kesempatan untuk membuktikan bahwa
solusi itu tepat.
5. Bersikaplah Fleksibel dan Adaptif Orang-orang
yang inovatif bisa beradaptasi terhadap perubahan yang bagaimanapun cepatnya.
Sebaliknya, orang-orang yang tidak inovatif cenderung ingin mempertahankan
“status quo”. Jika kita menunjukkan sikap siap sedia menerima perubahan berarti
kita mempunyai sikap yang fleksibel dan adaptif dalam menghadapi berbagai
situasi dan kondisi yang bagaimanapun. Dengan demikian kita mempunyai mental
yang kokoh dan pribadi yang tidak pantang menyerah (barefisted personality).
Perlu diketahui bahwa orang-orang yang tingkat profesionalismenya tinggi adalah
orang- orang yang Daya Penyesuaian Diri (sense of adaptation) nya tinggi pula.
6. Meningkatkan Kualitas Diri Secara
Berkesinambungan Menurut Filisofi Jepang “KAIZEN”: “Setiap orang SEHARUSNYA
berusaha keras untuk melakukan PENINGKATAN secara bertahap dan berkesinambungan
baik dalam kehidupan pribadi maupun pekerjaan”. Sehingga terjemahan bebas dari
KAIZEN adalah : “Setiap Hari Dengan Segala Cara Saya Akan Menjadi Lebih Baik
dan Lebih Baik Lagi”. Prinsipnya: TODAY MUST BE BETTER THAN YESTERDAY AND
TOMORROW MUST BE BETTER THAN TODAY. Orang-orang yang berorientasi pada
Peningkatan Mutu akan selalu mencari hal-hal yang buruk untuk diperbaiki dan
ditingkatkan.
7. Mau Menerima Kritik Bagi sebagian besar orang,
kritik merupakan kata- kata pedas yang acapkali dihindari dan enggan
menerimanya. Bagi mereka, KRITIK merupakan KESALAHAN atau KEGAGALAN diri. Namun
sebenarnya bila kita menyadari, memang tak ada pilihan bagi untuk menerima
kenyataan bahwa: “Tidak ada manusia yang sempurna” dan “Tidak ada tindakan yang
dilakukan yang selalu benar”. Bagi orang-orang yang inovatif, kritik merupakan
masukan (feedback) yang sangat berarti bagi perbaikan dan peningkatan di masa
depan, asalkan kritik tersebut bersifat obyektif dan memberikan kontribusi
berupa saran-saran yang bersifat konstruktif, bukan kritik yang bersifat
subyektif, tendensius dan sentimental yang hanya didasarkan pada
ketidaksenangan pribadi (personal dislike) dari yang mengkritik tersebut.
Dengan mau menerima kritik, berarti kita telah membangun Sensitifitas Pribadi
dan Keterbukaan Diri bagi perbaikan- perbaikan di masa depan (future
improvement).
MENYIKAPI KRITIK Apa yang akan Anda lakukan ketika
seseorang mengkritik Anda di kantor? Setidaknya ada beberapa hal yang bisa Anda
lakukan:
1. Jika kritik itu benar, konstruktif tidak
destruktif dan Anda memang bertanggung jawab untuk itu, terimalah dan ucapkan
terima kasih untuk kritik yang telah diberikan rekan kerja Anda.
2. Jika sebagian dari kritik itu benar, terima
bagian yang benar tersebut, dan jelaskan bahwa sebagian lainnya tidak tepat.
3. Jika kritik itu ditujukan pada sesuatu yang
bukan merupakan kesalahan Anda, tapi kesalahan salah seorang rekan di bagian
Anda, bisa saja Anda menerima kritik tersebut dan menyampaikannya pada teman
yang bertanggung jawab, atau Anda juga bisa bilang bahwa itu bukan kesalahan
Anda.
4. Jika kritik itu salah atau sama sekali tidak
tepat, katakan bahwa itu kritik tidak benar atau destruktif. Tidak perlu
berdebat panjang lebar, jadi katakan bahwa kritik itu salah dengan tenang dan
masuk akal.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar