Akhir-akhir ini perusahaan-perusahaan besar di
Indonesia banyak mendirikan Corporate University untuk akselerasi learning dan
development karyawannya, sebut saja Garuda Indonesia, Bank Mandiri, dll. Apakah
ini adalah hal yang positif? Tidak juga jika kita melihat dari kacamata pendidikan
formal di Indonesia.
“Justru ini menandakan ada yang salah dengan sistem
edukasi di negara ini,” kata Pambudi Sunarsihanto, Country Human Resources
Officer Citibank Indonesia, saat sharing di sesi Accelerating Global Talent
Development.
Menjelang AFTA 2015, sistem pendidikan di Indonesia
perlu segera berbenah. Untuk menciptakan global talent, Indonesia harus
mencetak talent-talent yang memiliki ketiga trait kunci yaitu: Communication,
Confidence dan Competence.
Dari segi competence, talent Indonesia tidak kalah
dari talent negara lain, orang kita pintar-pintar. Tapi dari sisi communication
dan confidence ini lah kunci utama survive di era global. Namun justru
softskills ini yang dirasa kurang ditekankan di sistem pendidikan formal kita.
“Di Singapura misalnya, mereka mulai menyadari
kekurangan sisi softskills dari system edukasi mereka. Di Perancis, mereka
memiliki program apprentice, dimana 30% adalah belajar teori di kelas dan 70%
adalah praktek atau magang di perusahaan-perusahaan, sehingga lulusannya siap
nyemplung ke dunia kerja,” tambahnya lagi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar