KESERBA-BISAAN
(CAPABILITY) Keserba-bisaan seperti halnya kelenturan dapat terus dikembangkan.
Orang yang serba bisa cenderung mendekati berbagai situasi sebagai suatu
kesempatan baru untuk belajar dan meningkatkan diri secara terus menerus.
Setiap orang bisa memilih apakah akan menjadi serba bisa atau tidak melalui 5
ciri khas yang utama. Ciri-ciri khas Utama Keserba-bisaan (Capability) adalah
sebagai berikut :
1. KEULETAN
(ADVERSITY) Keuletan berarti mengatasi keadaan walaupun ada kemunduran,
hambatan-hambatan atau sumber daya yang terbatas. Keuletan merupakan ukuran
ketangguhan dan kegigihan. Keuletan juga berhubungan dengan kekuatan emosional
dan kekuatan mental. Keuletan melibatkan perilaku yang akan menuju sukses akhir
melalui upaya-upaya yang gigih dan pantang menyerah (never give-up). Sejarah
penuh dengan contoh pribadi-priadi yang “Pantang Menyerah” yang beberapa
diantara mereka lebih positif dan memiliki keyakinan diri yang tinggi seperti
diantaranya : Jenderal Sudirman, Cut Nyak Dien, Soekarno, Albert Einstein,
Thomas Alfa Edison, Mozart, Bethoven, dan masih banyak lagi yang lainnya.
2. WAWASAN (SENSE OF
FUTURE) Wawasan merupakan kemampuan Penginderaan Jauh ke Depan (a whole new
sense of future). Seseorang yang mempunyai wawasan bisa melihat hasil yang
diinginkan untuk masa mendatang serta bagaimana cara mencapainya. Wawasan
tersebut memberikan fokus umum untuk membangkitkan energi orang ke arah maksud
dan tujuan yang ingin dicapai serta strategi tindakan untuk sampai ke sana.
Dengan laju kecepatan, sifat dan arah perubahan di zaman sekarang ini tanpa
adanya wawasan untuk membayangkan kemungkinan-kemungkinan yang dapat terjadi di
masa yang akan datang, seseorang bisa terjebak dalam hal-hal sepele yang tanpa
tujuan yang fokus mengenai kegiatan yang harus terus dimiliki dan dijalankan.
Wawasan dapat merupakan berbagai dimensi seperti mulai dari: mencari uang lebih
banyak, mengakhiri sebuah masalah, meningkatkan situasi, menciptakan inovasi,
atau sampai kepada mendapatkan lebih banyak hal-hal yang menyenangkan.
Kemampuan berwawasan bisa dikembangkan dengan membayangkan 5-10 tahun ke depan
dan membayangkan bagaimana Diri Kita dan Perusahaan Kita saat itu. Dengan
demikian kita bisa mengestimasi dan memperkirakan kesenjangan-kesenjangan apa
saja yang ada saat ini untuk ditutup dan dieliminasi, sehingga kita bisa
menyusun rencana sehubungan dengan ekstrapolasi tersebut.
3. PENUH PERHATIAN
(ATTENTIVE) Sikap penuh perhatian berarti menyadari “apa saja yang sedang
berlangsung di lingkungan kita”. Sikap penuh perhatian berhubungan dengan
kemampuan membaca situasi yang tersirat (implicit). Ini bisa dari sesederhana
memperhatikan ketika seseorang merasa bosan dan merasakan bahwa sekarang bukan
saatnya untuk menyampaikan gagasan-gagasan kita. Bersikap penuh perhatian
berarti mengosongkan diri dari pemikiran-pemikiran diri kita sendiri secara
subyektif (mampu melihat dari kaca mata orang lain) dan membuka wawasan dan
pikiran untuk mau melihat segala hal di luar diri kita. Orang yang penuh
perhatian juga tahu kapan ia harus bertindak dan kapan ia tidak boleh
bertindak. Orang yang tergolong penuh perhatian akan bermain dalam hal :
kecenderungan, pola-pola, variasi dan kesempatan. Orang yang penuh perhatian
akan memiliki sikap terbuka baik terhadap informasi yang masuk, ide-ide,
gagasan-gagasan ataupun saran- saran yang datangnya dari luar diri sendiri.
4. KECAKAPAN
(PROFESSIONAL SKILL) Kecakapan adalah kemampuan dan keahlian spesifik pada
bidang-bidang tertentu yang telah dipilih seseorang. Kecakapan tidak cukup
hanya “mampu mengerjakan” tetapi juga memiliki kemampuan “memecahkan masalah”
(trouble shooting) di bidangnya tersebut. Hal ini memungkinkan Anda untuk
dengan cepat dan cekatan mengembangkan dan memperagakan pengetahuan kerja yang
baru dan berbeda dalam kaitannya dengan persoalan, orang-orang dan situasi
kerja. Memperlihatkan KECAKAPAN melibatkan keharusan untuk : mengetahui apa-apa
yang Anda kerjakan dan lakukan, bagaimana cara melaksanakannya, bagaimana cara
menyelesaikan masalah yang terjadi di dalamnya, serta mengkomunikasikan dan
mensosialisasikannya secara efisien dan efektif dengan orang-orang di dalam
lingkup kerja yang lebih kecil ataupun skup perusahaan. Berdasarkan penelitian
yang telah dilakukan atas para pencetak prestasi yang tinggi, dikatakan bahwa kecakapan
pribadi (self-capability) memiliki kontribusi yang sangat berarti dalam
mencapai kecakapan kerja (work-capability). Orang-orang yang memiliki kecakapan
pribadi tinggi akan menetapkan tujuan dan sasaran pribadi yang realistis,
mengantisipasi hambatan yang akan mempengaruhi kemajuan dan mengambil tindakan
yang bisa memberikan sumbangan secara terus menerus kepada keberhasilan dan
kesuksesan. Secara berkala, mereka juga akan melakukan kontemplasi (perenungan
diri) tentang apa-apa yang sudah diperbuat dan hasil-hasil apa yang telah
dicapai selama ini.
5. INTROSPEKSI
(INTROSPECTION) Introspeksi adalah kemampuan untuk memprakarsai perubahan,
mengevaluasi diri dan membuat koreksi diri yang berlangsung terus menerus tanpa
henti. Prof. DR. David C. McClelland menamakan kemampuan ini sebagai suatu
LOCUS OF CONTROL INTERNAL. Orang-orang yang memiliki Locus of Control Internal
yang tinggi apabila menemukan kegagalan dalam segala hal maka yang pertama-tama
ia akan melihat dulu jauh ke dalam dirinya yang menjadi penyebab kegagalan
tersebut bukan malah menyalahkan faktor dari luar dirinya (mis: manajemen,
atasan, bawahan, perusahaan, system kerja, dsb). Ia berusaha keras untuk
mencari Umpan Balik sebagai Hadiah Cuma- Cuma untuk memecahkan masalah
kegagalan yang dihadapinya. Mereka terdorong untuk menjadi Pribadi yang lebih
baik dan bukannya menjadi Pribadi yang paling benar. Orang-orang seperti ini
akan tahu dan sadar bila mereka memperlihatkan pola perilaku dan sikap yang
tidak produktif. Koreksi diri berfokus pada dorongan untuk mendapatkan kualitas
pribadi yang unggul, koperatif dan kolaboratif bukan malah menjadikan pribadi
yang pasif, massive atau eksklusif. Umumnya, orang menganggap tidak perlu
adanya perubahan atau memikirkan perubahan bila dirasakan tidak adanya
kesalahan (no fault) atau bila sesuatu itu berjalan dengan baik (running well).
Hanya kalau sesuatu yang masih baru, tidak lengkap atau tidak sempurna mereka
baru melihat kesempatan untuk membuat koreksi. Padahal ada ataupun tidak adanya
hal tersebut, Peningkatan (improvement) harus terus menerus dijalankan, karena
kepastian PERUBAHAN ke arah yang lebih baik TERUS MENERUS BERLANGSUNG di dunia
ini apapun alasannya. Salah satu teknik yang paling sederhana untuk melakukan
introspeksi atau koreksi diri adalah dengan menyediakan waktu + 5 menit setiap
harinya untuk melakukan peninjauan harian dan mencatatnya dalam Jurnal Pribadi
mengenai kemajuan-kemajuan yang telah dicapai serta tindakan-tindakan apa saja
yang harus dilakukan selanjutnya untuk memelihara dan meningkatkan kemajuan
tersebut.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar