Kecepatan kita belajar harus lebih tinggi
daripada kecepatan perubahan, kalau tidak, kita akan menjadi orang yang tidak
mendapat bagian apa-apa dalam perubahan tersebut.
Itulah salah satu alasan yang mendasari Telkom
untuk mencanangkan blended learning di perusahaan. Blended learning diambil
sebagai langkah yang digadang mampu mengakselerasi proses belajar dari
talent-talent di Telkom.
Sebenarnya, apa sajakah pemicu dari transformasi
tersebut? Agus Riyanto, Vice Chairman Satgas Telkom Internasional Capability
Center mengatakan bahwa perubahan tersebut dipicu oleh beberapa hal, di
antaranya VUCA World (Volatile, Uncertain, Complex and Ambiguous), Tren
Industri, Borderless Ecosystem, dan Asean Economic Community.
Telkom menginginkan agar karyawannya mempunyai mindset positif sehubungan dengan kondisi tersebut. Tren Industri juga berubah, terutama karena disebabkan oleh perkembangan teknologi informasi dan komunikasi.
“Kini kita bekerja dengan player yang borderless,
seperti google, apple, itu kan mereka borderless”, ungkap Agus.
Konsep blended learning di Telkom adalah
menggabungkan antara cara belajar online dan offline. Pemanfaatan jalur online
ini dipicu oleh beberapa alasan seperti kondisi perusahaan yang tersebar di
beberapa wilayah di Indonesia dan bahkan luar negeri sehingga sulit untuk
bertatap muka, juga karena karyawan Telkom sudah banyak yang muda-muda.
“Karyawan kita kan sebagian anak-anak muda. Mereka
adalah generasi yang gadget minded, sehingga dengan online mereka menjadi lebih
tertarik dan aktif dalam berpartisipasi,” demikian diungkapkan Agus.
Secara lebih detail, implementasi ini
dijabarkan dengan pemanfaatan beberapa pola kegiatan belajar mengajar.
Menurut penjelasan dari Agus Riyanto, pola belajar tersebut diimplementasikan
melalui Corporate University, dengan skema 10 persen belajar di kelas, 70
persen call to action atau praktik di lapangan dan 20 persen
sisanya adalah coaching atau mentoring oleh manajer.
Di dalam kelas, mereka diberikan materi-materi,
gaming session dan juga penguasaan konten. Sedangkan di sesi “call to action”
para Telkom Learner diminta fokus untuk mengimplementasikan ilmu-ilmu yang
telah mereka dapat ke dalam proyek-proyek nyata di perusahaan. Agar semua
proses pembelajaran berjalan interaktif dan dapat dievaluasi, maka para talent
juga didampingi oleh manager masing-masing untuk selalu melakukan mentoring dan
coaching terhadap kinerja mereka. (*/@yunitew)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar